Minggu ini, Melvin dan kelima Adiknya sedang bersantai di ruang tengah, ada yang duduk di sofa dan ada juga yang hanya duduk lesehan diatas karpet doraemon sambil menonton televisi dengan ditemani beberapa makan ringan dan minuman bersoda.
"Bang, kenapa SpongeBob bentuknya kotak juga kuning? Sedangkan yang lain kayak ikan?." Tanya Gevin yang tengah fokus menonton film SpongeBob dengan Abang-abangnya, kecuali Jovan yang berada di kamarnya.
"Karena dia itu spons." Jawab Melvin seraya mencomot kripik didalam plastik.
"Tapi, emangnya ada ikan spons?." Tanya Gevin bingung.
Tanpa babibu Renjana mengambil remot televisi tersebut lalu mematikannya dan berdiri setelahnya ia pergi. Hal itu mampu membuat Gevin terdiam seketika.
"Nah kan, mati kan, makanya kalo nonton TV itu nikmatin aja gak usah banyak tanya." Ucap Naka menahan rasa kesalnya pada Gevin, lalu bangkit dan berjalan kearah dapur.
"Emang gue salah ya?." Tanya Gevin heran.
"Enggak, si Ren nya aja yang lagi sensi kayaknya." Jawab Melvin yang beralih pada satu kaleng minuman.
Tok! Tok! Tok!
Sebuah ketukan pada pintu yang tertutup berhasil mengalihkan perhatian penghuni kost dari si kotak kuning yang sedang berlari berusaha menangkap ubur-ubur bersama kawan bintangnya.
"Assalamu'alaikum..!."
"Siapa Bang?." Tanya Leo yang duduk di sofa, lalu Naka muncul dari arah dapur dengan segelas air dingin didalam genggamannya.
"Bukan siapa-siapa, buka pintunya." Titah Naka dan hendak kembali duduk di karpet motif doraemon.
"Hehe, males." Ucap Leo yang membuat Naka mengurungkan niatnya untuk duduk dan memilih untuk membukakan pintu.
Cklek!.
"Oh! Wa'alaikumsalam.." Sahut Naka setelah pintu yang awalnya tertutup itu telah terbuka.
"Hai.. Euh, Jovan-nya ada?." Tanyanya canggung.
"Le! Panggil Jovan." Titah Naka lalu Leo pun bangkit dari duduknya dan menuju kamar Jovan.
Tak membutuhkan waktu lama, Leo kembali dengan Jovan yang mengikutinya dibelakang.
"Siapa?." Tanya yang lain bersamaan.
Secara otomatis, semua atensi penghuni kost-an itu mengikuti arah tunjuk Naka. Pintu yang Naka buka itu tidak memberikan cukup ruang untuk mereka melihat siapa yang bertamu, karena penasaran akhirnya mereka yang duduk pun bangkit dan menghampiri Naka yang berdiri didepan pintu.
"Geisha, ngapain?." Pertanyaan itulah yang pertama terdengar dari Jovan.
"Jovan.." Lirih Geisha lalu memeluk Jovan dan menangis didalam dekapan kekasihnya.
"Hey, kenapa? Ada apa? Ayo masuk dulu." Tanya Jovan lalu mengajak gadis itu untuk masuk, sebelumnya Jovan menoleh kepada keenam sahabatnya untuk meminta ijin terlebih dahulu. Setelah memberikan ijin, satu persatu dari keenamnya mulai memisahkan diri dan memberikan waktu untuk Jovan dan Geisha.
"Duduk." Jovan membawa gadis itu untuk duduk di sofa.
"Na, boleh minta tolong gak? - "
"Boleh~." Ucap Naka memotong ucapan Jovan, lalu anak itu membawa langkahnya menuju dapur. Tak lama kemudian, Naka kembali dengan segelas air di tangannya.
"Makasih.." Ucap Jovan menerima gelas berisi air dari Naka.
"Gue ke kamar dulu, jangan macem-macem! Mata gue dimana-mana." Lalu Naka pun pergi menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Dla nastolatkówKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...