42 - Rindu

3 0 0
                                    

"Mas Aga, nyonya masuk rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Aga, nyonya masuk rumah sakit."

Bugk!.

Seketika ponsel yang tadinya melekat di telinganya kini sudah tergeletak di lantai, tubuhnya menegang, ia bangkit dari duduknya, tidak lagi menghiraukan panggilan anak kecil yang sepertinya terlihat panik akan reaksi pemuda manis ini.

Dewa yang melihat itu dalam langkahnya segera ia berlari, mendekat ke arah Aga, mencekal lengan pemuda itu yang ingin pergi meninggalkan tempat ini, ia bertanya ada apa. Aga menjawab dengan ekspresi gugup, takut, bingung, sedih, semuanya menjadi satu. Si kecil yang tadinya lahap memakan hidangan itu kini mendekat memeluk tubuh kakaknya. Ia takut dengan kondisi Aga seperti ini

"Aku harus pulang mas. Aku harus pergi." Ucap Aga terbata dengan ekspresi masih sama.

Segera Dewa memeluk Aga, menenangkan tubuh yanh bergetar itu, memberikan afeksi agar pemuda ini tidak panik seperti ini.

"Tenang dulu oke. Aku akan mengantarmu, tapi kamu harus tenang dulu, jangan panik."

Viko hanya melihat dua orang dewasa ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, kehadirannya pun juga sepertinya tidak dihiraukan lagi oleh kakaknya yang terfokus menenangkan Aga. Si kecil tahu jika Aga memerlukan itu.

"Aku harus pulang, mama sakit." Ucap Aga yang jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"Baiklah, ayo aku antar." Ucap Dewa dengan meraih pinggang Aga, merangkul itu agar si manis ini tidak terjatuh. Tak luput ia mengajak Viko dalam gandengan sebelah tangannya.

♧♧♧

Setibanya di rumah sakit ibunya sudah tertidur, mungkin efek dari obat yang diberikan oleh dokter. Aga sedikit lega melihat kondisi ibunya yang baik-baik saja, meskipun begitu ia sama sekali tidak mera kantuk di matanya, ia terjaga hingga pagi untuk menunggu ibunya bangun, terlihat kantung di bawah matanya yang gelap.

Tidak sendirian Aga menunggu di rumah sakit itu, ada ayahnya juga yang sedang tertidur di sofa. Sedangkan Dewa, laki-laki itu sudah dititah untuk pulang saja oleh Aga sedari tibanya mereka di rumah sakit, bukan karena apa, ia khawatir dengan Viko, anak kecil itu juga membutuh waktu untuknya istirahat.

"Aga." Suara lirih khas orang bangun tidur terdengar di pendengaran laki-laki manis itu.

Aga segera memalingkan wajahnya ke sumber suara, ibunya terbangun, wajahnya masih terlihat pucat dan tubuhnya pun sepertinya lebih kurus dari sebelumnya mereka bertemu.

"Aga di sini ma, Aga tidak kemana-mana." Begitu ucap pemuda itu dengan menggenggam erat telapak tangan ibunya dengan kedua tangannya

"Mama merindukanmu, Aga pulang ya nak." Ucap wanita itu yag terdengar miris memohon kepada anaknya.

"Aga ada tanggung jawab, Aga tidak bisa melepas itu ma, Aga juga sudah diterima untuk masuk kuliah disana."

AGA ASKARA - Aku, Dia, dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang