16

306 10 0
                                    


*

*

*

*

------------


Dorrr!!!

" KUNTUL IDAN KELAP KELIP EH AYAM AYAM

" HAHAHAHAHHAAHHAAHHAH
gelak tawa si manis menggema, bagaimana tidak lucu sang kaka latahnya sungguh... HAHAHAH!

" Damn, mengapa kau membawa nama adikku?!
sakras Idan

" hahaha, kaa Dika lucu banget deh hahaha!
gelak tawa Eri yang masih terdengar

Dika meletakkan bukunya kemudian beranjak melangkah mendekati adik manisnya

Dan..

" auuu..auuu..!, sakit kaa iss
adunya sakit

" hmm, nakal sekali membuat kaka jantungan, bagaimana bila jantung kaka turun ke lutut tadi?!
tanya Dika dengan kesal

" eum, mati yaa?
tanyanya dengan polos sembari mengelus telinganya

" tidak mati dek, hanya meninggal
ucap Dika dengan kesal

Eri menggangguk anggukkan kepalanya mengerti
" berarti Eri dapat nasi kotak ya?
tanyanya kembali

" dek kamu nanya lagi tak retakkin ginjalmu
peringatnya

Sungguh Dika ingin menangis saja rasanya, ia memang ingin adiknya polos tetapi tak sepolos ini juga

Eri mendengar perkataan sang kaka sontak membolakan matanya, hei masa ginjalnya di hancurkan sih!

" iss kaka in-
perkataan Eri terpotong..
" Dik, minta maaf pada saya!
seperti itulah perkataan yang memotong perkataan Eri tadinya

Dika menyeritkan dahinya
" minta maaf for what?
tanyanya

" berpura pura melupakannya sudah sama seperti memberi nyawamu secara percuma cuma
ucapnya dingin

Dika gelagapan [ gini kah tulisannya? ]
" h-hehehhe, reflek itu Dan
gugupnya sedikit

" ckk
decak Idan

" maafin Eri juga ya ka Dika? hehe habisnya fokus banget bacanya
ungkapan maafnya dengan sedikit cegirannya

Dika menghela nafas panjang, mengurus bayi besar bukanlah hal yang muda kawan'

15 menit sehabis kejadian tadi

Tak terasa gelapnya malam yang tenang kini telah terlihat, buktinya lampu beserta hiasan lain di rumah Eri telah hidup /  menyala

" dek bosan ni, keluar yok
ajak Dika pada si manis

" kemana kaa?
tanyanya bingung

He's mine ( end ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang