48 - Menyesal

8 0 0
                                    

Aku masih menginginkanmu setiap waktuSalah satu ruang di lubuk hatiku iniMasih dipenuhi dengan kerinduanAku menunggumuAku membutuhkanmu setiap waktuAku berlari padamu seperti orang gilaMemeluk erat dirimuDengan kedua tangankuDan aku ingin kamu tah...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih menginginkanmu setiap waktu
Salah satu ruang di lubuk hatiku ini
Masih dipenuhi dengan kerinduan
Aku menunggumu
Aku membutuhkanmu setiap waktu
Aku berlari padamu seperti orang gila
Memeluk erat dirimu
Dengan kedua tanganku
Dan aku ingin kamu tahu
Kamu adalah satu-satunya alasan
Mengapa aku masih bernafas
Mengapa aku masih hidup
Dan kuberitahu padamu
Aku sungguh-sungguh mencintaimu
Semua kenangan cinta yang ada
Inilah yang menjadi alasanku

Love You With All My Heart - Crush


Lantunan musik menggema dalam telinga pemuda manis ini, hanya di telinganya dengan benda kecil yang nampak melekat di sana. Tatapannya kosong, matanya sayu tidak ada binar manik cerah di sana, kulit putihnya menjadi semakin pucat dengan barat yang turun begitu cepat. Ia memandang hamparan rumput dan beberapa tanaman di depannya, terduduk diam di sebuah teras, sendirian.

"Dek."

Tidak ada sahutan. Aga masih di posisi yang sama.

"Makan dulu ya, mas suapain." Ucap laki-laki yang berjongkok tepat di depan Aga.

Laki-laki itu masih tidak bergeming dalam diamnya, setetas butiran bening jatuh membasahi pipinya. Aga menangis tanpa suara, lagi.

Dewa mengusap tetesan itu dengan jemarinya, mengusap pipi itu lembut.

"Semua ini salah Aga." Ucapnya dengan masih menatap kosong ke depan. Ia menyesal atas semua tindakannya terhadap Seno, seharusnya semua ini tidak terjadi, bukan seperti ini bayangan yang mereka impikan dulu.

Flashback

"Maafkan Aga, Aga sudah membuat Seno seperti ini."

"Tidak. Jangan salahkan dirimu sayang." Mendengar kata terakhir itu tangis Aga semakin menjadi.

Wanita yang memeluknya ini masih bisa memanggilnya sayang setelah semua yang terjadi pada anaknya. Wanita ini terlalu baik, dan Aga terlalu jahat untuk menerima kabaikan itu.

Sirine ambulans dan mobil lain bergema, mereka datang untuk mengevakuasi insiden ini. Tubuh kekasihnya diangkat dan dimasukkan ke dalam salah satu mobil itu, Aga hendak mengikuti namun di tahan oleh Dewa. Laki-laki itu tidak melarangnya namun mengajaknya untuk menaiki mobilnya sendiri.

Mereka beriringan menuju rumah sakit, Seno harus segera ditangani, meski laki-laki itu sudah tidak bernafas namun tetap saja ia tidak boleh merasa sakit dengan kondisi tubuhnya seperti ini.

Beberapa jam berlalu, Seno sudah diantar ke rumah duka oleh pihak rumah sakit. Aga dan orang tua Seno sudah menunggu kedatangan laki-laki itu. Acara pemakaman akan diadakan hari itu juga.

AGA ASKARA - Aku, Dia, dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang