22 || Kelas dua belas.

458 40 0
                                        

Tepat pukul delapan malam, Melvin dan keenam Adik kostnya telah tiba di pekarangan kost-an. Perlahan namun pasti, Naka memarkirkan mobilnya lalu turun bersama seraya melemparkan kunci mobil pada pemiliknya, Leo. Dengan sigap, remaja asal Denpasar Bali itu menangkap kunci yang digantungi boneka lumba-lumba berukuran kecil itu dengan sempurna.

"Woy!! Darimana aja kalian?!!." Tanya Tio yang kebetulan lewat didepan kost-an mereka bersama dengan dua kawannya.

"Jalan-jalan atuh Bang!." Jawab Jovan.

"Gegayaan lo pada jalan-jalan kagak ajak kita." Cibir Satria.

"Ya mana kita tau kalo kalian mau ikut." Sahut Renjana.

"Bawa oleh-oleh gak?." Tanya Agam.

"Kagak Bang, kalo baju kotor mah ada. Mau?." Jawab Harsa menawarkan.

"Gak makasih!." Cetus ketiganya yang membuat Melvin dkk terkekeh.

"Kalian darimana?." Tanya Melvin dengan ramah.

"Ini, abis beli nasgor." Jawab Tio seraya mengangkat kantong plastik putih di genggaman tangan kanannya, guna menunjukkan bawaannya pada Adik kostnya itu.

"Udah ah! Mau cepet-cepet makan. Kalian langsung istirahat, jangan gadang besok sekolah." Ucap Agam memberitahu.

"Siap Bang!!." Sahut Melvin dkk berseru.

Lalu tiga Abang itu pun pergi, menyisakan tujuh anak remaja yang berdiri didepan pintu kost-an. Kini, terlihat Jovan yang tengah memutar kunci agar pintu bisa terbuka dan mereka bisa masuk juga beristirahat didalam.

"Masuk hayu? Udah malem, kasihan si Ren kedinginan." Ucap Naka yang membuat kelimanya menoleh pada Renjana yang menggigil seraya memeluk jaketnya erat dengan cengirannya yang begitu khas.

"Ya udah, yuk." Ajak Melvin lalu memeluk Renjana dari samping guna mengurangi dingin yang Renjana rasakan.

Sampailah mereka didalam rumah dengan Harsa yang langsung menghempaskan dirinya pada sofa, Leo ikut bergabung dengannya lalu memainkan benda pipih yang ia keluarkan dari saku celananya. Renjana berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum dengan Naka yang menata sisa belanjaan Leo tadi siang kedalam kulkas, Jovan langsung berlari memasuki toilet untuk mengeluarkan hajatnya. Lalu ada Gevin yang langsung saja berlari menuju kamarnya. Sementara Melvin, anak itu menjadi member yang terakhir memasuki kost-an.

"Langsung ke kamar, tidur." Perintah Melvin yang baru saja mengunci pintu.

Kelima Adiknya pun langsung berjalan menuju kamarnya masing-masing menyusul si bungsu yang mungkin sudah berkelana di alam mimpinya tanpa membantah sedikitpun, dibelakang mereka ada Melvin yang mengikuti.

"Bersih bersih dulu sebelum tidur, biar gak gatel." Begitu ucap Melvin.

"Iya, Bang." Sahut keenamnya bersamaan.

"Leo, bilang sama Gevin. Jangan main game dulu, langsung tidur."

"Iya, Bang."

"Oke terimakasih untuk kerja samanya, selamat malam Adek-adek gue."

"Malam Bang!!."

"Sleep well Baby's." Lalu Melvin pun masuk ke kamarnya, sama halnya dengan kelimaAdiknya.



Pagi yang cerah dengan matahari yang masih malu-malu untuk memancarkan cahayanya. Hari ini adalah hari pertama bagi Melvin dkk untuk menduduki bangku kelas dua belas, yang dalam artian adalah bangku akhir sebelum melanjutkan jenjang kuliah.

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang