40

633 16 0
                                    


*

*

*

*

-----------

Masih dalam keadaan tegang, dengan Idan yang selalu memegang tangan si manis sesekali mengecup punggung tangan si manis

" ini minumlah dahulu tuan muda
Ucap Ling seraya menyodorkan air ke arah sang empu

Idan menggeleng sebagai jawaban, tiba - tiba saja tubuh Eri kejang - kejang membuat semuanya panik

" s-sayang..
Panggil Idan dengan lirih

" tuan muda, tolong berikan mereka ruang untuk menangani tuan kecil
Ucap Ling berusaha membujuk tuan mudanya untuk mundur sesaat

Idan menurut, membiarkan perawat itu maju menangani kekasih manisnya

Beberapa menit terlewat dengan tegang..

Suara monitor yang tiba - tiba berbunyi nyaring membuat para perawat kepalang panik, adapun yang terdiam membeku

" sialan mengapa kalian diam saja?! ambilkan pengejut jantung itu bodoh!
Bentak Ling yang melihat para perawat/suster itu hanya  terdiam, sembari menahan tuan mudanya yang memberontak ingin di lepaskan

" lepaskan saya Ling!
Bentak Idan

Dokter yang sedari tadi tak mengangkat bicara namun ia sedang sibuk mencari pengejut jantung itu ( AED)

Dokter yang di kenal dengan nama Chen itu melangkah mendekati Idan kemudian menunduk penuh rasa bersalah, entah mengapa Chen tiba' menangis

" mengapa anda menangis dokter? tidak ada waktu untuk menangis! cepat selamatkan tuan kecil kita!
Ucapnya sedikit keras

Chen semakin menunduk membuat Idan ikut geram

Namun sebelum Idan mengangkat bicara Chen sudah lebih dahulu berucap..
" t-tuan.. m-maafkan saya.. alat AED, terlupa t-terbawa.. oleh kami
Setelah mengatakan kalimat itu tangisan Chen semakin terdengar bersamaan tubuhnya yang semakin menunduk

Hati Idan bagaikan tersambar petir di siang bolong..terasa begitu sakit, tatapannya langsung menggelap penuh amarah

" ARGH! SIALAN?! BAGAIMANA KALIAN MELUPAKAN ALAT sepenting itu
Ucap Idan melirih di akhir, melangkah pelan menuju brankar si manis yang terbujur kaku, tidak untuk wajah itu yang masih menampilkan senyuman manisnya..

" manisnya s-saya..
Panmanisnya mulai meluruh di hadapan brankar si manis, menelusup kan kepalanya pada lengan kiri si manis seraya memeluk erat tubuh dingin kekasih manisnya

Idan mulai terisak, Ling melangkah mendekat kemudian menunduk singkat setelahnya ikut bertekuk di bawah brankar tuan muda kecilnya

Ling mengelus pelan punggung belakang tuan mudanya
" tuan, sabarlah

Idan menepis kasar tangan Ling
" BAGAIMANA S-SAYA sabar Ling?..
Ucapnya kembali melirih di akhir

He's mine ( end ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang