🦡

38 9 0
                                    

“Aku tidak mau bicara denganmu hari ini.”

Yeosang keluar dari lift dengan langkah cepat, wajahnya penuh dengan kemarahan dan rasa sakit yang tampak jelas. San dengan cepat mengikuti di belakangnya, mencoba mengejar.

"Yeosang, tunggu!" San meraih tangan Yeosang, mencoba menghentikannya.

Namun, Yeosang dengan kasar menghempaskan tangan San, membuatnya terhuyung mundur.

"Biarkan aku sendiri, San!" seru Yeosang dengan suara yang terdengar bergetar. Dia berbalik, menatap San dengan mata yang dipenuhi kekecewaan dan rasa sakit. "Kamu sudah terlalu banyak menyakiti aku. Aku butuh waktu untuk sendiri."

San merasa dadanya sesak, rasa bersalah menggerogoti hatinya. "Yeosang, aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Aku hanya... aku hanya ingin melindungimu."

Yeosang mendengus, berbalik dan melanjutkan langkahnya. "Melindungiku? Dengan berbohong dan menyembunyikan banyak hal dariku? Itu bukan perlindungan, San. Itu penghianatan."

San tidak bisa berkata-kata, hanya bisa menatap punggung Yeosang yang semakin menjauh. Ia tahu ia telah membuat kesalahan besar, dan sekarang dia harus menanggung konsekuensinya.

Yeosang melangkah keluar dari gedung, mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Dia berjalan tanpa tujuan, hanya ingin menjauh dari San dan semua rasa sakit yang ditimbulkannya.

San tidak menyerah begitu saja. Dia mengejar Yeosang keluar gedung, hatinya penuh dengan penyesalan. "Yeosang, tolong dengarkan aku. Aku tahu aku salah, tapi beri aku kesempatan untuk memperbaikinya. Aku tidak bisa kehilanganmu."

Yeosang berhenti, menoleh perlahan. "Kesempatan? Berapa banyak kesempatan yang sudah aku berikan padamu, San? Kamu selalu mengatakan bahwa kamu akan berubah, tetapi akhirnya kamu selalu menyakitiku lagi."

San merasa hatinya hancur mendengar kata-kata Yeosang. "Aku tahu, dan aku benar-benar minta maaf. Tapi aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir seperti ini. Aku mencintaimu, Yeosang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi."

Yeosang terdiam, hatinya berperang antara cinta dan rasa sakit yang sudah lama terpendam. Dia menatap San dengan mata yang penuh air mata. "San, aku lelah. Lelah dengan semua kebohongan dan rasa sakit ini. Aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya."

San mendekat, tapi tetap memberikan jarak yang cukup agar Yeosang tidak merasa terpojok. "Aku mengerti. Ambillah waktu yang kamu butuhkan. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku sepenuhnya. Aku akan menunggu, selama apapun itu."

Yeosang menghela napas panjang, menutup matanya sejenak untuk menahan air mata yang hendak jatuh. "Baiklah, San. Aku butuh waktu sendiri. Jangan cari aku untuk sementara. Aku akan menghubungimu kalau aku sudah siap."

San hanya bisa mengangguk, menerima keputusan Yeosang dengan hati yang berat. "Baik, Yeosang. Aku akan menunggu."

Yeosang kemudian melangkah pergi, meninggalkan San yang berdiri sendiri di tengah trotoar. San merasa hampa, tapi dia tahu bahwa dia harus menghormati keputusan Yeosang. Dia harus belajar dari kesalahannya dan membuktikan bahwa dia layak mendapatkan kepercayaan dan cinta Yeosang kembali.

Malam itu, San berjalan pulang dengan langkah yang berat. Dalam kesendirian, dia merenungkan semua kesalahan yang telah dilakukannya dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sementara itu, Yeosang mencari kedamaian dan pemahaman dalam kesunyian, berharap bisa menemukan jawabannya sendiri.

Waktu berlalu, dan meski rasa sakit masih menyelimuti, keduanya berusaha untuk memperbaiki diri. San dengan kesabaran dan ketulusan, dan Yeosang dengan keberanian untuk memaafkan dan membuka hati kembali.

Mereka tahu bahwa cinta sejati tidak mudah, tetapi dengan usaha dan pengorbanan, mereka berharap bisa menemukan jalan kembali ke pelukan satu sama lain.

Ethereal Episode • All × YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang