Chp. 21 : Angela's Shocking Discovery at the Mansion

396 35 0
                                    

Ketegangan terus meningkat dalam kelompok kecil Raymond, Isabella, dan Angela. Ketika tuduhan tentang keterlibatan Evander mengemuka, konflik emosional antara mereka meledak. Raymond, Isabella, Alaric, dan bahkan Lysa mulai meragukan Evander, mencurigai bahwa dia mungkin terkait dengan serangkaian peristiwa tragis ini. Angela, bagaimanapun, menolak keras gagasan itu. "Evander tidak mungkin melakukan hal seperti ini," katanya dengan marah, membela sahabatnya. "Dia selalu ada untuk kita. Kalian semua salah!"

Malam itu, Angela pergi dari mereka dengan perasaan marah dan bingung. Dia memutuskan untuk mencari tahu sendiri keberadaan Evander, yang belum memberi kabar sejak terakhir kali mereka bertemu. Rasa frustrasi dan kesedihan membekapnya saat dia berjalan melintasi halaman gelap, hatinya dipenuhi oleh berbagai emosi yang campur aduk.

Hari-hari berlalu tanpa kabar dari Evander, dan rasa khawatir Angela semakin menguat. Hingga suatu pagi, desas-desus mengenai kasus pembunuhan baru mulai terdengar di seluruh kerajaan. Kematian seorang bangsawan muda yang tidak bersalah membuat rakyat gempar, dan Angela merasa kepanikan merayapi dirinya. Hanya beberapa minggu sejak kematian tragis Putra Mahkota Halion, dan kini ada pembunuhan lain. Desas-desus ini membawa kembali bayang-bayang keputusasaan dan ketakutan di hati semua orang.

Angela, meskipun perasaannya kacau, merasa terpanggil untuk pergi ke tempat kejadian. "Aku harus melihatnya sendiri," katanya pada Raymond, bersikeras untuk pergi. Namun, Raymond berdiri di depannya, menolak keras. "Tidak, Angela. Ini terlalu berbahaya. Kita harus pergi bersama," katanya tegas, matanya memancarkan kekhawatiran.

Angela menghela napas berat, tetapi akhirnya setuju. Mereka berdua bergegas menuju tempat kejadian, hati mereka dipenuhi oleh ketakutan dan kecemasan. Setibanya di sana, pemandangan mengerikan itu seolah mengembalikan semua kenangan pahit tentang kematian Diana. Tubuh korban tergeletak dengan darah yang membasahi tanah di sekitarnya. Angela merasakan perutnya mual dan kepalanya berputar, memori akan Diana menghantamnya dengan keras.

Raymond melihat keadaan Angela dan mendekatinya dengan khawatir. "Angela, kau harus pergi dari sini. Ini terlalu berat untukmu," katanya lembut, mencoba membimbingnya menjauh.

Namun, Angela menggelengkan kepala dengan keras. "Tidak, Raymond. Aku harus ada di sini. Aku harus mencari bukti. Aku harus melakukannya," suaranya bergetar, tetapi tekadnya kuat. Raymond menghela napas, tahu bahwa tidak ada gunanya membujuk Angela lagi. Ia menyerah dan membiarkannya tinggal, meskipun dengan hati yang berat.

Isabella dan Calsix tiba tak lama kemudian, membawa serta tim kecil untuk membantu mencari bukti di sekitar tempat kejadian. Mereka bekerja dengan cermat, memeriksa setiap sudut dan celah, berharap menemukan petunjuk baru yang bisa mengarahkan mereka pada pelaku. Meskipun mereka mencari dengan teliti, hasilnya tetap nihil. Rasa putus asa semakin menghantui mereka, seolah setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka semakin jauh dari kebenaran.

"Orang misterius itu... mengapa dia tidak muncul kali ini?" gumam Isabella, menatap sekitar dengan curiga. Biasanya, orang itu selalu tampak di setiap kejadian, tetapi kali ini dia menghilang tanpa jejak. Ketidakpastian ini menambah kekhawatiran dan kecurigaan dalam hati mereka.

***

Sementara itu, Angela merasa putus asa. Kegagalan untuk menemukan petunjuk apa pun semakin memperburuk keadaannya. Merasa terjebak dalam situasi yang tampaknya tanpa akhir, ia memutuskan untuk mencari ketenangan di taman belakang mansion. Taman itu biasanya memberikan rasa damai, tetapi hari ini Angela tidak bisa merasa tenang. Ia duduk di bawah pohon besar, mencoba merangkai semua petunjuk yang ia miliki, tetapi pikirannya terasa buntu.

"Mengapa aku tidak bisa memecahkan ini?" bisiknya pada dirinya sendiri, frustrasi memuncak dalam hatinya. Ia merasa tidak cukup cerdas untuk memecahkan misteri ini, dan rasa putus asa mulai menyelimuti pikirannya.

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang