"Geri! Bawakan makanannya ke sini!"
Tak lama setelah perintah mutlak dari Armand, seorang pria muda dengan perawakan gagah itu memasuki ruangan Sarah. Sebelah tangannya membawa sebuah nampan yang berisikan seporsi makanan. Dari baunya, cukup menggugah selera. Apalagi bagi Sarah yang sudah tidak makan dan minum selama 3 hari. Sedikit lagi saja dibiarkan, ia pasti sudah ditemukan tanpa nyawa.
Geri menyerahkan nampannya pada Armand, tapi pria itu tak langsung memberikannya untuk Sarah. Sepertinya, sebuah permainan kecil akan cocok diperagakan saat ini.
"Baiklah, Sarah. Kau mau makan?" tanya lelaki itu, ujung kalimatnya diselingi kekehan sinis.
Sarah tidak menjawabnya. Entah mengapa, pertanyaan itu terasa sangat merendahkan. Namun, walau begitu di situasi ini Sarah sangat membutuhkan makanan. Maka alih-alih berbicara, wanita itu hanya mengubah posisi baringnya menjadi duduk dengan bersandar pada dinding. Setelahnya, Sarah hanya bungkam sambil menunduk dalam.
Armand meletakkan nampannya di hadapan wanita itu. Sarah yang penasaran lantas mengintip hidangan yang sudah membuat perutnya keroncongan. Benar saja, setelah itu Sarah mulai mengidamkannya dan membayangkan senikmat apa santapan itu.
Sarah mulai tidak sabar. Ia ingin sekali meraih sendok pada nampan, dan mulai mencicipi sup krimnya. Namun, Armand tak juga berkata apa-apa. Sarah jadi ragu untuk melahap makannya.
"Aku ingin ... makan," cicit Sarah, menunduk malu.
Armand tersenyum miring. "Tentu saja, makanlah."
Sarah mengangkat kepalanya, ia menatap Armand penuh ragu. Pria itu hanya tersenyum mencurigakan. Benar saja, ketika jemarinya hendak meraih sendok, benda itu sudah lebih dulu digapai Armand dan dilemparnya sembarang.
"Makanlah seperti anjing, Sarah."
Sarah membeku. Ia menatap Armand tanpa percaya. Namun, wajah yang memancarkan kekejaman itu terpaksa membuat Sarah sadar bahwa hal ini adalah nyata. Memang Armand selalu begitu kan? Sebenarnya ia bukan ingin berbuat kebaikan. Tujuannya tak lain hanya membuat Sarah menderita.
"Geri, berikan aku talinya," titah Armand, yang langsung diangguki Geri.
"Kemari, Sarah. Kau mau makan kan?" ujarnya dengan nada rendah yang tajam.
Sarah beringsut menjauhi Armand ketika pria itu semakin mendekat ke arahnya. Ia menatap takut pada sebuah tali yang melingkar di tangan Armand. Apa-apaan ini? Hal apa yang akan pria itu perbuat kepadanya?
"Kemari, Sarah," desis Armand, karena Sarah selalu berusaha menjauhinya.
Sarah menggeleng kuat. "T-tidak!"
Armand mengembuskan napas jengah. Rupanya wanita itu masih muda. Ia sangat ingin bermain-main dengan Armand. Namun, sayangnya Sarah lupa bahwa permainannya dengan Armand adalah dua hal yang sangat berbeda.
"Kau ini sudah dirantai seperti binatang. Sarah, memangnya anjing bisa kabur jika sudah seperti ini?" lontar Armand, menatap Sarah tajam, membuat wanita itu membeku untuk sesaat.
Armand tidak perlu mengejar Sarah ke mana pun. Tadinya, Armand hanya sedikit meladeni permainan Sarah. Namun, hal itu terus berlangsung sampai Armand merasa bosan. Bahkan, Sarah tak berhenti ketika dirinya sudah jengkel. Maka, kini pria itu sendiri yang akan menunjukkan pada Sarah bagaimana permainan yang seru.
Armand menarik rantai yang tergeletak di sepanjang ubin. Hal itu spontan membuat Sarah terseret dan berakhir terbawa ke hadapannya. Wanita itu meringis kesakitan. Ia lagi-lagi menangis. Tentu saja hal tersebut akan menimbulkan luka memar yang lebih parah, Armand pun tahu akan hal itu, dan memang itulah tujuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Love
RomansaSarah ditawan oleh mantan suaminya--Armand. Namun, sosok itu telah berubah. Ia tidak relevan dengan Armand yang dulu Sarah kenal. Kini, pria berperawakan tinggi dan tegap itu menjadi jelmaan iblis yang kejam dan berperilaku tak berperasaan, seperti...