Malam itu, konser Choi Jongho yang telah lama dinanti-nantikan akhirnya tiba.
Ribuan penggemar memenuhi arena, lampu-lampu panggung berkilauan, dan suara gemuruh para penonton mengisi udara. Di antara kerumunan itu, ada tiga sahabat—Kang Yeosang, San, dan Wooyoung—yang bersemangat menantikan penampilan bintang idola mereka.
Yeosang masih tidak percaya bahwa dia berhasil mendapatkan tiket belakang panggung, sebuah kesempatan langka yang membuatnya merasa seperti orang paling beruntung di dunia. Setelah konser yang memukau, mereka bertiga dibawa ke belakang panggung, tempat di mana mereka akan bertemu Choi Jongho secara langsung.
"Hati-hati, Yeosang. Jangan terlalu gugup," San bercanda, menepuk bahu sahabatnya.
Wooyoung tersenyum lebar. "Ya, ini kesempatanmu! Jangan sampai terdiam seperti patung."
Yeosang hanya bisa tertawa kecil, meskipun jantungnya berdebar kencang. "Aku akan berusaha."
Ketika mereka masuk ke ruang belakang panggung, mereka disambut oleh seorang staf yang memandu mereka ke ruang tunggu Jongho. Pintu terbuka, dan di sana, berdiri sang bintang, Choi Jongho, dengan senyum ramah.
"Halo semuanya," Jongho menyapa dengan suara yang dalam dan hangat. "Terima kasih sudah datang ke konserku."
Yeosang merasa suaranya tersangkut di tenggorokan, tetapi San dan Wooyoung dengan cepat menyapanya kembali. "Terima kasih sudah mengadakan konser yang luar biasa, Jongho," kata San dengan penuh semangat.
Wooyoung mengangguk. "Kami semua adalah penggemar beratmu!"
Jongho tertawa. "Terima kasih. Aku senang kalian menikmatinya. Jadi, siapa di antara kalian yang bernama Yeosang?"
Yeosang terkejut ketika namanya disebut, tetapi segera mengangkat tangan dengan sedikit malu-malu. "Itu aku."
Jongho menatapnya dengan tatapan yang penuh minat. "Senang bertemu denganmu, Yeosang."
Waktu berjalan dengan cepat saat mereka bercengkerama, berbagi cerita, dan tertawa bersama. San dan Wooyoung dengan cepat merasa nyaman, membuat suasana semakin hangat dan akrab.
Namun, Yeosang tidak bisa mengabaikan tatapan Jongho yang terus-menerus mengarah padanya, seolah-olah ada sesuatu yang lebih dari sekadar sapaan ramah.
Ketika akhirnya tiba saatnya untuk berpisah, Jongho menahan Yeosang sesaat. "Yeosang, bisa bicara sebentar?"
San dan Wooyoung saling pandang dan memberi Yeosang senyuman penuh arti sebelum keluar dari ruangan. Yeosang tetap berdiri di tempat, hatinya berdebar kencang.
"Ada apa, Jongho?" tanya Yeosang dengan suara pelan.
Jongho mendekat, jarak di antara mereka semakin sempit. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang kamu. Apa kamu tertarik untuk minum kopi bersama setelah ini?"
Yeosang merasa jantungnya berhenti sejenak. "Aku... tentu saja. Itu akan menyenangkan."
Malam itu berubah menjadi petualangan yang tak terduga. Mereka berdua berakhir di sebuah kafe kecil yang tenang, berbicara tentang hidup, mimpi, dan hal-hal kecil yang membuat mereka tertawa. Jongho sangat perhatian, selalu memastikan Yeosang merasa nyaman dan dihargai.
Ketika malam semakin larut, obrolan mereka semakin intim. Jongho menatap Yeosang dengan tatapan yang dalam dan intens. "Yeosang, aku merasa sangat terhubung denganmu. Ada sesuatu tentangmu yang membuatku tidak bisa berhenti memikirkanmu."
Yeosang merasa pipinya memerah. "Aku juga merasakan hal yang sama, Jongho. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan."
Jongho tersenyum dan meraih tangan Yeosang, menggenggamnya erat. "Aku tidak sabar untuk melihat ke mana ini akan membawa kita."
Mereka berdua meninggalkan kafe, berjalan bersama dalam keheningan yang nyaman.
Ketika mereka sampai di hotel tempat Jongho menginap, Jongho berhenti di depan pintu kamarnya. "Apakah kamu mau masuk sebentar?"
Yeosang mengangguk, merasakan jantungnya berdebar kencang. "Tentu."
Begitu mereka masuk, suasana menjadi semakin intim. Jongho menutup pintu dan mendekati Yeosang, menatapnya dengan tatapan yang penuh gairah. "Yeosang, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu sejak pertama kali kita bertemu. Aku ingin kamu tahu betapa aku menghargai setiap momen ini."
Yeosang merasa tubuhnya memanas. "Jongho... aku juga merasakan hal yang sama. Aku tidak sabar untuk melihat ke mana ini akan membawa kita."
Jongho tersenyum, mendekatkan wajahnya ke Yeosang. "Aku tidak sabar untuk membuatmu merasa istimewa."
Tanpa berkata-kata lagi, Jongho menutup jarak di antara mereka, mencium Yeosang dengan penuh gairah. Ciuman itu penuh dengan hasrat yang terpendam, membuat Yeosang merasa seolah-olah dunianya berputar. Mereka berdua terjatuh ke tempat tidur, tangan mereka saling menjelajahi tubuh satu sama lain, menjelajahi setiap inci dengan penuh gairah dan kasih sayang.
Malam itu menjadi malam yang penuh dengan kebahagiaan dan kegairahan. Mereka saling memberikan segalanya, menikmati momen-momen yang penuh gairah dan cinta. Yeosang merasa seolah-olah dia terbang ke langit, terhubung dengan Jongho dalam cara yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Ketika pagi tiba, mereka berdua terbaring di tempat tidur, terbungkus dalam pelukan satu sama lain. Jongho menatap Yeosang dengan senyuman puas. "Aku tidak sabar untuk melihat ke mana hubungan ini akan membawa kita."
Yeosang tersenyum, merasa hatinya penuh dengan cinta dan kebahagiaan. "Aku juga, Jongho. Aku juga."
Dan dengan itu, mereka tahu bahwa malam yang mereka habiskan bersama hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar dan lebih indah yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal Episode • All × Yeosang
Fanficbottom!Yeosang / Yeosang centric ©2024, yongoroku456