"Enggak, cuman takut aja kalo Mami punya musuh." Jawaban Leo berhasil membuat senyum manis Vanya mengembang.
"Enggak kok, tenang aja."
Tok! Tok! Tok!
"Permisi, Bu.. Ada tamu yang ingin bertemu." Ucap Ninda karyawan di perusahaan itu.
*****
Melvin dkk saling bertatapan ketika melihat siapa yang muncul dari ambang pintu. 'Dia' orang itu datang dan menjadi tamu di kantor milik Vanya, tanpa menggunakan penutup wajah. Mereka tak tau bagaimana rupa orang yang mereka sebut 'dia' itu, tapi mereka tau postur tubuhnya. Orang itu sangat persis dengan sosok 'dia'.
Orang itu berjalan mendekati Vanya dan Vanya memintanya untuk duduk, tatapan matanya menatap lurus dan menusuk netra ketujuh anak remaja itu.
"Anak-anak, kalian masuk keruangan itu dulu ya?." Ucap Vanya yang dianggukki oleh ketujuhnya.
"Ada yang bisa saya bantu?." Tanya Vanya pada orang itu.
.
"Bang.." Panggil Gevin.
"Tenang aja." Ucap Melvin yang seakan tau apa yang ada dalam pikiran Gevin.
Tak lama kemudian, ponsel milik Harsa pun berbunyi.
"Ketua! Gue udah tau siapa orang yang lo maksud kemaren, baru aja gue dapet datanya."
"Siapa?." Tanya Harsa pada Kevin-ya, yang menelponnya adalah Kevin.
"Namanya, Dirto. Dia seorang pengusaha yang terkenal, namun perusahaannya jadi turun karena kenaikan perusahaan milik Pak Dean, Arkana' nama perusahaannya. Terus, disini juga ditulis kalo perusahaan dia juga bersaing sama beberapa perusahaan besar kayak Anantara Cube milik Pak Gama, JVN Company milik Pak Jendra, LC Bumantara milik Pak Andres, Bian Properties milik Pak Riandra, Giat Smart milik Pak Anton, dan Abadi Collection milik Pak Ardipto. Udah cuman segitu yang gue dapet." Jelas Kevin.
"Oke, Vin. Thanks ya? Nanti gue kasih reward." Ucap Harsa.
"Halah! Sok-sokan mau ngasih reward, iya sama-sama." Lalu Kevin memutuskan panggilannya.
"Kalian dengarkan? Kebetulan macam apa ini?." Tanya Harsa tersenyum getir.
"Kok bisa?." Gumam Gevin bertanya.
"Kira-kira, dia siapa ya?." Tanya Naka yang penasaran dengan tamu Vanya.
"Leo, sayang?." Panggil Vanya.
"Iya, Mam."
"Itu, tamunya mau ketemu sama kamu." Ucap Vanya yang membuat ketujuhnya saling berpandangan.
"Siapa, Mam?." Tanya Leo.
"Pak Dirto." Jawab Vanya.
Leo terkejut, tak lama kemudian ia kembali menetralkan ekspresinya dan menoleh kepada sahabat-sahabatnya, seakan mengerti dengan tatapan Leo, Melvin berucap. "Sana, temuin." Dan Leo pun mengangguk lalu keluar dari ruangan.
"Pak? Ini putra saya, Leo." Ucap Vanya tersenyum.
"Duduk." Bisik Vanya pada Leo.
"Saya, Dirto." Ucapnya memperkenalkan diri.
"Leo." Sambil membalas jabatan tangan Dirto.
Sementara didalam ruangan...
"Penasaran ih, pengen ngintip." Ucap Renjana.
"Bintitan mata lo nanti." Ucap Naka.
"Biarin ah, kepo gue." Ucap Renjana.
"Serah." Balas Naka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Roman pour AdolescentsKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...