Angela masih terpesona oleh kemegahan arsitektur kota kuno ketika tiba-tiba dia disadarkan oleh suara berderak di belakangnya. Dia berbalik dan melihat seorang wanita setengah baya dengan tatapan tajam mendekat. Dengan rambut kelabu yang diikat rapi dan gaun panjang bergaya klasik, wanita itu berjalan cepat ke arahnya sambil mengomel.
"Kau pelayan baru nya, kan? Cepat, ikuti aku! Tuan sudah menunggu!" kata wanita itu dengan nada memerintah.
Angela kebingungan, tidak tahu harus merespons bagaimana. "Maaf, tapi saya bukan-"
Wanita itu tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. "Ayo cepat! Tidak ada waktu untuk berdiri melamun! Tuan tidak suka menunggu."
Dengan tergesa-gesa, dia menarik Angela menyusuri jalan berbatu, melintasi lorong-lorong sempit dan melewati keramaian orang-orang yang tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Angela merasa seperti terjebak dalam mimpi yang sangat aneh. Pakaian orang-orang, arsitektur bangunan, dan suasana kota ini terasa seperti dari abad pertengahan. Setiap detil menegaskan bahwa dia telah berpindah ke dunia yang benar-benar berbeda.
Mereka tiba di depan sebuah rumah besar yang dikelilingi oleh taman luas. Bangunan itu megah, dengan pilar-pilar tinggi dan jendela-jendela besar yang dihiasi tirai-tirai tebal. Wanita itu membawa Angela masuk ke dalam rumah dan menuju ke sebuah ruangan dibelakang rumah. Dia membuka pintu sebuah kamar kecil, menarik Angela masuk, lalu mengangsurkan pakaian pelayan kepadanya.
"Cepat pakai ini. Mengapa kau diam saja? Kau ingin mensia-siakan kesempatan ini?" Wanita itu melipat tangannya, menatap Angela dengan tatapan mendesak.
"Tapi-"
"Dilihat-lihat, kau sungguh seperti orang aneh. Pakaian mu pun aneh. Ck, sudahlah! Cepat ganti pakaianmu!" Setelah mengatakan itu, wanita tak dikenal itu keluar dari kamar, menutup pintunya dengan keras.
Angela memandang pakaian pelayan di tangannya dengan bingung. Semuanya begitu mendadak dan membingungkan. Dia ingat dengan jelas bahwa dia berada di perpustakaan beberapa waktu lalu. Dia hanya membaca sebuah buku, lalu tiba-tiba terseret ke tempat yang asing ini. Cahaya yang keluar dari buku itu... Apakah benar dia telah masuk ke dalam dunia paralel seperti yang pernah dibicarakan oleh Artika, sahabatnya?
Bangunan di sini begitu kuno, seperti abad pertengahan di zaman kerajaan. Tidak hanya itu, aksen bahasa dan pakaian mereka pun sama kunonya. Ini semua tampak seperti setting dari novel sejarah atau cerita fantasi.
"Kau sudah selesai belum? Mengapa lama sekali?!" Suara wanita itu terdengar dari luar ruangan, penuh dengan nada tidak sabar.
"A-ah iya, sebentar lagi," jawab Angela dengan gugup.
"Sungguh aneh," gumamnya pada dirinya sendiri. Pikirannya penuh dengan percakapannya bersama Artika tentang dunia paralel. "Dunia paralel? Itu mustahil," dia bergumam, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
Namun, fakta bahwa dia berada di sini, di tempat yang sama sekali berbeda, menunjukkan sebaliknya. Dengan hati-hati, dia mulai mengenakan pakaian pelayan yang diberikan. Pakaian itu terasa aneh dan asing di tubuhnya, namun Angela tidak punya pilihan lain selain memakainya. Setelah beberapa menit, dia sudah mengenakan pakaian itu dengan benar. Tidak lama kemudian, wanita tadi masuk kembali dan menariknya keluar dari kamar.
Wanita itu membawanya ke sebuah ruangan besar yang penuh dengan orang-orang seusianya, bahkan ada yang lebih muda. Mereka semua mengenakan pakaian pelayan seperti dirinya. Kedatangannya disambut oleh keheningan yang canggung dari para pelayan yang lain. Semua orang tampak terfokus pada wanita disamping Angela yang kemudian mulai berbicara dengan nada tegas.
"Berbaris sana!" perintahnya. Walau bingung, Angela mengikuti instruksinya.
Angela berdiri di antara barisan pelayan baru lainnya, hatinya masih dipenuhi dengan kebingungan dan keheranan akan segala sesuatu yang terjadi padanya.
Seseorang di samping Angela berbisik, "Hei, kau bekerja sebagai pelayan juga?"
Angela mengangguk ragu. "I-iya," jawabnya.
"Yah, pasti kau ketakutan saat ini. Sama sih, aku juga. Tapi, apa boleh buat? Bekerja sebagai pelayan di rumah bangsawan gajinya sangat besar, hal itu bisa memenuhi kebutuhan kita sebagai rakyat biasa."
Angela hanya mendengarkan, masih berusaha memahami situasinya. Ia mencatat setiap kata yang diucapkan wanita itu. Meskipun ia masih merasa terombang-ambing di antara dua dunia yang berbeda, ia menyadari bahwa ada tanggung jawab yang harus diemban di tempat ini, meskipun ia tidak benar-benar mengerti bagaimana atau mengapa ia berada di sini.
Dia melihat wanita setengah baya itu terus berbicara di depan barisan, menjelaskan tentang tugas seorang pelayan, apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, serta gaji yang akan mereka dapatkan. Kata-katanya tegas dan teratur, seolah-olah dia telah mengulangi pidato ini berkali-kali.
"Sebelum masuk ke mansion utama, kalian harus belajar terlebih dahulu semua tugas pelayan di sini selama seminggu. Jika dalam seminggu itu kalian tidak bisa, maka kalian akan keluar dari sini."
Di sela-sela pembicaraan wanita itu, seseorang muncul dari atas tangga dan berjalan mendekat. Orang itu adalah pria muda dengan penampilan tampan dan berwibawa. Dia mengenakan pakaian mewah yang mencerminkan status bangsawannya. Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik.
"Astaga, dia tuan Raymond! Seperti yang dirumorkan, dia benar-benar tampan." Bisik seseorang disamping Angela.
Nama itu seketika menarik perhatian Angela. "Raymond? Nama yang tidak asing." Batin Angela. Namun, sebelum dia bisa merenungkan lebih jauh, Raymond sudah berada di hadapan mereka, menatap para pelayan baru dengan tatapan penuh evaluasi.
Raymond berhenti di depan barisan, matanya menyapu satu per satu pelayan yang berdiri di sana. "Selamat datang di rumahku," katanya dengan suara yang dalam dan berwibawa. "Saya harap kalian semua bisa bekerja dengan baik dan mematuhi aturan yang ada. Kalian akan dilatih selama seminggu, dan saya mengharapkan yang terbaik dari kalian."
Angela merasa tatapan Raymond berhenti sejenak pada dirinya, membuatnya merasa sedikit gelisah. Ada sesuatu yang aneh dalam pandangan pria itu, seolah-olah dia mengenali Angela atau setidaknya merasa ada yang berbeda. Namun, Raymond segera melanjutkan tatapannya ke pelayan lain, membuat Angela menghela napas lega.
Setelah Raymond pergi, wanita setengah baya itu melanjutkan instruksinya. Angela dan para pelayan baru lainnya diberi jadwal pelatihan yang ketat. Setiap hari mereka harus bangun pagi, mengikuti latihan kebersihan, tata krama, dan cara melayani tamu dengan sopan. Angela mencoba menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan kebingungan dan pertanyaan.
Setelah sesi pengenalan selesai, mereka dibawa ke ruangan-ruangan belajar di belakang mansion utama. Ruangan-ruangan itu terdiri dari perpustakaan kecil, ruang makan untuk pelayan, dan kamar-kamar kecil yang dihiasi dengan furnitur klasik yang mewah. Di sini, mereka diajari tugas-tugas pelayan, seperti membersihkan, menyajikan hidangan, merawat taman, dan hal-hal lain yang diperlukan untuk menjaga rumah tetap berjalan dengan lancar.
Seraya melakukan tugas pertamanya, Angela membatin, "Jika melihat secara nyata dan mengalaminya langsung seperti ini, aku benar-benar percaya jika dunia ini bukanlah tempat ku berada. Aku harus menemukan jawabannya... Bagaimana aku bisa kembali?"
____________________________________
TO BE CONTINUED
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
The Binding Of Worlds (END)
FantasyTentang seorang mahasiswi yang terseret ke dunia asing melalui sebuah buku kuno, di mana ia menemukan misteri besar yang menghubungkan dua dunia berbeda. Dalam petualangannya, Angela harus menghadapi tantangan berbahaya dan menggali kekuatan dalam d...