Woman On Top 19

2K 278 16
                                    

Sekali lagi Pramita melihat ke balik cermin, memeriksa make up-nya dan kebayanya untuk memastikan nggak ada sesuatu yang terkesan berlebihan. Melihat wajahnya sekarang dia menjadi yakin untuk menjadikan teman Eveline si MUA untuk jadi timses pernikahannya. Hasil yang natural dan nggak manglingi membuat Pra merasa lebih percaya diri.

"Mau ngaca berapa lama lagi, Pra?"

Pramita langsung menoleh dan nyengir ke mamanya. "Aku cantik?"

Mamanya memasang wajah bosan dengan pertanyaan itu. Pra cuma cengengesan, dia sendiri lupa sudah berapa kali bertanya soal kecantikannya.

"Keluarganya Radeva sebentar lagi sampai."

"Aku harus apa sebelum keluar?"

"Tunggu aja sampai Mama panggil."

Pramita mengangguk mengerti. Akhirnya dia dan Radeva benar-benar akan menjadi sepasang calon pengantin secara resmi. Pramita sudah memindahkan cincin lamanya ke jari tengah dan siap menerima cincin pertunangan ini ke jari manis. Mungkin lain kali dia hanya akan memakai salah satunya dan menyimpan yang lain.

"Gimana warna baju ini di kulitku, Mah? Bikin aku semakin cerah atau kusam?"

Sejenak mamanya mengamati, lalu mengangguk. "Bagus juga, kulitmu memang cocok pakai warna semacam ini."

"Tapi kayaknya Radeva nggak cocok-cocok banget." Pramita mengamati kulit tangannya yang terlihat lebih cerah dengan kebaya warna baby blue itu.

"Memangnya dia nggak ikut pas kamu milih warna?"

"Enggak, ukuran batiknya dia aja pakai ukuran orang lain. Dia nggak bisa banget waktu itu, dan katanya nurut aku aja mau pakai warna apa."

Pramita sendiri harus membujuk Eveline agar mau membuatkannya baju secara mendadak sehari setelah pertemuan keluarga. Bagus Eveline menyanggupi karena Pramita belum punya pandangan mau buat di mana dengan waktu semendadak itu.

"Yakin nggak mau makan dulu?"

"Perutku nanti jadi besar, Mah, aku makan habis acara aja."

Mamanya hanya menggeleng pelan, nggak paham dengan pemikiran Pramita yang memilih telat makan demi membuat penampilannya sempurna. Wanita itu meninggalkan Pramita sendirian di kamar untuk ngobrol dengan saudaranya yang lain.

Pramita mengambil ponselnya untuk berfoto, lalu mengirimkan salah satu yang terbaik kepada Radeva diikuti pesan singkat.

Pra: Kamu deg-degan? Aku nggak deg-degan.

Radeva langsung membaca pesannya dalam beberapa detik, lalu terlihat sedang mengetik.

Dev: Deg-degan.

Pra: Devvv kirim fotomu. Mau lihattt!

Dev: Gelap. Masih di jalan.

Pra:

Pesan terakhir Pramita hanya dibaca. Nggak lama rombongan Radeva terdengar tiba. Mereka sepakat mengadakannya bersama keluarga inti saja sehingga suasana bisa menjadi lebih intim dan kondusif. Lagi pula rencananya terlalu mendadak untuk mengundang banyak orang.

Untungnya mereka mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Saudara Pramita sendiri ada yang sudah terbiasa menjadi MC di acara pernikahan dan menyanggupi untuk menjadi MC di acara tunangan ini. Fotografer dan videografer Pramita dapatkan dari kenalannya sendiri yang kebetulan minggu ini jadwalnya kosong padahal statusnya sudah full book sampai empat bulan ke depan. Bang Defandra meminta karyawannya untuk mengurus dekorasi sederhana di rumah Pra, dan mamanya yang mengurus semua persoalan makanan.

Woman On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang