Keesokan harinya di kost-an Merjasakalevin ini, Tio dan Satria sedang membereskannya, seperti Tio yang menyapu dan Satria yang merapikan barang-barang.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketokan pintu membuat keduanya terdiam sejenak dan saling bertukar pandangan.
"Siapa, Bang?." Tanya Satria.
"Gak tau, bentar gue buka dulu." Ucap Tio.
"Sebentar!!." Ucap Tio sedikit berteriak dan langsung membuka pintu, namun seketika dirinya membeku ditempat ketika melihat siapa yang menjadi tamu di pagi ini.
"Euh.. Cari siapa, Pak?." Tanya Tio gugup.
"Jovan." Begitu jawabnya.
"Oh! Silahkan masuk, Pak." Ucapnya lalu tamu itu pun mengikutinya, Tio meminta tamu itu untuk duduk di sofa dan langsung menyiapkan jamuan.
"Sat, panggil Jovan." Titahnya ketika melewati Satria.
"Jovan!!!." Panggil Satria berteriak.
"Samperin anjing! Kalo gitu mah gue juga bisa." Ucap Tio yang mendapatkan cengiran dari Adiknya itu.
Satria pun langsung berlari menuju kamar Jovan dan memanggilnya.
Cklek!
"Kenapa sih, Bang? Gue lagi tidur juga, ah! Ganggu lo." Gerutu Renjana, yang di panggil adalah Jovan namun yang keluar adalah Renjana, mentang-mentang sekamar.
"Jovan mana? Tuh, ada yang nyari." Ucap Satria.
"Hah? Bentar." Lalu Renjana kembali masuk ke kamar.
"WOY ANJING! BANGUN!." Teriak Renjana membangunkan Jovan.
"Apaan sih, babi ah! Ngantuk nyet." Sahut Jovan dengan malas.
"Tuh ada yang nyari katanya." Ucap Renjana yang membuat Jovan segera bangkit dan duduk.
"Siapa?."
"Ya mana gue tau!."
Jovan turun dari kasurnya lalu berjalan menuju kamar mandi, dan tak lama kemudian ia pun kembali.
"Gue kebawah dulu." Ucapnya.
"Oke."
"Beresin!." Titahnya.
"Iya!."
Jovan keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga, tak lupa juga menguap akibat masih mengantuk.
"Tuh, ada Bapak-bapak nyariin lo." Ucap Tio.
"Siapa?."
"Gak tau, baru lihat. Tapi auranya itu mahal." Ucap Tio.
"Yang lain mana, Bang?." Tanya Jovan.
"Ada yang masih dikamar, ada juga yang keluar." Jawab Tio.
"Samperin sana!." Titahnya pada Jovan.
Jovan berjalan kearah ruang utama dan senyumnya pun berkembang seketika, ketika melihat siapa yang menjadi tamu di kost-an mereka.
"Ayah.." Panggil Jovan pada tamu itu, yang ternyata adalah Ayahnya -Jendra.
Jendra menoleh pada Jovan dan tersenyum dengan begitu lebarnya, lalu menarik Jovan ke dalam pelukannya.
"Bagaimana kabarnya?." Tanya Jendra.
"Baik, Yah.." Jawab Jovan.
Tio dan Satria yang penasaran pun mengintip kearah ruang utama.
"Ayahnya ternyata." Tio berdecak kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Teen FictionKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...