Epilogue The Hidden Link

968 51 9
                                    

Tubuh Angela dan Evander terasa seperti ditarik oleh kekuatan tak terlihat, mengombang-ambingkan keseimbangan mereka. Kepala mereka berdenyut-denyut, seolah-olah terjebak dalam pusaran sakit yang tiba-tiba. Dalam kekacauan itu, mereka terhuyung-huyung, terjebak di antara dua dunia.

Seketika, sensasi itu lenyap, meninggalkan mereka dalam keheningan yang mengejutkan. Angela membuka matanya perlahan, napasnya terengah-engah. Di depannya, hamparan hutan lebat terhampar, sama persis seperti yang ia lihat saat pertama kali memasuki cahaya dari buku. Rasanya begitu familiar, mengingatkannya pada petualangan pertama yang penuh ketidakpastian.

Evander berdiri di sampingnya, pandangannya penuh kebingungan dan kekaguman. Ia menatap sekeliling, mencoba memahami dunia baru yang tiba-tiba menyelimuti mereka. "Angela, di mana kita?" tanyanya, suaranya sarat dengan rasa ingin tahu dan kecemasan.

Angela hendak menjawab ketika buku yang digenggamnya tiba-tiba terlepas dari tangannya dan melayang di udara. Mata mereka membelalak, mengikuti gerakan buku itu dengan cemas. Buku itu berputar perlahan, mengeluarkan cahaya lembut sebelum suara misterius terdengar dari dalamnya.

"Aku menduga kau akan menyelesaikan ini," suara itu bergema, terdengar bijak namun tak terduga. "Tidak sia-sia aku memberi Artika kesempatan kedua."

Angela merasakan kemarahan mendidih di dalam dirinya. Ia ingat ketakutannya saat pertama kali ditarik ke dalam dunia yang aneh ini. "Jadi, kau yang membuat kami masuk ke dunia ini?" suaranya tajam, penuh dengan emosi yang terpendam.

Suara dari buku itu terdengar seolah tersenyum. "Kau tidak perlu marah seperti itu. Bagaimanapun, ini adalah akhir yang membahagiakan. Walaupun aku tidak menyangka karakter sampingan ini akan pergi bersamamu."

Angela menatap Evander dengan penuh rasa cinta dan melindungi, menggenggam tangannya dengan erat. “Jangan kau apa-apakan Evander!” peringatan Angela tegas, suaranya bergetar dengan keprihatinan yang mendalam.

"Tenanglah," suara itu kembali bergema, terdengar lebih lembut. "Anggap saja itu sebagai hadiah. Satu lagi, Evander, izinkan aku menjawab pertanyaan yang mungkin menghantuimu. Dunia yang akan kau tempati adalah dunia asal Angela. Peradabannya berbeda jauh dari tempatmu. Aku harap kau bisa menyesuaikan diri dan urusan dunia ini akan aku atasi."

Angela merasa lega mendengar bahwa masalah dunia tempat mereka baru saja tinggalkan akan diurus. Sementara Evander, meski bingung, menggenggam tangan Angela lebih erat, mencari ketenangan dalam kebersamaan mereka. “Aku tidak khawatir dengan apa yang akan ku hadapi, selama bersamamu, Angela,” bisiknya lembut, matanya menatap Angela dengan kasih yang tulus.

Cahaya terang memancar dari buku itu, menyilaukan pandangan mereka. Mereka menutup mata, merasakan tubuh mereka kembali ditarik oleh kekuatan yang tidak terlihat. Sensasi pening di kepala mereka membuat dunia berputar dengan cepat.

Ketika Angela dan Evander membuka mata mereka kembali, mereka mendapati diri mereka berada di perpustakaan luas dengan rak-rak modern yang berjajar rapi, dipenuhi buku-buku yang berjajar dengan teliti. Angela segera mengenali tempat itu—perpustakaan tempat dia sering berkunjung di dunia asalnya. Ada rasa lega yang dalam, bercampur dengan rasa syukur yang tak terucapkan.

“Apakah ini tempat tinggalmu?” tanya Evander, matanya berkeliaran di sekitar, menatap rak-rak buku yang tinggi dengan takjub dan rasa penasaran.

Angela menganggukkan kepalanya, tersenyum lembut. Ia menggenggam tangan Evander lebih erat, mencoba menyalurkan ketenangan dan keyakinan. "Ya, ini rumahku. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," katanya, matanya bersinar dengan kegembiraan.

Evander menatap Angela dengan penuh cinta, senyumnya penuh pengertian. “Aku tidak khawatir dengan apa yang akan ku hadapi, selama bersamamu, Angela.”

Angela tersenyum, merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. “Kau lagi-lagi… Ah, sudahlah! Ayo, kita jelajahi duniaku!” ucapnya dengan penuh semangat, menarik Evander untuk memulai petualangan baru di dunia yang kini menjadi rumah mereka bersama.

Dengan hati yang penuh harapan dan tangan yang saling menggenggam erat, mereka melangkah maju, siap menghadapi kehidupan baru yang penuh dengan kemungkinan dan kebahagiaan yang telah lama mereka dambakan.

____________________________________

ENDING
____________________________________

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang