🦨

50 8 0
                                    

Seperti potret dalam bingkai kenangan, hubungan Yeosang dan Jongho terjalin indah sejak tahun terakhir mereka di sekolah menengah. 

Kini, bertahun-tahun kemudian, setelah mereka lulus dari perguruan tinggi, cinta mereka tetap kokoh seperti dulu. Jongho telah menjadi seorang fotografer profesional, menangkap momen-momen kehidupan melalui lensa kameranya, sementara Yeosang mengejar karirnya di dunia arsitektur. Meski kesibukan kerap memisahkan mereka, hati mereka tetap terpaut erat.

Pada suatu sore yang berkilauan dengan cahaya matahari yang lembut, Jongho mengajak Yeosang ke taman kota, tempat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama semasa sekolah. Jongho membawa kameranya, seperti biasa, mencari sudut-sudut baru untuk ditangkap dalam bidikan yang abadi.

“Yeosang, aku ingin mengambil beberapa foto di sini. Kau mau jadi modelku?” Jongho bertanya dengan senyum yang hangat.

Yeosang tertawa pelan, mengangguk. “Tentu saja, asalkan kau janji akan mentraktirku makan malam setelah ini.”

Jongho mengangkat kameranya, matanya bersinar penuh cinta saat ia memandang Yeosang melalui lensa. “Deal. Sekarang, berdirilah di sana, di bawah pohon itu. Cahaya matahari sangat bagus di sini.”

Yeosang mengikuti arahan Jongho, berdiri dengan anggun di bawah pohon yang rimbun. Angin sepoi-sepoi menggerakkan rambutnya, menciptakan efek yang memukau. Jongho mulai memotret, setiap klik kamera seolah menangkap esensi cinta yang mengalir di antara mereka.

Saat sesi pemotretan berakhir, Jongho memandang hasil karyanya dengan penuh kepuasan. “Kau selalu tampak menakjubkan di depan kamera, Yeosang.”

Yeosang tersenyum, mendekati Jongho dan merangkulnya. “Itu karena kau yang berada di balik kamera. Kau selalu tahu bagaimana menangkap sisi terbaikku.”

Mereka berjalan beriringan di sepanjang taman, berbicara tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Jongho kemudian mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan menyerahkannya kepada Yeosang.

“Apa ini?” tanya Yeosang dengan penasaran.

“Buka saja,” kata Jongho, senyum misterius menghiasi wajahnya.

Yeosang membuka amplop itu dan menemukan tiket pesawat ke Paris. Matanya melebar dengan penuh kegembiraan. “Jongho, kau bercanda? Paris?”

Jongho mengangguk, memegang tangan Yeosang erat-erat. “Aku tahu kau selalu bermimpi untuk melihat Menara Eiffel dan menikmati seni arsitektur di sana. Aku ingin mewujudkan impianmu. Bagaimana menurutmu?”

Yeosang merasa hatinya meleleh. “Ini... ini luar biasa, Jongho. Aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, terima kasih banyak.”

Jongho menatap Yeosang dengan penuh kasih. “Aku ingin kita membuat lebih banyak kenangan bersama. Perjalanan ini hanyalah permulaan.”

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan tiba saatnya bagi mereka untuk terbang ke Paris. Kota cinta itu menyambut mereka dengan keindahannya yang memukau, dan setiap sudutnya menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Mereka mengunjungi museum, berjalan-jalan di sepanjang Seine, dan tentu saja, mengunjungi Menara Eiffel yang megah.

Di puncak Menara Eiffel, dengan pemandangan kota yang menakjubkan di bawah mereka, Jongho mengambil tangan Yeosang dan menatap matanya dalam-dalam.

“Yeosang, kita telah melalui begitu banyak hal bersama. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa dirimu di sisiku. Kau adalah inspirasiku, cintaku, dan sahabat terbaikku,” kata Jongho, suaranya penuh dengan emosi.

Yeosang merasakan air mata kebahagiaan menggenang di matanya. “Jongho, kau juga segalanya bagiku. Aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan kita capai bersama di masa depan.”

Jongho tersenyum lembut, kemudian berlutut di hadapan Yeosang, mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. “Yeosang, maukah kau menikah denganku? Maukah kau menghabiskan sisa hidupmu bersamaku, menjadikan setiap hari sebagai petualangan baru?”

Yeosang menutup mulutnya dengan tangan, terkejut dan bahagia. “Ya, Jongho. Ya, aku mau!” katanya dengan penuh antusiasme.

Jongho memasangkan cincin itu di jari Yeosang, kemudian bangkit dan memeluknya erat. Di bawah langit Paris yang indah, mereka berciuman dengan penuh cinta, menyegel janji mereka untuk bersama selamanya.

Perjalanan mereka di Paris menjadi kisah yang tak terlupakan, penuh dengan momen-momen manis dan kebahagiaan. Kembali ke Seoul, mereka memulai hidup baru sebagai pasangan yang bertunangan, siap menghadapi dunia dengan cinta yang semakin kuat.

Dalam setiap foto yang diambil Jongho, dan dalam setiap bangunan yang dirancang Yeosang, cinta mereka akan selalu terukir, menjadi bukti dari hubungan yang indah dan abadi.

Dunia mungkin terus berubah, namun cinta mereka akan selalu tetap sama, selamanya bersinar terang seperti bintang di langit malam.

Ethereal Episode • All × YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang