Chp. 01 : The Portal of Secrets

1.8K 90 0
                                    

Suasana perpustakaan itu sunyi senyap seperti biasa, hanya terdengar gemerisik pelan dari lembaran-lembaran kertas yang dibolak-balik oleh pengunjung yang khusyuk membaca. Dinding-dindingnya dihiasi rak-rak tinggi yang penuh sesak dengan buku-buku dari berbagai genre, dari novel klasik hingga ensiklopedia tebal.

Angela, seorang mahasiswi yang gemar membaca, melewati lorong di antara rak-rak buku, untuk mencari novel yang menurutnya menarik.

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Bunyi itu menggema di keheningan, menarik perhatian Angela. Dia berhenti dan menoleh ke arah sumber suara. Di ujung lorong, sebuah buku besar tergeletak di lantai, halaman-halamannya yang tebal menganga lebar seolah-olah baru saja dilemparkan dari raknya. Angela mengerutkan kening, heran. Tak ada seorang pun di sekitar yang tampak bertanggung jawab atas kejadian itu.

Dengan rasa penasaran yang tak tertahankan, Angela berjalan mendekat dan memungut buku itu. Sampulnya berwarna gelap dan usang, tanpa nama penulis yang tercetak. Hanya ada simbol-simbol aneh yang terukir di permukaannya, seperti bahasa yang sudah lama hilang. Tanpa ragu, Angela membuka halaman pertama dan mulai membaca.

Kata-kata di dalam buku itu terasa aneh, asing namun sekaligus memikat. Setiap kalimat seolah-olah membawanya masuk lebih dalam ke dunia lain, sebuah dunia penuh misteri dan rahasia. Ekspresinya berubah-ubah dengan cepat saat membaca. Dari terkejut, terpesona, hingga ketakutan.

Tulisan itu memuat cerita tentang perjuangan seorang bangsawan yang mengungkapkan kekejian dari seorang koruptor. Semakin dalam Angela membaca, semakin terlibat dia dalam alur cerita yang penuh dengan teka-teki dan bahaya.

Hingga akhirnya, ketika mencapai klimaks cerita, Angela merasa jantungnya berdebar keras. Ini adalah momen puncak di mana sang bangsawan menemukan kebenaran tentang siapa kepala penjahat yang sebenarnya. Namun, saat Angela hendak melanjutkan ke halaman berikutnya, dia terhenti. Halaman itu ternyata kosong, sobek di bagian ujungnya, seolah-olah seseorang telah merobeknya dengan sengaja. Angela mendesah kesal. Rasa penasarannya kini memuncak menjadi frustrasi.

"Menyebalkan. Kalau tahu begini, aku tidak usah membacanya!" Kesalnya.

Dengan hati yang dongkol, dia menutup buku itu dengan kasar dan meletakkannya kembali di rak asalnya. Namun, tak disangka, buku itu tiba-tiba terbuka sendiri. Dari antara halaman-halamannya yang menganga, memancar cahaya terang yang menyorot langsung ke mata Angela. Dia terkejut dan menoleh sambil menutupi matanya karena silau.

Belum sempat dia memahami apa yang terjadi, tubuhnya tiba-tiba terasa tertarik oleh kekuatan yang tak terlihat. Suatu tarikan kuat menariknya ke arah buku itu, semakin dekat dan semakin kuat. Segala sesuatu di sekitarnya berputar, pandangannya kabur oleh kilauan cahaya yang semakin intens. Angela mencoba berteriak, namun suaranya teredam oleh kekuatan yang menyeretnya masuk.

Saat dia merasa tubuhnya terangkat dan terhisap ke dalam buku itu, dunia di sekitarnya berubah drastis. Suara gemerisik lembaran kertas dan bau khas perpustakaan seketika lenyap. Angela tak lagi merasakan lantai keras perpustakaan di bawah kakinya. Dia pun membuka matanya perlahan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi.

Yang dilihatnya membuat ia terbelalak sempurna. Dia tidak lagi berada di dalam perpustakaan. Sebaliknya, dia berdiri di tengah-tengah hutan lebat. Pepohonan tinggi menjulang di sekelilingnya, dedaunan hijau tua menutupi langit biru di atasnya. Suara burung-burung berkicau menggantikan keheningan perpustakaan. Angin sepoi-sepoi berembus, membawa aroma tanah basah dan tumbuhan liar.

Angela terdiam, terperangah. Dia memutar tubuhnya, mengamati lingkungan barunya dengan mata terbelalak tak percaya. Bagaimana mungkin dia bisa berpindah tempat secepat itu? Bagaimana dia bisa berada di tengah hutan yang begitu asing, sementara beberapa detik sebelumnya dia masih di perpustakaan?

"Ini... Dimana?" Tanya Angela pada dirinya sendiri.

"Kamu pernah dengar tentang dunia paralel?" Suara Artika yang bertanya, tiba-tiba muncul dibenak Angela.

"Hmm, pernah dengar sedikit sih, tapi belum terlalu paham. Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"Gapapa, tapi coba bayangkan, ada dunia-dunia lain yang eksis secara bersamaan dengan dunia kita, tapi kita tidak bisa melihat atau merasakan mereka karena berada di dimensi yang berbeda."

Angela terdiam dan mengedarkan pandangannya dengan wajah bingung tercetak jelas. "Tapi... disini hutan."

Dia berjalan perlahan, mencoba mencari tanda-tanda yang mungkin bisa menjelaskan situasi aneh ini. Setiap langkah terasa nyata, tanah yang lembap dan ranting yang patah di bawah kakinya memberi kesan bahwa ini bukan mimpi.

Angela merasakan sensasi asing dari angin yang bertiup, suara gemerisik dedaunan yang seolah-olah berbisik. Semua ini begitu hidup, begitu nyata.

Kemudian, di kejauhan, dia melihat sesuatu yang memancarkan cahaya redup. Cahaya itu datang dari balik pepohonan lebat, seakan-akan memanggilnya untuk mendekat. Tanpa ragu, Angela mengikuti cahaya itu, berharap bisa menemukan jawaban atas misteri yang tengah dihadapinya. Langkah demi langkah, dia melewati semak-semak dan akar-akar pohon yang menjalar di tanah. Cahaya itu semakin jelas, seakan-akan menuntunnya ke suatu tempat.

"Semoga ini hanya mimpi," ujar Angela disela langkahnya.

Saat mendekat, Angela menyadari bahwa cahaya itu berasal dari sebuah portal yang berada diantara dua pilar tinggi. Portal itu berbentuk lingkaran dengan tepi berkilau seperti emas cair. Di dalam lingkaran itu, terlihat pemandangan yang berbeda. Sebuah kota kuno dengan arsitektur megah yang tampak berkilauan di bawah sinar matahari. Angela terpesona, takjub dengan keindahan dan kemegahan pemandangan itu.

"M-menakjubkan..."

Namun, sebelum dia sempat mendekati portal lebih jauh, Angela merasakan getaran aneh di sekitar tubuhnya. Tanah di bawah kakinya mulai bergetar, pohon-pohon di sekitarnya berdesir, dan angin bertiup semakin kencang. Dia merasa tubuhnya ditarik sekali lagi, kali ini ke arah portal. Kekuatannya begitu besar hingga Angela tidak bisa melawan. Dia terhisap ke dalam portal itu dengan cepat, segalanya berputar dengan kecepatan yang memusingkan.

Saat segalanya menjadi gelap, Angela hanya bisa merasakan kekuatan besar yang menyeretnya masuk. Dia menutup matanya erat-erat, merasakan seluruh tubuhnya terombang-ambing di antara dimensi. Segala sesuatu terasa berputar, seperti terjebak dalam pusaran yang tak berujung.

Kemudian, tiba-tiba, dia merasakan pijakan di bawah kakinya. Angela membuka matanya perlahan, dan sekali lagi dia dikejutkan oleh pemandangan yang dilihatnya. Kini dia berdiri di tengah kota kuno yang tadi dilihatnya melalui portal. Jalanan batu yang bersih, bangunan megah dengan pilar-pilar besar, dan patung-patung yang menghiasi setiap sudut jalan tampak begitu hidup di bawah sinar matahari yang terik.

Angela memandang sekeliling dengan perasaan campur aduk antara kagum dan bingung. Semua ini terasa seperti mimpi, namun terlalu nyata untuk diabaikan. Dia berjalan pelan di antara bangunan-bangunan kuno, merasakan keindahan dan kekayaan sejarah yang terpancar dari setiap sudut. Orang-orang dengan pakaian tradisional tampak sibuk beraktivitas, seolah-olah tidak menyadari kehadiran Angela yang tiba-tiba hadir di antara mereka.

Dengan perasaan takjub dan penasaran, Angela melangkah maju, menyadari bahwa dia baru saja memasuki dunia yang berbeda, sebuah dunia yang mungkin telah terhubung dengan cerita di dalam buku misterius itu. Setiap langkahnya mengarahkan dia lebih dalam ke petualangan baru, mencari jawaban atas misteri yang belum terpecahkan. Dia sadar, bahwa kini dia adalah bagian dari cerita yang lebih besar, sebuah kisah yang melintasi batas dimensi dan waktu.

"Ternyata kau disini."

____________________________________

TO BE CONTINUED
____________________________________

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang