32 || Harsa pulang.

404 42 10
                                    

Sejuknya udara pagi memang mampu membuat siapapun urung dengan yang namanya mandi. Di ruang tengah, Melvin dkk minus Harsa sedang berkumpul dihadapan televisi yang menyiarkan kartun kesayangan mereka yaitu si botak kembar. Dengan ditemani beberapa toples cemilan dan minuman kaleng juga duduk selonjoran di karpet doraemon, itu memanglah sangat menyenangkan.

Gelak tawa terdengar saling bersautan di ruangan itu, tak jarang pula keenamnya sempat beradu argumen tentang film yang mereka tonton. Sebagai pecinta upin-ipin, Gevin jelas membantah ucapan Renjana yang berbunyi. "Sekolah TK mulu dari jaman gue masih pake popok dan sekarang gue SMA kelas tiga. Gak lulus-lulus anjir! Kapan gedenya mereka?." Ucap Renjana menggebu-gebu, pasalnya ia ingin menonton sinetron yang lebih cocok dengan remaja seusianya, tentang percintaan contohnya.

"Namanya juga kartun, Bang. Udah lah gak usah ngomen, kayak netizen aja kelakuan lo." Sahut Gevin tak terima.

Di sisi lain, Harsa sedang berdiri tepat dihadapan lemari pakaian yang terbuka sangat lebar. Terlihat remaja itu tengah kebingungan dalam memilih outfit apa yang akan ia pakai hari ini.

"Apa ya? Bingung gue." Monolognya.

"Yang hitam, apa yang abu? Hitam? Abu? Putih aja deh." Akhirnya ia pun mendapatkan pendiriannya.

Di tataplah hoodie putih pilihannya, lalu ia memakainya dan berkaca. "Ya Allah Harsa.. Kok cakep banget sih? Tapi sayang, lo jomblo." Monolognya yang mencintai dirinya sendiri, namun lesu di akhir.

"Oke! Sekarang saatnya ketemu mereka. Bismillah, semoga gak ngecewain." Setelah memantapkan diri, ia pun keluar dari kamar dan berpamitan dengan yang lain.

"Gue anter ya?." Ucap Naka menawari.

"Gak usah, gak papa." Tolak Harsa.

"Kalo gitu, gue pergi dulu ya? Do'ain, semoga gak ngecewain." Ucap Harsa.

"Aamiin, Sa. Semoga aja. Lo hati-hati ya? Kalo ada apa-apa kabarin kita, pokoknya pas lo pulang nanti, kita rapat." Ucap Renjana yang disetujui yang lain.

"Iya Ren.. Lo tenang aja, oke sekian dulu dari gue. Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam."

"Kok gue yang deg-degan ya?." Tanya Jovan seraya menyentuh dadanya.

"Sama anjir." Sahut Leo.

"Gak papa, everything gonna be okay." Ucap Melvin.

Diluar kost-an, Harsa sedang mengeluarkan motornya dari garasi dengan cara menariknya mundur perlahan. Lalu setelah berhasil, remaja itu menaikinya dan melajukannya dengan kecepatan sedang. Motor yang digunakan Harsa berhenti tepat di depan gerbang kost-an Agam, Tio dan Satria. Terlihat Agam yang sedang menyiram tanaman, lalu keduanya pun berbincang ringan dan sempat berpelukan juga.

Setelah itu, Harsa kembali mengendarai motor sport hitam kesayangannya dengan kecepatan tinggi, jujur saja, Harsa ingin cepat-cepat sampai di tujuan. Dibalik helm full face yang ia pakai, terdapat senyum yang begitu lebar di wajahnya. Ada rasa senang, dan ada juga rasa gundah di hatinya.

"Bismillah ya Allah. Semoga Asa bisa menemukan titik terang di kehidupan Asa ini. Semoga gak mengecewakan. Aamiin.." Batinnya berdoa.

Harsa menambah kecepatan motornya, sepasang mata indah itu menatap jalanan dengan fokus. Ia benar-benar ingin segera sampai ditempat tujuannya.

Tak terasa pagi sudah berganti siang, dan siang sudah berganti sore. Harsa menepikan motornya tepat didepan masjid yang ada di daerah sana, lalu ia turun dan masuk ke dalam bangunan kubah itu.

Setetes demi setetes air ia gunakan untuk berwudhu, setelah selesai dengan wudhu-nya Harsa berjalan memasuki tempat ibadah itu dan berdiri disalah satu sajadah yang mengampar di sana.

Our HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang