🦘

33 5 0
                                    

Yeosang duduk di kursi ruang ganti, menatap bayangannya di cermin.

Riasan tebal dan senyuman palsu menghiasi wajahnya, tapi di dalam, ia merasa kosong. Debutnya bersama ATEEZ adalah mimpi yang menjadi kenyataan, tapi mimpi itu kini terasa seperti mimpi buruk.

Di siang hari, Yeosang mampu memamerkan senyuman dan kebahagiaan palsu, menipu semua orang di sekitarnya. Namun, saat malam tiba, topeng itu jatuh dan ia berhadapan dengan kegelapan yang mencekam.

Setiap malam, saat anggota lain tertidur, Yeosang duduk sendirian di kamarnya, berperang dengan pikirannya sendiri. Suara-suara dalam kepalanya tak pernah berhenti, terus berbisik, "Kamu tidak cukup baik. Kamu tidak pantas bahagia. Lebih baik kamu tidak ada."

Yeosang meremas tangannya, merasakan luka-luka kecil yang ia buat sendiri. Rasa sakit fisik itu, meskipun sesaat, memberinya pelarian dari rasa sakit emosional yang tak tertahankan. Tapi, ia tahu ini bukan solusi. Ia tahu ini salah, tapi ia merasa terperangkap dalam siklus gelap ini.

Suatu malam, ketika beban itu menjadi terlalu berat untuk ditanggung, Yeosang meraih pisau kecil dari meja. Ia menatap pisau itu, merasakan air mata mulai mengalir di wajahnya. "Kenapa aku tidak bisa merasa bahagia?" gumamnya dengan suara gemetar. "Kenapa semuanya terasa begitu salah?"

Saat ia mengangkat pisau itu ke pergelangan tangannya, pintu kamarnya terbuka tiba-tiba. Hongjoong, pemimpin ATEEZ, berdiri di sana dengan wajah pucat dan mata terkejut. "Yeosang, apa yang kamu lakukan?!"

Yeosang terdiam, pisau itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai. Ia merasa terlalu lemah untuk melawan atau menjelaskan. Hongjoong segera melangkah masuk, menutup pintu, dan meraih Yeosang dalam pelukan erat. "Kamu tidak sendirian, Yeosang. Tolong, jangan lakukan ini."

Yeosang terisak di pelukan Hongjoong, seluruh tubuhnya gemetar. "Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Hongjoong. Semua terasa begitu berat. Aku merasa seperti terjebak dalam kegelapan ini dan tidak bisa keluar."

Hongjoong mengelus rambut Yeosang dengan lembut. "Aku di sini, Yeosang. Kamu tidak harus menghadapi ini sendirian. Kami semua peduli padamu dan ingin kamu bahagia. Kita akan cari bantuan, bersama-sama."

Hongjoong tidak melepaskan pelukannya, memberikan Yeosang rasa aman yang sudah lama hilang. Mereka duduk di sana, dalam keheningan yang hanya dipecahkan oleh tangisan Yeosang.

Perlahan, dengan dukungan Hongjoong, Yeosang mulai merasa ada harapan. Mereka berbicara sepanjang malam, tentang perasaan, ketakutan, dan harapan.

Hongjoong berjanji untuk membantu Yeosang mencari bantuan profesional. "Kita akan menemui terapis, Yeosang. Kamu tidak harus menghadapi ini sendirian. Kami semua ada untukmu, bukan hanya aku, tapi seluruh anggota ATEEZ dan juga ATINY. Mereka semua mencintaimu."

Hari-hari berikutnya tidak mudah. Yeosang masih berjuang dengan pikirannya sendiri, tapi ia tidak lagi merasa sendirian. Dengan dukungan dari teman-temannya dan bantuan profesional, perlahan-lahan ia mulai melihat secercah cahaya di ujung terowongan.

Yeosang berdiri di atas panggung, menatap ribuan wajah penggemar yang bersorak untuknya. Di belakang panggung, Hongjoong tersenyum, memberikan dukungan yang diam-diam tapi penuh makna. Yeosang tahu perjalanan ini masih panjang, tapi ia merasa lebih kuat dengan orang-orang yang mencintainya di sisinya.

Ketika pertunjukan berakhir, Yeosang berjalan ke belakang panggung dan langsung memeluk Hongjoong. "Terima kasih," bisiknya. "Terima kasih sudah tidak membiarkanku menyerah."

Hongjoong mengangguk, matanya berkaca-kaca.

Dengan dukungan teman-temannya dan tekad yang kuat, Yeosang tahu ia bisa menghadapi apapun yang datang. Hari-hari gelap itu mungkin belum sepenuhnya hilang, tapi ia tidak lagi takut.

Ada harapan, ada cinta, dan yang paling penting, ada kehidupan yang layak diperjuangkan.

Ethereal Episode • All × YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang