39

171 8 0
                                    


*

*

*

*

-----------

Enam hari kemudian..

Hari kebahagiaan yang di tunggu - tunggu Idan dengan si manis tinggal menghitung waktu, undangan yang telah tersebar luas di penjuru bumi [ ngga penjuru negri XXX aja kok]

Terlihat kini gedung XXX yang telah di klaim oleh si manis dan Idan, terlihat begitu banyak pendekor [ bahasa di kampung thor sih gini, kalian sesuaiin aja ya ] yang berlalu lalang serta beberapa maid yang di utus tentunya atas perintah Idan

Mereka semua terlihat begitu fokus dan sibuk dengan kegiatan mereka masing', perkataan mereka saat di tegur untuk beristirahat oleh si manis mereka hanya menjawab.." tak apa tuan Eri, ini hanya capek sebentar, terima cuangnya kami langsung sehat walafiat! " . Perkataan mereka itu membuat Eri langsung mengeluarkan tawanya

Terlihat kedua pemuda yang sedang berjalan - jalan menelusuri gedung yang esoknya akan mereka tempati menjadi saksi bisu pengucapan janji suci mereka serta hari terbaik untuk keduanya

" sayang, apa ini tak terlalu sederhana?
Tanya Idan pada si manis

Eri menghela nafas pelan, kekasihnya ini sudah menanyakan itu sedari tadi!
" Eri lebih suka yang terlihat sederhana namun bermakna, di banding mewah namun hampa
Celetuk si manis

Idan mengelus gemas surai si manis
" kamu semakin dewasa sayang

" trimakasih atas pujian mu kaa, dan berhenti mengacak rambut tampan Eri!
Ucapnya sembari menurunkan tangan sang kekasih dari atas rambutnya

Idan tersenyum, senang sekali membuat si manisnya ini kesal, berjalan beriringan seraya memerhatikan sekitar dengan tangan yang saling bertaut ternggenggam dengan erat

" kaka, apa Eri akan di cap cengeng jika menangisi tempat ini?
Tanyanya

Idan menyeritkan dahinya
" kenapa menangisi tempat ini baby boy? apa kamu tidak menyukainya? Jika begitu akan saya batalkan dan mengganti dengan yang baru
Ucapnya yang sudah ingin memanggil seseorang namun sebelum Idan berucap mulutnya sudah lebih dulu di bungkam oleh telapak tangan mungil si manis

" iss kaka! maksud Eri, Eri ingin menangis itu karena Eri tak tahan melihat kemewahan gedung ini
Ucapnya sedikit kesal

Idan mengangguk paham
" ini belum seberapa sayang, kamu minta yang lebih di atas ini maka akan saya berikan
Ucapnya dengan mengelus punggung tangan si manis dengan lembut

Bluss

Langsung saja semburat merah muncul menghiasi pipi si manis tak terkecuali hingga ke telinga

" hei sayang, apa kamu baik - baik saja? wajahmu terlihat memerah?
Ujarnya dengan berpura pura menampilkan raut wajah yang terlihat khawatir
[ yeuuu si bapak 👀 ]

Eri menggeleng keras
" E-eri gapapa! udah iss
Ucapnya dengan nada gugup kemudian mulai melangkah mendahului sang kekasih yang terlihat tertawa singkat di belakangnya, yang tentu membuat Eri mendelik kesal

He's mine ( end ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang