Sesampainya di kost-an, Vanya menggiring ketujuh anaknya untuk masuk dan duduk di sofa ruang utama.
"Gak ada yang niatan buat nawarin minum gitu?." Tanya Vanya tiba-tiba.
"Mami haus?." Tanya Leo.
"Enggak, Mami lapar." Jawab Vanya.
Melvin tersenyum tipis lalu berjalan kearah dapur untuk membawakan minuman dan beberapa makanan ringan untuk Vanya dan yang lain.
"Ini, Mam." Ucap Melvin.
"Aduh.. Gak usah repot-repot Melvin, tapi makasih." Ucap Vanya.
"Harsa?." Panggil Vanya yang membuat si empunya menoleh padanya.
"Kenapa, Mam?." Sahut Harsa.
"Kenapa kamu balapan?." Tanyanya.
"Jujur aja nih, ya.. Harsa gabut." Jawab Harsa.
"Semangat." Ucap Vanya tiba-tiba yang membuat Harsa bingung.
"Maksudnya?." Tanya Vanya.
"Kamu pasti tau maksud Mami, Harsa. Kalian juga." Jawabnya. "Kalo begitu, Mami pulang dulu, ya? Baik-baik disini ya sayang. Kapan-kapan, Mami kesini lagi bareng Papi. Papi udah transfer uang belum?." Lanjutnya bertanya.
"Gak tau belum dilihat." Jawab Leo.
"Yasudah, sini peluk dulu." Ucap Vanya lalu menarik Leo kedalam pelukannya. "Mami rindu sama anak Mami ini." Ucapnya.
"Mami baik-baik di sana ya? Jangan sakit, nanti Leo pulang." Ucap Leo setelah lepas dari dekapan sang Mami.
Vanya mengangguk pelan dan berkata. "Mami tunggu. Jangan nakal disini ya? Nurut sama Abang."
"Iya Mami.. Leo gak nakal kok."
"Masa?." Melvin langsung menyikut lengan Renjana, yang membuat Vanya terkekeh.
Vanya mengeluarkan amplop berwarna coklat dan memberikannya pada Leo.
"Yang dari Papi, kamu pakai untuk sehari-hari. Dan ini, kamu pakai untuk membayar kost-an." Ucapnya.
"Terimakasih, Mami..! Boleh sekalian tuker mobil gak? Yang itu mogok terus, kesel jadi jarang dipake." Ucap Leo menegosiasi.
"Boleh kok, ambil aja." Ucap Vanya.
"Mami langsung pulang ke Bali?." Tanya Leo.
"Enggak, Mami masih ada urusan di Jakarta." Jawab Vanya.
"Udah ah, see you semua.." Ucap Vanya lalu pergi.
"Bang, gue belanja dulu ya?." Ucap Naka selaku konsumsi satu, bendahara dua, kebersihan, dan koki di kost-an.
"Jadwal hari ini kan gue, sama Gevin." Ucap Jovan.
"Iya, Bang.. Abang Naka tinggal tulis apa aja yang kudu dibeli." Ujar Gevin.
"Lama kalian mah." Cetus Naka.
"Sabar napa! Apa aja yang harus dibeli?." Tanya Jovan.
"Dengerin baik-baik, gue gak suka ngulang ucapan." Jawabnya.
"Bentar-bentar." Ucap Gevin lalu mengeluarkan buku kecil di sakunya lengkap dengan pulpen. "Apa?." Tanyanya.
"Kalian beli, tepung, beras, cabe merah dan hijau, bawang merah putih bombay daun, minyak, kol, tahu, tempe, telur, selada, mienya bebas apa aja, bayam, saus tiram, sosis dan kawanannya, garam abis, sasa juga, penyedap rasa, kecap, saus tomat, tomat, daging ayam, wortel, tapioka jangan lupa." Ucap Naka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Ficção AdolescenteKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...