22

180 10 0
                                    

*

*

*

*

----------

Eri menatap malas ke arah sang kaka yang masih tertawa, padahal ini sudah lewat beberapa menit mungkin 1 setengah menit?

" kaka diem deh, ngeri tau lihat kaka ketawa gitu
Ujarnya yang mana langsung membuat Dika terdiam nan menampilkan tatapan datarnya semula

" huh bukan yang tripleks itu juga!
Runggutnya kesal

Dika mengangkat bahunya acuh, kemudian kembali membaca bukunya yang sempat tertunda tadi

Eri mendengus, tetapi ada sesuatu yang terlintas di pikirannya.. ia heran  mengapa sekarang kakanya tidak menggunakan kata "gua" dalam berbahas dengan Idan?
" menjanggal sekali
Batinnya
[ karena saya 😏]

" apa yang kamu pikirkan sweet?
Tanyanya saat melihat si manis seperti sedang memikirkan sesuatu, terlihat dari raut wajah si manis yang  berubah ubah

Tersentak kecil
" o-oh gapapa hehehe
Canggungnya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal

Idan semakin meremat pinggang Eri dan menariknya semakin mendekat, sehingga tubuh keduanya terasa begitu tertempel bak cicak di dinding [ngga kidding kwok]

" iss lepas, Eri sesakkk!
Desaknya

" jujur pada saya, apa yang kamu pikirkan hm?
Tanyanya menatap serius kedua bola mata boba yang sayangnya sangat indah itu

Eri mendorong sedikit kening Idan
" Eri udah jujur, Eri ngga mikirin apa'
Ucapnya

Idan menilisik si manis untuk mencari kebohongan, tetapi tatapannya itu membuat Eri menjadi gelagelapan di buatnya

" kaka jangan menatapku seperti itu! kaka seperti omm pedoo!
Pekiknya

Dika yang berada di samping keduanya hanya mengelus dadanya sabar

" astaga sweet, pekikkanmu sungguh keras, belum lagi jika kamu berada di bawahku.. itu pasti akan lebih keras
Ujarnya dengan senyuman anehnya

Eri dengan segan memukul kepala si empu dengan kuat
" pedo sekali shiball!

Dika terpohok mendengar perkataan si manis
" wow, sangat amazing dek! lanjutkan
Batinnya

Idan tidak memberikan reaksi apapun, baginya pukulan dari si manis itu bagaikan di gigit semut
[ heleh, di gigit semut juga sakit
woy 👀 ]

" siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?
Tanyanya lembut tetapi dengan raut datarnya

Eri meneguk ludahnya dengan kasar
" anu.. ee anu.. kaa Dika!
Ucapnya dengan menunjuk ke arah Dika

Dika yang di tunjuk si manis pun menyeritkan dahinya, hei si manis ini memfitnah?

"  heh sembarangan, kapan kaka ngajarinnya?
Ucapnya tak terima

He's mine ( end ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang