Selesai makan, ketujuh remaja itu memilih untuk bersantai dikamar Melvin dengan posisi yang berbeda-beda, ada yang duduk manis diatas kasur, ada yang lesehan, ada yang main game, ada yang merenung dan ada pula yang baringan.
"Abis dari sini kita kemana?." Tanya Leo memecahkan keheningan.
"Gak tau, gue mah ngikut aja." Ucap Jovan.
"Mmm.. Ke tempat wisata yuk?." Ajak Gevin yang kini menjadi pusat perhatian.
"Kemana?." Tanya Renjana.
"Tempat wisata." Jawab Gevin.
"Iya dimana?." Tanya Renjana kesal.
"Disini." Jawab Gevin dengan polosnya.
"Dah lah." Pasrah Renjana yang membuat kelimanya tergelak.
"Dek, dengerin. Maksud Abang lo yang kedua ini. Kan lo pengen ketempat wisata, nah di daerah sini tuh pasti banyak, dan sekarang lo pilihnya yang mana?." Jelas Melvin dengan sabar.
"Oohh.. Gitu-"
-Oohh.. Gitu, damn!!." Seru Naka, Harsa, Jovan dan Renjana, meniru Gevin.
Gelak tawa kembali terdengar dengan suara tawa Melvin yang berdominan. Bahkan saat ini Leo tengah memeluk bagian perutnya seraya mengusap air mata yang keluar akibat tertawa.
"Nyebelin." Gumam Gevin.
"Biarin!." Sahut keempat Abangnya itu.
"Ck! Bang Melv, kita ke merapi aja yuk?." Ajak Gevin.
"Gas!!!." Sahut keenam Abangnya.
Setelah menentukan, Melvin dkk langsung meninggalkan hotel dan menuju ke tempat yang Gevin inginkan. Tepat pukul delapan, akhirnya ketujuhnya pun sampai berkat Jeep yang mereka naikin.
"Sudah sampai..!." Ucap supir Jeep itu. Sekedar info, mereka memesan tiga Jeep untuk pulang pergi.
"Mari saya antar, takutnya nyasar." Ucapnya.
"Terimakasih, Mas." Ucap ketujuhnya.
Sampai lah ketujuh remaja itu dan Mas Sobri -supir Jeep, didekat gunung merapi. Ketujuhnya terkagum-kagum dengan keindahan yang gunung itu tunjukkan. Terdapat kabut tipis yang menyelimuti permukaan gunung menambah keindahan alam yang diberikan.
"Foto-foto!!." Seru Harsa yang tak ingin terlewatkan.
"Sini, saya fotoin." Ucap Mas Sobri.
"Ah iya, terimakasih Mas." Ucap Leo seraya memberikan kamera yang dibawanya.
"Siap? Tiga, dua, satu!."
Cekrek!
"Lagi?."
"Iya!!."
"Tiga, dua, satu!."
Cekrek!
"Bikin video Mas!." Ucap Renjana.
"Oke! Siap?." Tanya Mas Sobri.
Lalu ketujuh remaja itu melingkar dan menumpukan tangan mereka masing-masing, membuat Mas Sobri menginjak batu untuk merekamnya. Senyuman hangat yang tercipta di wajah mereka membuat Mas Sobri turut menarik kedua sudut bibirnya.
"Seven dream!!!." Seru Melvin.
"Forever!!!." Sahut keenamnya.
Lalu ketujuhnya pun saling berpelukan membuat Mas Sobri yang merekamnya ikut terbawa suasana. Pagi itu, di tempat itu, tujuh remaja yang awalnya tak saling mengenal, kini saling melontarkan janji untuk tetap bersama bagaimanapun takdir yang akan Tuhan berikan pada mereka di masa depan. Hembusan nafas yang terdengar begitu leluasa dengan gelak tawa yang saling mengudara dan hati yang merasa sangat bahagia. Tak akan bosan mereka mengungkapkan bahwa mereka sangat bersyukur karena Tuhan mempertemukan dan mempersatukan ketujuhnya didalam sebuah rumah yang memiliki nama, kost-an.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home
Teen FictionKatanya.. Orang asing akan menjadi keluarga, dan keluarga akan menjadi asing. Itu ternyata memang bener adanya. Kami adalah 7 mimpi yang berusaha untuk bangkit dan berdiri di kaki kami sendiri. Dibawah derasnya air hujan, kami tertawa guna menutupi...