🪲

37 8 0
                                    

Malam telah mencapai puncaknya, menyelimuti dunia dalam kegelapan yang sunyi.

Di dalam kamar yang hanya diterangi oleh cahaya remang dari luar jendela, Yeosang terbangun oleh suara lembut yang memanggilnya.

"Little Yeosang~"

Jantungnya berdegup kencang. Ia duduk tegak di atas ranjang, matanya menyapu sekeliling ruangan yang sepi. Tidak ada apa pun di sana. Hanya bayangan-bayangan malam yang melayang lembut di dinding. Merasa dirinya mungkin hanya berkhayal, Yeosang menghela napas panjang dan kembali berbaring, menarik selimutnya hingga menutupi tubuh.

Namun, ketika ia meraih teleponnya tanpa melihat, tangannya tidak menemukan benda dingin dan keras yang ia harapkan. Sebaliknya, ia merasakan sesuatu yang hangat, lembut... kulit manusia? Atau mungkin kain baju? Yang pasti, itu adalah tubuh seseorang. Dan tubuh itu tidak seharusnya berada di sana.

Yeosang tersentak mundur, menatap tubuh yang terbaring di sampingnya. Dalam kegelapan, ia mengenali wajah yang familiar. Itu Seonghwa, terbaring tenang dengan mata terpejam, napasnya teratur seperti seseorang yang tengah terlelap dalam mimpi yang damai.

"Seonghwa hyung?" bisik Yeosang dengan nada terkejut dan cemas.

Seonghwa membuka mata perlahan, menatap Yeosang dengan tatapan yang dalam dan tak terduga. "Apa yang kau lakukan di sini, Yeosang?" tanyanya dengan suara lembut yang anehnya menenangkan, meskipun situasi ini jauh dari normal.

"Aku... seharusnya aku yang bertanya itu," jawab Yeosang, bingung. "Kenapa kau ada di kamarku?"

Seonghwa tersenyum samar, mengangkat bahu. "Mungkin aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Kau sering terlihat cemas akhir-akhir ini."

Yeosang masih merasa ada yang aneh. Seonghwa memang sering perhatian, tetapi kehadirannya di tengah malam tanpa alasan yang jelas adalah sesuatu yang tak biasa.

"Apa kau sedang menggodaku, hyung?" tanya Yeosang, mencoba mengalihkan perasaan aneh yang merayapi dirinya.

Seonghwa menghela napas, lalu duduk bersandar di kepala ranjang. "Yeosang, aku mungkin terlihat seperti bercanda, tapi aku serius. Kau tahu kami semua peduli padamu, bukan?"

Yeosang mengangguk perlahan, meskipun dalam hatinya ia sering merasa sebaliknya. Kadang-kadang, perhatian mereka bisa berubah menjadi sikap yang sedikit kasar, sesuatu yang sering membuatnya merasa terpinggirkan.

"Kadang-kadang aku merasa kalian bisa cukup kejam padaku," ujar Yeosang, suaranya hampir tak terdengar. "Tapi aku tahu itu bukan maksud kalian."

Seonghwa meraih tangan Yeosang, menggenggamnya erat. "Kami semua mencintaimu, Yeosang. Kadang mungkin caranya tidak tepat, tapi percayalah, tidak ada satu pun dari kami yang ingin melihatmu terluka."

Malam itu, mereka berbicara panjang lebar, lebih jujur dari biasanya. Seonghwa mendengarkan setiap keluhan dan rasa sakit yang Yeosang simpan di dalam hatinya, menawarkan kata-kata penghiburan dan janji untuk lebih baik.

Mereka tertidur bersama, menemukan ketenangan dalam kehadiran satu sama lain. Yeosang merasakan beban di pundaknya sedikit terangkat, menyadari bahwa di balik segala kebingungan dan rasa sakit, ada cinta yang tulus dari teman-temannya.

Pagi datang dengan lembut, menyelimuti mereka dalam cahaya keemasan. Yeosang terbangun, melihat Seonghwa yang masih tertidur di sampingnya. Ia tersenyum.

"Terima kasih, hyung," bisiknya pelan sebelum bangkit dari tempat tidur.

Seonghwa, setengah terjaga, tersenyum kecil.

"Anytime, Yeosang."

Ethereal Episode • All × YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang