Ethereal Episode • All × Yeosang

🌿

Wooyoung dan Yeosang telah berteman sejak kecil, hubungan mereka begitu dekat sehingga banyak orang yang menyebut mereka sebagai soulmate.

Mereka berbagi banyak kenangan indah bersama, tetapi hari ini mereka memutuskan untuk membuat kenangan baru dengan piknik di ladang bunga yang indah di pinggiran kota.

Matahari bersinar cerah ketika mereka tiba di ladang yang penuh dengan bunga aster. Warna-warna cerah dari bunga-bunga itu seperti permadani alami yang membentang sejauh mata memandang. Wooyoung membawa keranjang piknik penuh dengan makanan lezat yang mereka siapkan bersama.

"Ini tempat yang sempurna," kata Yeosang, menghirup udara segar. "Aku tidak bisa percaya kita menemukan tempat ini."

Wooyoung tersenyum, meletakkan keranjang di atas selimut yang sudah ia bentangkan di tengah ladang. "Aku tahu kau akan menyukainya. Tempat ini seperti surga kecil."

Mereka duduk di atas selimut, menikmati makanan yang telah mereka siapkan. Ada roti segar, keju, buah-buahan, dan jus dingin. Percakapan mereka mengalir dengan mudah, penuh tawa dan cerita-cerita lucu.

Setelah makan, Yeosang berbaring di atas selimut, menatap langit biru yang bersih. Wooyoung mengambil beberapa bunga aster dan mulai membuat rangkaian bunga. Ia selalu suka membuat mahkota bunga, dan Yeosang adalah model favoritnya.

"Stop being so ethereal, that's unfair!" seru Wooyoung dengan bercanda, sambil meletakkan mahkota bunga di kepala Yeosang.

Yeosang tertawa, memutar matanya dengan penuh kasih. "Aku tidak bisa menahannya, aku memang seperti ini."

Wooyoung tertawa kecil dan duduk di samping Yeosang, menatap temannya dengan penuh rasa sayang. "Kau tahu, aku benar-benar bersyukur punya kamu dalam hidupku. Kau selalu ada untukku."

Yeosang tersenyum lembut, matanya penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa begitu, Woo. Kau adalah bagian terpenting dalam hidupku. Kita selalu bersama, dan itu yang membuat semuanya lebih baik."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati momen kebersamaan di tengah ladang yang tenang. Wooyoung kemudian bangkit dan mengajak Yeosang untuk berjalan-jalan di sekitar ladang. Mereka berjalan sambil bercanda dan mengumpulkan bunga aster untuk membuat lebih banyak mahkota.

Saat mereka kembali ke selimut, Wooyoung mulai membuat rangkaian bunga lagi. Yeosang memperhatikan dengan penuh kekaguman, menyadari betapa berbakatnya sahabatnya itu.

"Kau benar-benar berbakat dalam hal ini, Woo," kata Yeosang dengan tulus. "Setiap kali kau membuat sesuatu, selalu indah."

Wooyoung tersipu, tersenyum bahagia. "Terima kasih, Yeosang. Aku senang kau menyukainya."

Mereka melanjutkan hari itu dengan bermain dan bercanda, menciptakan kenangan indah yang akan mereka simpan selamanya.

Saat matahari mulai tenggelam di balik cakrawala, warna-warna senja yang indah menyelimuti ladang bunga itu. Wooyoung dan Yeosang duduk berdampingan, memandang keindahan alam yang ada di depan mereka.

"Aku berharap waktu bisa berhenti di sini," kata Wooyoung pelan, menatap matahari terbenam.

Yeosang mengangguk setuju. "Aku juga, Woo. Tapi yang terpenting, kita bisa selalu mengingat momen-momen ini. Dan kita akan membuat lebih banyak kenangan bersama."

Wooyoung menoleh ke arah Yeosang, senyuman lembut menghiasi wajahnya. "Kau benar, Yeosang. Selama kita bersama, setiap hari adalah petualangan baru."

Yeosang tersenyum, merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang tulus dari kata-kata Wooyoung. Mereka duduk di sana, berbagi keheningan yang nyaman, menyadari betapa beruntungnya mereka memiliki satu sama lain.

Dengan bintang-bintang mulai bermunculan di langit malam, mereka berkemas dan mulai berjalan pulang, membawa semua kenangan indah hari itu di hati mereka. Piknik di ladang bunga itu bukan hanya sekedar hari yang menyenangkan, tetapi juga pengingat betapa kuatnya ikatan mereka sebagai sahabat dan soulmate.

Hari itu, di tengah ladang bunga yang penuh keajaiban, Wooyoung dan Yeosang sekali lagi menyadari betapa dalamnya cinta dan persahabatan mereka, sebuah hubungan yang tidak akan pernah pudar seiring berjalannya waktu.