Chp. 06 : Angela's Quest for Home

921 63 0
                                    

Sudah seminggu sejak Angela pertama kali menemukan dirinya terperangkap di dunia yang aneh ini. Sejak hari pertamanya di mansion megah Raymond Castele de Archibald, ia telah diangkat sebagai pelayan tetap. Perasaan campur aduk menghiasi benaknya: ada kebahagiaan karena mendapatkan tempat tinggal dan makanan yang cukup, namun juga kesedihan karena kenyataan ini menunda pencariannya untuk pulang ke dunianya sendiri.

Di mansion yang luas ini, Angela merasa ada sedikit kenyamanan di antara orang-orang yang ramah, meski rasa waspada tetap bersemayam di hatinya. Kehidupan sebagai pelayan ternyata memberi kesempatan untuk menjelajahi mansion dan mencari petunjuk tentang bagaimana ia bisa kembali ke dunianya. Namun, selama satu minggu, ia belum menemukan apapun yang dapat menjelaskan kehadirannya di dunia asing ini.

Angela mulai terbiasa dengan rutinitas di mansion. Di sela-sela tugasnya, ia sering berkeliaran di sekitar mansion, mengamati setiap sudutnya, berharap ada sesuatu yang dapat memberikan jawaban. Suatu hari, ketika sedang membersihkan koridor yang menghadap ke taman belakang, Angela mendengar bisikan-bisikan dari dua pelayan yang sedang berbicara di dekat pintu.

"Kau dengar tentang kerajaan Arrakis?" bisik salah satu pelayan. "Mereka bilang putra mahkotanya sangat semena-mena. Dan banyak orang yang hilang secara misterius."

"Ya, ada desas-desus tentang portal dan dunia ajaib," tambah pelayan lainnya. "Orang-orang mengatakan bahwa portal itu bisa membawa kita ke dunia lain."

Angela tertegun mendengarnya. Portal? Dunia ajaib? Bisikan itu membuat pikirannya berputar cepat. Ia mulai bertanya-tanya apakah portal yang disebut-sebut itu ada hubungannya dengan bagaimana ia terjebak di dunia ini. Apakah ada seseorang atau sesuatu yang memanggilnya ke sini? Tapi, siapa yang melakukan itu?

"Jika putra mahkota itu memimpin, kerajaan Arrakis pasti akan hancur," kata salah satu pelayan dengan nada prihatin.

Kerajaan Arrakis? Angela berpikir keras, mencoba mengingat di mana ia pernah mendengar nama itu. Ada sesuatu yang terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingat di mana dan kapan ia mendengar nama kerajaan itu. Mungkinkah kerajaan itu memiliki petunjuk tentang portal yang bisa membawanya kembali?

Angela masih tenggelam dalam pikirannya ketika suara langkah kaki yang dikenalnya mendekat. Ia terkejut saat menyadari Raymond berdiri di dekatnya, menatapnya dengan senyum hangat.

"Pikirannya sedang melayang jauh, ya?" kata Raymond, senyumnya melebar saat melihat wajah Angela yang penuh konsentrasi hingga mengerutkan keningnya.

Angela tersentak dan segera memberi salam. "Ah, salam, Tuan Muda."

Raymond tertawa pelan. "Tidak perlu formal, Angela. Kan sudah aku katakan, jika kita sedang berdua, bicara santai dan panggil aku dengan nama. Kau kelihatan sangat serius. Apa yang kau pikirkan?" tanyanya, matanya berbinar dengan rasa ingin tahu.

Angela berusaha mencari alasan. "Oh, tidak ada apa-apa, Raymond. Hanya... mencoba memahami sesuatu."

Raymond mengangguk, meskipun tampaknya masih penasaran. "Baiklah, kalau begitu. Bagaimana kalau kita ke perpustakaan? Aku menemukan beberapa buku baru yang mungkin menarik."

Angela mengangguk setuju. "Tentu." Meskipun pikiran tentang portal dan kerajaan Arrakis masih berputar di benaknya, ia merasa lebih baik mengikuti Raymond. Perpustakaan selalu menjadi tempat yang nyaman untuk berpikir.

Di perpustakaan yang luas dan penuh dengan buku-buku tebal, Angela dan Raymond mulai mencari buku-buku yang menarik. Raymond, seperti biasa, memulai dengan membaca beberapa bab dari buku-buku tentang sejarah dan filsafat. Angela, meskipun terlihat membaca, pikirannya masih terfokus pada informasi yang baru saja ia dengar.

Raymond memperhatikan Angela yang tampak tidak sepenuhnya hadir. "Angela, ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya akhirnya.

Angela mengangkat kepala dan tersenyum tipis. "Hanya merasa sedikit bingung dengan beberapa hal. Dunia ini sangat berbeda dengan yang biasa saya kenal."

Raymond mengangguk dengan pengertian. "Dunia ini memang penuh misteri. Tapi kau tidak sendirian, Angela. Kau bisa berbicara denganku tentang apa saja yang mengganggu pikiranmu."

Angela ragu sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka sedikit perasaannya. "Raymond, apakah kamu pernah mendengar tentang portal yang bisa membawa seseorang ke dunia lain?"

Raymond tampak berpikir sejenak. "Portal? Itu terdengar seperti cerita dalam dongeng. Meskipun ada banyak legenda dan mitos tentang portal di berbagai kerajaan. Kenapa kau menanyakan hal itu?"

Angela menghela nafas. "Hanya mendengar bisikan dari para pelayan tentang kerajaan Arrakis dan desas-desus tentang portal. Saya pikir itu menarik."

Raymond tersenyum tipis. "Ah, kerajaan Arrakis. Ada banyak cerita tentang kerajaan itu. Namun, sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya rumor." Ia menatap Angela dengan lembut. "Mungkin kita bisa mencari lebih banyak informasi tentang itu. Ada banyak buku tentang kerajaan di sini."

Selama beberapa hari berikutnya, Angela dan Raymond menghabiskan lebih banyak waktu di perpustakaan, mencari buku-buku tentang kerajaan Arrakis dan mitos tentang portal. Mereka menemukan beberapa buku yang mengandung cerita tentang dunia ajaib dan portal yang menghubungkan berbagai dunia. Meskipun sebagian besar hanya legenda, Angela merasa ada butir-butir kebenaran di dalamnya.

Namun, semakin Angela mencari, semakin ia merasa cemas. Ada begitu banyak misteri dan ancaman yang tampaknya mengintai di balik cerita-cerita ini. Sementara itu, hubungannya dengan Raymond semakin dekat. Mereka sering berbincang tentang berbagai hal, dan Angela merasa semakin nyaman berada di dekatnya.

Selama minggu berikutnya, Angela melanjutkan pencariannya dengan semangat baru. Ia membaca setiap buku yang bisa ia temukan tentang kerajaan Arrakis dan portal, mencari setiap petunjuk yang bisa membawanya pulang. Meskipun jalan di depannya masih penuh dengan misteri dan tantangan, Angela merasa lebih yakin dengan setiap langkah yang ia ambil.

Raymond tetap menjadi pendamping yang setia, selalu ada untuk memberikan dukungan dan semangat. Hubungan mereka semakin dalam, dan Angela merasa terikat dengan kebaikan dan perhatian Raymond. Meski ia masih merasa terasing di dunia ini, kehadiran Raymond memberinya rasa aman dan harapan.

Angela tahu bahwa perjalanannya masih panjang dan penuh dengan ketidakpastian, tetapi ia merasa siap menghadapi apa pun yang datang. Dengan Raymond di sisinya, Angela merasa lebih kuat dan lebih bertekad untuk menemukan jalan pulang.

"Susah sekali mencari petunjuknya!" Ruang kesal Angela mengacak-acak rambutnya.

Malam itu, Angela menatap langit malam dari jendela kamarnya, merasa ada harapan baru yang menyala di hatinya. Dunia ini mungkin penuh dengan misteri, tetapi ia tidak akan menyerah. Angela yakin bahwa dengan waktu dan usaha, ia akan menemukan jawaban yang ia cari dan akhirnya pulang ke dunianya.

"Kapan aku akan pulang...?"

____________________________________

TO BE CONTINUED
____________________________________

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang