Di balik gemerlap kota yang selalu terjaga, tersembunyi kehidupan lain yang diselubungi oleh kegelapan.
Dunia itu dipenuhi oleh mereka yang terlupakan, jiwa-jiwa yang tersesat di antara bayang-bayang masa lalu dan kenangan pahit yang tak terhapuskan. Di sanalah, di sudut-sudut kelam dan sunyi, Yeosang dan Jongho menemukan satu sama lain, dua jiwa yang terbawa arus kehidupan yang keras.
Yeosang, dengan penampilannya yang pucat dan selalu diselimuti pakaian serba hitam, terlihat seperti bayangan yang melintas di antara kehidupan. Rambutnya yang panjang dan gelap, wajahnya yang tampan namun selalu terlihat dingin, mencerminkan kerapuhan dan kesedihan yang tak pernah ia ungkapkan. Ia adalah seorang musisi, bermain di bar-bar kecil dan klub-klub bawah tanah, menyanyikan lagu-lagu yang penuh melankolia dan rasa sakit.
Di sisi lain, Jongho adalah sosok yang menakutkan bagi banyak orang. Dengan tubuh yang penuh tato, mata yang tajam seperti elang, dan ekspresi yang selalu sinis, ia adalah simbol kekuatan dan ketakutan. Namun di balik penampilan kasarnya, tersimpan sebuah jiwa yang terluka, terjebak dalam kegelapan masa lalunya sendiri.
Malam itu, di sebuah klub bawah tanah yang gelap dan pengap, Yeosang sedang duduk di sudut panggung, memainkan gitar dengan lembut. Lagu yang ia nyanyikan mengalir seperti sungai kesedihan, mengisi ruangan dengan melodi yang penuh kepedihan. Para pengunjung terdiam, terhanyut dalam suara dan emosi yang dibawa oleh Yeosang.
Di antara kerumunan, Jongho berdiri diam, matanya terpaku pada sosok Yeosang. Ada sesuatu dalam diri Yeosang yang menariknya, sesuatu yang tak bisa ia pahami sepenuhnya. Saat lagu berakhir, Jongho mendekat, mengabaikan tatapan takut dan heran dari orang-orang di sekitarnya.
"Yeosang," suara Jongho terdengar berat dan dalam, memecah keheningan. "Aku perlu bicara denganmu."
Yeosang menatap Jongho dengan mata yang penuh teka-teki, namun ia tidak menunjukkan rasa takut. "Apa yang kau inginkan, Jongho?"
Jongho menghela napas, berusaha mengendalikan emosinya. "Aku ingin tahu... kenapa kau selalu terlihat begitu sedih. Apa yang membuatmu seperti ini?"
Yeosang tersenyum pahit, menyentuh senar gitarnya dengan lembut. "Setiap orang memiliki beban masing-masing, Jongho. Kesedihan adalah bagian dari diriku, sama seperti kegelapan adalah bagian dari dirimu."
Jongho duduk di sebelah Yeosang, merasakan beratnya kata-kata itu. "Aku tahu bagaimana rasanya terjebak dalam kegelapan, Yeosang. Tapi aku juga tahu bahwa kita bisa menemukan jalan keluar, jika kita mau mencoba."
Yeosang menggeleng pelan, pandangannya tertuju pada lantai. "Tidak semudah itu, Jongho. Ada hal-hal yang tidak bisa kita lupakan atau hapus begitu saja."
Jongho menatap Yeosang dengan intensitas yang mengejutkan. "Kita mungkin tidak bisa melupakan masa lalu, tapi kita bisa belajar untuk hidup dengan itu. Kita bisa menemukan cara untuk bangkit, bersama-sama."
Yeosang merasakan hatinya tersentuh oleh ketulusan Jongho. "Kenapa kau peduli, Jongho? Apa yang membuatmu ingin membantuku?"
Jongho terdiam sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Karena aku melihat diriku dalam dirimu, Yeosang. Kita berdua terjebak dalam kegelapan, tapi aku percaya bahwa kita bisa menemukan cahaya jika kita bersama."
Yeosang terkejut oleh kejujuran Jongho. Ia merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya, sebuah harapan yang perlahan-lahan muncul di tengah-tengah keputusasaan. "Jongho, aku... aku tidak tahu apakah aku bisa berubah. Tapi aku bersedia mencoba, jika kau ada di sisiku."
Jongho tersenyum, sebuah senyuman langka yang menghapus kegelapan di wajahnya. "Kita akan menemukan jalan keluar dari kegelapan ini."
Malam itu, di bawah cahaya redup lampu klub, Yeosang dan Jongho menemukan kebersamaan yang menguatkan. Mereka berbicara tentang masa lalu, tentang rasa sakit dan penyesalan, dan perlahan-lahan membangun harapan untuk masa depan. Jongho, dengan kekuatannya yang tak tergoyahkan, menjadi pelindung bagi Yeosang, sementara Yeosang, dengan keindahan dan kepekaannya, membawa ketenangan dalam hati Jongho yang gelap.
Hari demi hari berlalu, dan hubungan mereka semakin kuat. Mereka saling mengisi kekosongan dalam diri masing-masing, menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan yang mereka bangun. Yeosang kembali memainkan musik dengan semangat baru, sementara Jongho menjadi sosok yang lebih lembut dan penuh kasih.
Di tengah-tengah dunia yang kejam dan penuh kegelapan, Yeosang dan Jongho menemukan cahaya yang mereka cari.
Di balik bayang-bayang kota yang tak pernah tidur, dua jiwa yang terluka menemukan keindahan dan kebahagiaan yang sejati, dalam cinta yang mereka bangun bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal Episode • All × Yeosang
Fanfictionbottom!Yeosang / Yeosang centric ©2024, yongoroku456