Woman On Top 28

2K 272 46
                                    

Seneng gak sih kalean semua kalau aku rajin up dan double up? Xixixix.

Doain sehat dan lancar terus ya nulisnya ☺️ lancar rejeki juga heheh 😘😘

Happy reading muaccchhh







"Wahhh, akhirnya aku punya kegiatan lagi. Dev, fotoin aku."

Tanpa diminta dua kali, Radeva izin kepada atasannya untuk memotret calon istrinya sebentar. Lelaki yang hampir sesusia ayahnya itu sedikit tertawa dan membiarkannya mengurus sang calon istri yang kelihatan nggak terganggu dengan orang yang barlalu-lalang.

"Pakai ponselku," kata Pra saat Radeva hendak mengeluarkan ponselnya sendiri. Tentu saja Pra ingin mengabadikan momen dengan kamera yang bagus, bukan dengan android Radeva yang sebenarnya sudah waktunya ganti.

Setelah mendapatkan beberapa foto, dia melihat hasilnya. Cukup memuaskan untuk ukuran Radeva yang hampir nggak pernah mengambil fotonya diam-diam.

"Kamu berdiri di sana, aku fotokan," katanya kemudian sambil mendorong tubuh lelaki itu. Namun ponselnya malah direbut dan tangannya gantian ditarik.

"Kita foto waktu pulang aja, nggak enak sama atasanku."

"Ah, iya. Kita semobil sama mereka?"

"Enggak. Kita di mobil sendiri. Aku udah pesan."

"Kapan kita jalan-jalan?"

"Nanti kalau pekerjaannya selesai." Radeva memelankan suaranya saat sudah dekat dengan dua atasannya yang lain. "Sampai di hotel nanti aku langsung meeting. Kalau mau ke mana-mana jangan lupa bilang."

"Hm, kita satu kamar?"

Radeva hampir menjitak kening Pramita dan memarahinya atas pikirannya yang ngawur. Untungnya gadis itu cepat-cepat nyengir dan minta maaf sehingga Radeva nggak perlu melakukan apa pun.

"Aku udah list tempat makan mana aja yang bisa kita kunjungi dan wisata di dekat-dekat sini," kata Pra pelan.

"Katamu nggak punya waktu," balas Radeva, mengingat reaksi paniknya saat baru saja diberi tahu akan berangkat ke Bali hari ini juga.

"Aku cari-cari waktu nunggu pesawat tadi." Pra menarik napas dan berkata lagi dengan nada suara pelan. "Tapi sepertinya besok aku harus melakukan plan-ku sendirian karena orang yang membawa aku ke sini sibuk kerja."

Radeva menanggapinya tak lebih dengan tertawa pelan. Dia bergabung dengan atasannya dan memastikan Pra berada tetap di dekatnya. Untungnya gadis itu bisa menyesuaikan diri sehingga nggak kelihatan terlalu canggung dengan suasananya.

***

Ah, kenapa Radeva sangat rapi? Bahkan, tatanan barang di kopernya pun lebih rapi daripada milik Pramita. Lelaki itu tampaknya lebih pintar berkemas daripada dirinya yang seorang perempuan. Barang-barangnya selain baju dibungkus dalam pouch putih buram. Ada list tulisan tangan barang apa saja yang dibawa, tampaknya untuk mempermudah dia dalam mengemas.

"Sebagai perempuan aku dibuat minder," gumam Pra.

Dia berdiri sambil berkecak pinggang, menatap ke sekeliling kamar Radeva yang sama persis dengan kamarnya. Sebuah jendela menghadap pantai, ranjang ukuran normal, kulkas, meja, kursi santai, dan kamar mandi. Beberapa bungkus kopi, gula, dan teh dalam ukuran satu kali seduh masih rapi di meja, dan ranjangnya baru berantakan setelah Pra mengacak-acak dengan tubuhnya.

Woman On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang