Setelah melewati proses persalinan yang sulit, Yeosang akhirnya bisa pulang ke rumah bersama Jongho dan bayi mereka.
Meskipun tubuhnya masih lemah dan penuh rasa sakit, Yeosang merasa bahagia bisa kembali ke rumah. Jongho, dengan penuh kasih sayang, merawat Yeosang dan bayi mereka dengan perhatian yang luar biasa.
"Mari kita masuk, Yeosang. Aku sudah menyiapkan kamar untukmu dan bayi kita," kata Jongho sambil membantu Yeosang keluar dari mobil.
Yeosang tersenyum lemah namun penuh kebahagiaan. "Terima kasih, Jongho. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."
Hari-hari pertama di rumah terasa berat bagi Yeosang. Tubuhnya masih lemah dan nyeri, terutama karena komplikasi yang dialaminya selama persalinan. Jongho selalu berada di sisinya, memastikan Yeosang mendapatkan perawatan yang diperlukan dan tidak merasa sendirian.
Di pagi hari, Jongho bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan. "Yeosang, ini bubur hangat dan teh herbal. Dokter bilang ini akan membantu pemulihanmu," kata Jongho sambil menyajikan makanan di atas nampan.
Yeosang mengangguk, berterima kasih dengan tatapan matanya. "Terima kasih, Jongho. Kau selalu tahu apa yang kubutuhkan."
Setelah sarapan, Jongho membantu Yeosang untuk mandi. Ia selalu berhati-hati dan penuh perhatian, memastikan Yeosang tidak terlalu banyak bergerak dan menghindari rasa sakit yang berlebihan. "Pelan-pelan saja, sayang. Jangan terburu-buru," katanya sambil memegang lengan Yeosang untuk mendukungnya.
Karena komplikasi yang dialami Yeosang, ia membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Dokter memberikan beberapa obat dan terapi yang harus dilakukan secara rutin. Jongho belajar dengan cepat bagaimana memberikan perawatan ini, memastikan Yeosang merasa nyaman dan aman.
Setiap malam, Jongho memberikan pijatan lembut pada punggung dan kaki Yeosang untuk meredakan nyeri dan membantu sirkulasi darah. "Apakah ini cukup nyaman, Yeosang?" tanya Jongho sambil memijat dengan hati-hati.
Yeosang mengangguk, merasakan sedikit lega dari rasa sakitnya. "Iya, ini sangat membantu. Terima kasih, Jongho."
Selain itu, Jongho juga memastikan Yeosang melakukan latihan pernapasan dan gerakan ringan yang direkomendasikan oleh dokter. "Mari kita lakukan latihan pernapasan ini bersama-sama, Yeosang. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan," kata Jongho, mengikuti ritme pernapasan yang diajarkan.
Selain perawatan fisik, Jongho juga memberikan dukungan emosional yang tak kalah penting. Dia selalu siap mendengarkan keluh kesah dan ketakutan Yeosang, memastikan Yeosang merasa didengar dan dimengerti.
Suatu malam, setelah bayi mereka tertidur, Yeosang menangis dalam pelukan Jongho. "Aku merasa tidak berdaya, Jongho. Aku ingin segera pulih dan merawat bayi kita dengan baik, tetapi rasanya tubuhku tidak bekerja sama," katanya sambil terisak.
Jongho mengusap punggung Yeosang dengan lembut, memberikan kenyamanan. "Yeosang, kau sudah melakukan yang terbaik. Pemulihan memang butuh waktu, dan tidak apa-apa merasa seperti ini. Aku akan selalu ada di sini untukmu, mendukungmu setiap saat."
Yeosang mengangguk, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Jongho. "Terima kasih, Jongho. Kau adalah kekuatan dan penyemangatku."
Waktu terus berjalan, dan meskipun pemulihan Yeosang berjalan lambat, ada kemajuan yang bisa dirasakan. Jongho tidak pernah menyerah, selalu memberikan semangat dan perawatan terbaik untuk Yeosang.
Suatu pagi, setelah beberapa minggu yang penuh perjuangan, Yeosang akhirnya bisa bangun dari tempat tidur tanpa terlalu banyak rasa sakit. "Jongho, lihat! Aku bisa bangun sendiri!" serunya dengan semangat.
Jongho tersenyum lebar, matanya berkaca-kaca karena bahagia. "Itu luar biasa, Yeosang! Aku sangat bangga padamu."
Setiap hari, Jongho membantu Yeosang untuk berjalan-jalan di taman kecil di belakang rumah mereka. Mereka menikmati udara segar dan sinar matahari, yang membantu mempercepat proses pemulihan Yeosang. "Pelan-pelan saja, sayang. Nikmati setiap langkahmu," kata Jongho dengan penuh kasih.
Bulan-bulan berlalu, dan Yeosang akhirnya pulih sepenuhnya. Meskipun prosesnya lama dan penuh dengan tantangan, dengan dukungan penuh dari Jongho, Yeosang bisa melewati semuanya. Mereka berdua belajar banyak tentang kekuatan cinta dan dukungan satu sama lain.
Di suatu sore yang cerah, Jongho dan Yeosang duduk di teras rumah mereka, mengawasi bayi mereka yang tertidur di kereta dorong. Yeosang menatap Jongho dengan penuh cinta dan rasa terima kasih. "Kita berhasil, Jongho. Terima kasih sudah selalu ada untukku."
Jongho tersenyum, menggenggam tangan Yeosang dengan lembut. "Tidak perlu berterima kasih, Yeosang. Aku mencintaimu dan akan selalu ada di sini, untukmu dan bayi kita."
Di bawah langit yang cerah, dengan cinta yang semakin kuat, Jongho dan Yeosang memulai babak baru dalam hidup mereka, siap menghadapi masa depan bersama dengan penuh harapan dan kebahagiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal Episode • All × Yeosang
Fanfictionbottom!Yeosang / Yeosang centric ©2024, yongoroku456