24 - Validasi

6 0 0
                                    

Dua laki-laki dengan usia terpaut jauh itu tengah duduk di depan ruang rawat inap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua laki-laki dengan usia terpaut jauh itu tengah duduk di depan ruang rawat inap. Dengan tanpa ekspresi mereka berbincang, tidak banyak hanya poin-poin penting yang ingin disampaikan oleh yang lebih tua.

"Maaf tuan, saya tidak bisa." Begitu ucap yang lebih muda.

"Kamu sadar dengan hubungan yang kalian jalani?." Ucap si pria tua.

"Saya tahu."

"Hubungan seperti itu tidaklah benar, kalian itu sama-sama laki-laki, hubungan kalian tidaklah kokoh, tidak ada hukum yang dapat menguatkannya. Benar jika cinta adalah emosi paling kuat yang ada di dunia, tapi itu juga rapuh."

"Kau masih muda, begitupun dengan anak saya, jadi tolonglah jauhi anak saya. Saya tidak mau di dalam keluarga saya memiliki aib seperti ini."

Tuan Askara berucap dengan tenang kepada laki-laki muda di depannya.

"Sekali lagi maaf, saya tidak bisa meninggalkan Aga, kecuali dirinya sendiri yang meminta saya untuk pergi." Seno masih teguh dengan hatinya.

"Saya menghormati mu karena kamu adalah anak dari Alexander, jika tidak saya sudah menghabisimu di hari pertama saya melihatmu melecehkan anak saya."

"Beruntungnya saya menjadi anak Alexander." Jawab Seno dengan senyumnya. Bukan senyum ramah, melainkan lebih ke senyum meremehkan.

"Sekali lagi saya tegaskan, jauhi anak saya." Final orang tua itu kemudian pergi meninggalkannya dan memasuki ruangan dimana anaknya dirawat.

Laki-laki muda itu terdiam dalam duduknya, apa yang harus ia lakukan, menuruti hatinya atau menuruti perintah ayah dari kekasihnya?. Hubungan seperti ini benar-benar tidak mudah. Ia beranjak dari duduknya, pergi dari sana, ia ingin pulang, membaringkan tubuhnya dan menenangkan isi kepalanya, pikirannya kacau.

"Seno mana?." Ucap Aga menanyai ayahnya yang kembali menghampirinya tanpa ia lihat Seno mengikuti laki-laki tua itu.

"Pulang."

♧♧♧

"Seno, ayo makan." Ucap laki-laki paruh baya yang tengah menghampiri anaknya yang terbaring lemas di atas kasurnya.

Pemuda itu tidak sakit, ia sama sekali tidak ada semangat untuk hanya sekedar bangkit dari posisinya saat ini. Ia memalingkan badannya, menghadap dimana ia tidak bisa melihat ayahnya. Laki-laki tua itu mengelus lembut surai anaknya, sepertinya ia tahu kalau anaknya sedang mengalami masalah, hinggalah terdengar suara anaknya yang sedikit parau.

"Ayah." Panggil Seno. Ayahnya hanya bergumam untuk menanggapinya.

"Apakah cinta ayah pernah tidak direstui?." Ucap Seno melanjutkan, ia sudah merubah posisi berbaringnya menghadap ayahnya. Nampak sekali sorot matanya meredup.

AGA ASKARA - Aku, Dia, dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang