Sepertinya sudah hampir satu bulan pasca liburan Aga ke Jepang, tinggal satu minggu lagi hari dimana ujian kelulusan akan diadakan serentak. Semua siswa tidak lagi dicekoki materi-materi yang sangat banyak itu, semuanya hanya diberi bimbingan dan arahan agar dapat mengerjakan ujian itu dengan baik. Sepertinya ini adalah masa tenang untuk otak mereka, semuanya dihimbau untuk tidak terlalu menghawatirkan ujian supaya kondisi tubuh mereka sehat dengan pikiran yang segar. Sekolah masih aktif seperti biasanya, namun tidak ada materi yang berarti.
"Setelah ini kamu melanjutkan kemana?." Ucapnya bertanya kepada gadis di sebelahnya.
"Entahlah, sepertinya aku tidak akan lanjut untuk kuliah." Jawabnya, akhir-akhir ini gadis cantik itu terlihat murung, entah kenapa, mungkin karena tertekan akan menghadapi ujian, begitu kira Aga.
Seno datang membawa satu nampan penuh makanan untuk dirinya dan juga kekasihnya, kemudian duduk di samping Aga.
"Kenapa?." Tanya laki-laki itu.
"Tidak ada, kamu kuliah dimana setelah ini?." Tanya Aga.
"Entahlah." Begitu jawabnya kemudian memulai untuk melahap makanannya.
Siang ini suasana kantin tidak seramai biasanya, setelahnya tidak ada lagi obrolan, semuanya fokus dengan makanan di depannya masing-masing.
Dua jam berlalu, bel pulang sekolah berbunyi dengan lantangnya, sekolah usai, dan mereka berjalan menuju tempat parkir, hari ini Fika bersama Aga, pagi tadi laki-laki itu menjemputnya dan mengajak untuk berangkat bersama.
"Bagaimana kalau setelah ujian kita ke pantai?." Ucap Aga membuka obrolan mereka yang masih berjalan.
"Dimana?." Fika bertanya tapi ia tidak begitu antusias.
"Bali? Atau yang dekat-dekat sini saja?."
"Yanh dekat saja, capek perjalanan jauh." Begitu jawab Fika. Seno hanya diam tidak menanggapi,ia akan selalu meng-iya-kan kemana kekasihnya itu akan pergi.
Baiklah, liburan telah direncanakan, tinggal menunggu ujian selesai setelahnya mereka akan berangkat, bersenang-senang di bibir pantai sembari bermain air dan pasir menggunakan bikini, itu akan menyenangkan.
Dalam perjalanan menaiki motor masing-masing, Aga bersama Fika dan Seno bersama vespa kesayangannya, melaju menyusuri jalanan yang masih sangat terik. Semuanya fokus dengan pikirannya sendiri, Aga melaju di depan Seno, laki-laki itu hanya mengikuti Aga dari belakang, memastikan pengendara di depannya aman, ia sudah seperti bodyguard pribadi tuan muda Askara.
Seno juga mengikuti untuk mengantar Fika ke rumahnya, dan mereka akan berpisah di pertigaan yang dekat dengan rumah kekasihnya, selalu seperti itu, karena hubungan mereka yang dilakukan diam-diam.
"Pulang dengan siapa?."
"Maksud ayah apa?." Tanya Aga dengan alis yang ditautkan.
"Kamu pulang sekolah dengan siapa?." Jelas orang tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGA ASKARA - Aku, Dia, dan Kamu
RomanceBagaimana dengan cinta? Apakah semudah itu? Tidak mungkin! Pemuda tampan yang bersembunyi di balik sikap polosnya, Aga namanya. Beberapa menganggap ia adalah anak yang baik, tapi apakah benar begitu? Masih ingat dengan pribahasa bahwa "air tenang me...