Siang dengan mentari dan awannya, malam dengan bulan dan bintangnya, hujan dengan angin dan petirnya, semua seolah berpasang-pasang, namun tidak untuk Aga. Laki-laki itu selalu bertanya kepada hatinya, kemana sebenarnya kekasihnya itu, tunggu, apakah dia masih ada hak untuk memanggil dengan sebutan itu?. Ini sudah terlalu lama laki-laki itu tidak memberitahu kabar pemuda manis ini. Ia dibuat bingung dengan semua ini, haruskah ia bertahan atau melupakannya.Apakah ini juga salah satu ulah dari ayahnya?. Apakah orang tua itu mengancam Seno untuk tidak menghubunginya sama sekali?. Tapi apakah orang seperti Seno atau bahkan keluarganya yang bisa dibilang orang besar itu bisa diamcam oleh ayahnya?. Rasa-rasanya tidak mungkin. Aga melamun dalam kerja malamnya, pikirannya tidak fokus.
"Aga." Ucap perempuan yang ada di hadapannya.
Aga sempat diam, mencerna apa yang dilihatnya, apakah ini benar?.
"Kak Raya?." Balas Aga yang mendapati sepupu kekasihnya itu berdiri di sebelah Kevin.
"Ternyata benar kamu ya." Ucap gadis itu lagi.
"Waktu pertama kali kamu masuk kerja di sini Kevin sempat memberitahuku kalau ada anak baru dan namanya sama denganmu aku kira itu bukan kamu." Tambahnya.
"Mas Kevin?." Tanya Aga masih tidak mengerti, apakah maksud gadis ini adalah laki-laki yang berada di sebelahnya ini.
Raya menarik lengan pemuda itu untuk ikut dengannya duduk di salah satu kuri pembeli di sana. Aga sempat menolak karena ini masih jam kerja dan ia tidak enak dengan laki-laki yang bersama gadis ini. Namun setelah Aga menatap Kevin untuk memberi isyarat minta ijin laki-laki mengangguk pertanda memperbolehkan. Dan mereka bertiga duduklah di sana.
"Kamu mau tahu rahasia kecil?." Ucap Raya melanjutkan obrolannya. Dan Aga mengangguk untuk itu.
"Sebenarnya saat aku tinggal beberapa hari di rumah Seno itu bukan karena aku ada urusan kuliah di kota itu, Seno berkata seperti itu karena aku yang memintanya."
"Sebenarnya saat itu aku lari dari laki-laki ini, ia selalu mengejarku meski aku menolaknya berkali-kali." Ucap Raya yang menunjukkan laki-laki di sebelahnya ini.
Aga paham maksud gadis ini, sepertinya kisah cintanya juga rumit.
"Lalu saat ini?." Ucap Aga bertanya bagaimana akhir kisah lari dan penolakan itu.
"Dengan berat hati aku menerimanya." Ucap Raya sembari tertawa.
"Sayang kok gitu." Balas Kevin yang seoalah merajuk karena ucapan gadis ini.
Raya semakin puas tertawa akan itu, Aga tahu kalau ucapan itu hanyalah candaan saja, karena terlihat jelas dari binar mata gadis ini kalau ia juga memiliki rasa cinta yang besar kepada laki-laki di sebelahnya.
"Kak, Aga boleh tanya?." Ucap Aga.
"Mengenai Seno." Tambah pemuda itu.
"Sudah dua tahun ia berada di sana, dan sudah satu tahun lebih semua pesan dan panggilan dari Aga tidak pernah dibalasnya, kak Raya tahu Seno kenapa?." Tutur Aga menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGA ASKARA - Aku, Dia, dan Kamu
RomansaBagaimana dengan cinta? Apakah semudah itu? Tidak mungkin! Pemuda tampan yang bersembunyi di balik sikap polosnya, Aga namanya. Beberapa menganggap ia adalah anak yang baik, tapi apakah benar begitu? Masih ingat dengan pribahasa bahwa "air tenang me...