"Kamu pernah dengar tentang dunia paralel?"
Angela, terkejut dengan interupsi mendadak Artika sahabatnya di tengah keheningan. Ia mengangkat kepalanya dari novel dan mengerutkan dahi. "Hmm, pernah dengar sedikit sih, tapi belum terlalu paham. Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"
"Gapapa, tapi coba bayangkan, ada dunia-dunia lain yang eksis secara bersamaan dengan dunia kita, tapi kita tidak bisa melihat atau merasakan mereka karena berada di dimensi yang berbeda." jawabnya dengan mata berbinar antusias.
Angela meletakkan novelnya dengan hati-hati di meja, berusaha mencerna kata-kata Artika. "Jadi maksudnya ada banyak versi kita di dunia lain itu?"
Artika mengangguk pelan, menjaga suaranya tetap rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. "Iya, benar. Setiap keputusan yang kita buat bisa menciptakan cabang baru di dunia paralel. Misalnya, di satu dunia paralel, kamu mungkin memilih jurusan kuliah yang berbeda dan hidupmu akan sangat berbeda dari sekarang."
"Wah, menarik juga," gumam Angela sambil bersandar ke kursinya, pikirannya melayang membayangkan skenario-skenario alternatif. "Bagaimana caranya kita tahu kalau dunia paralel itu benar-benar ada?"
Artika menggeser kursinya lebih dekat ke meja, mencondongkan tubuh sedikit ke depan. "Ini lebih ke teori fisika kuantum dan konsep 'multiverse'. Fisikawan seperti Hugh Everett mengusulkan teori dunia banyak atau 'many-worlds' yang menyatakan bahwa setiap kemungkinan kuantum sebenarnya terjadi di dunia paralel yang berbeda."
Angela menatap Artika dengan mata yang dipenuhi rasa ingin tahu. "Jadi ini berdasarkan ilmu fisika, bukan cuma fiksi ilmiah?"
Artika tersenyum lebar, senang bahwa Angela tertarik pada penjelasannya. "Benar, meskipun kita belum punya bukti langsung, beberapa fenomena kuantum yang aneh dan eksperimen seperti kucing Schrödinger memberi dukungan pada gagasan ini."
Angela mengerutkan kening, penasaran. "Kucing Schrödinger? Apa itu?"
Artika meraih buku tebal di depannya dan membukanya pada halaman yang menjelaskan eksperimen pikiran ini. "Bayangkan ada kucing di dalam kotak tertutup dengan bahan radioaktif yang punya peluang 50% untuk melepaskan racun dan membunuh kucing itu. Menurut fisika kuantum, sebelum kita membuka kotak, kucing itu bisa dianggap hidup dan mati sekaligus karena kita belum melakukan observasi untuk menentukan keadaannya."
"Jadi... dunia paralel itu seperti kucing Schrödinger?" tanya Angela, kini semakin tertarik. "Kita tidak tahu apa yang terjadi sampai kita melihatnya?"
Artika tertawa kecil, menjaga suaranya agar tetap rendah. "Bisa dibilang begitu. Dunia paralel adalah hasil dari setiap kemungkinan yang belum kita amati. Tapi sampai saat ini, kita hanya bisa membayangkan mereka karena kita belum punya cara untuk mengakses atau mengamatinya secara langsung."
"Apakah ada cara kita bisa berinteraksi atau pergi ke dunia paralel itu?" tanya Angela penasaran.
Artika menggelengkan kepala dengan sedikit senyum. "Untuk saat ini, kita belum menemukan cara untuk berinteraksi atau pindah ke dunia paralel. Semua ini masih dalam ranah teori. Namun, di banyak cerita fiksi ilmiah, konsep ini sering dieksplorasi dengan cara yang kreatif."
"Menarik banget!" seru Angela dengan suara setengah berbisik, matanya bersinar dengan semangat baru. "Jadi kalau aku punya mimpi aneh atau déjà vu, itu bisa jadi aku merasakan dunia paralel?"
"Bisa jadi, meskipun tidak ada bukti ilmiah untuk itu. Tapi gagasan seperti itu memang menginspirasi banyak spekulasi dan cerita fiksi."
Angela tertawa kecil, mencoba mencerna konsep yang baru saja didengarnya. "Seru juga ya. Jadi dunia paralel itu semacam potensi lain dari apa yang kita alami di dunia ini?"
Artika mengangguk, meletakkan bukunya dengan hati-hati di meja. "Tepat sekali. Bisa dibilang begitu. Setiap pilihan yang kita buat mungkin menciptakan dunia baru dengan sejarah yang berbeda."
Angela menutup novelnya dengan pelan, kemudian berdiri. "Bagaimana kalau kita bisa membuktikan dunia paralel itu ada? Apa yang akan terjadi jika kita benar-benar bisa mengaksesnya?"
Artika tertawa kecil seraya membereskan buku-bukunya. "Itulah yang membuat fisika dan kosmologi begitu menarik. Banyak yang kita belum ketahui, dan kemungkinan-kemungkinan itu memberi ruang bagi imajinasi kita. Tapi ingat, meskipun teori multiverse adalah topik serius dalam fisika, kita masih jauh dari bisa membuktikannya atau bahkan menjelajahinya."
"Misalnya," katanya sambil berdiri, "di dunia paralel lain, mungkin kita tidak sedang berdiri di sini sekarang. Mungkin kita ada di tempat yang sama sekali berbeda, atau bahkan tidak pernah bertemu."
Angela mengangguk, pikirannya terus membayangkan skenario-skenario lain yang mungkin ada di dunia paralel. "Jadi, setiap keputusan kecil bisa membuat perbedaan besar?"
Artika mengangguk setuju. "Ya, itulah idenya. Setiap pilihan, sekecil apapun, bisa menyebabkan hasil yang berbeda di setiap cabang dunia paralel. Ini memberikan perspektif yang menarik pada kehidupan kita-bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, meskipun tampaknya tidak signifikan, bisa berdampak besar."
"Itu membuatku merasa setiap keputusan yang kita buat sangat penting." ucap Angela benar-benar tertarik.
"Memang," kata Artika, "dan itu juga yang membuat hidup begitu menarik. Tidak ada yang tahu bagaimana sebuah keputusan akan membentuk masa depan kita atau masa depan di dunia paralel lainnya."
Angela melirik Artika yang mengemasi barang-barangnya dan berkata, "apa kau ingin pulang?"
"Iya, aku harus melakukan sesuatu." Jawab Artika menyampirkan tas ke pundaknya. "Kamu bagaimana?"
"Aku masih ingin disini untuk mencari novel-novel menarik!" Ucap Angela dengan semangat.
Artika tersenyum melihatnya dan berkata, "baiklah, aku pamit ya."
Angela menganggukkan kepalanya seraya melambaikan tangannya. Namun, ia mengerutkan kening begitu melihat Artika menghentikan langkahnya. "Ada apa?"
"Aku lupa mengatakan sesuatu. Lakukanlah apa yang menurut mu benar, tapi ingat ini, jika tindakan mu akan berpengaruh pada hal yang lain. Jangan percaya dengan apa yang kamu dengar, tapi percayalah dengan apa yang kamu lihat. Jika kamu melihatnya secara nyata, maka jangan langsung percaya, tapi cari tahu kebenarannya. Maka, buatlah tindakan mu itu dengan baik." Usai mengatakan itu dengan wajah serius, Artika berlalu pergi meninggalkan tanda tanya dibenak Angela.
"Maksudnya?"
____________________________________
TO BE CONTINUED
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
The Binding Of Worlds (END)
FantasyTentang seorang mahasiswi yang terseret ke dunia asing melalui sebuah buku kuno, di mana ia menemukan misteri besar yang menghubungkan dua dunia berbeda. Dalam petualangannya, Angela harus menghadapi tantangan berbahaya dan menggali kekuatan dalam d...