"Yang lebih mengejutkan adalah siapa yang melukisnya," katanya pelan. "Lukisan ini dibuat oleh Putra Mahkota Halion."
Keheningan menyelimuti ruangan itu, mengejutkan mereka semua. Angela merasakan detak jantungnya semakin cepat. "Putra Mahkota Halion?" ulangnya, mencoba mencerna informasi itu. Bagaimana mungkin seorang putra mahkota terlibat dalam simbol yang ditemukan di tempat kejadian?
"Benar," kata Isabella, matanya menatap tajam pada lukisan itu. "Lukisan ini adalah karya Putra Mahkota Halion. Simbol ini jelas ada hubungannya dengan kasus kita. Kita harus menyelidiki lebih dalam tentang hal ini."
Angela merasa kebingungan semakin menumpuk. Apakah putra mahkota terlibat dalam kejadian yang menyebabkan kematian Diana? Bagaimana mungkin seseorang dengan posisi setinggi itu terlibat dalam sesuatu yang begitu gelap dan berbahaya?
Evander menggenggam tangan Angela, memberinya kekuatan dengan sentuhan lembutnya. "Apakah benar Halion? Halion melakukan hal sekeji itu?" Batin Evander berujar tidak percaya.
Halion, sahabat kecilnya. Evander sangat mengenal Halion, oleh karena itu Evander meragukannya. Akan tetapi, ia memilih untuk memendam rasa ragunya.
Angela mengangguk, matanya masih tertuju pada simbol di lukisan itu. "Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang putra mahkota dan keterlibatannya dengan simbol ini. Tapi..." Suaranya merendah, pikirannya kembali pada surat-surat yang ia temukan.
Raymond menyela, "Ini mungkin petunjuk besar. Tapi kita juga harus berhati-hati. Menyentuh pihak kerajaan bisa berisiko tinggi."
Isabella menatap mereka dengan tekad. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Ini mungkin satu-satunya jalan untuk menemukan pelakunya dan mengungkap kebenaran."
Angela menarik napas dalam-dalam. Di tengah segala kebingungan dan ketidakpastian, ia merasa didorong oleh kekuatan baru. "Baiklah, mari kita lanjutkan penyelidikan ini. Kita tidak boleh berhenti sampai kebenaran terungkap."
Mereka menganggukkan kepalanya menyetujui.
***
Setelah menemukan hubungan antara simbol di lukisan dengan Putra Mahkota Halion, Angela, Evander, Raymond, dan Isabella berusaha menyusun strategi untuk penyelidikan lebih lanjut. Meskipun mereka merasa terbebani dengan kemungkinan keterlibatan keluarga kerajaan, mereka tahu ada langkah lain yang harus diambil terlebih dahulu. Di tengah kekalutan itu, sebuah kesempatan baru muncul ketika mereka mendengar desas-desus mengenai kasus korupsi yang melibatkan Marquees Basil.
Isabella yang pertama kali mendengar rumor tersebut. Marquees Basil, seorang bangsawan berpengaruh, telah lama dicurigai melakukan korupsi di tingkat tinggi, menyelewengkan dana untuk pembangunan infrastruktur dan menindas rakyat kecil untuk kepentingan pribadinya. Namun, tidak ada bukti konkret yang cukup untuk mengajukan tuduhan resmi.
Malam itu, di ruang pertemuan rahasia mereka di perpustakaan kota, Isabella menjelaskan penemuannya kepada Angela, Raymond, dan Evander. "Jika kita bisa mengungkap kasus korupsi ini," kata Isabella, "kita tidak hanya akan menyingkirkan musuh besar, tetapi juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan bangsawan lain. Ini bisa menjadi langkah penting dalam rencana kita yang lebih besar."
Raymond mengangguk setuju. "Marquees Basil telah menjadi duri dalam daging bagi banyak orang. Mengungkap korupsinya akan memberikan kita dukungan yang diperlukan untuk melanjutkan penyelidikan terhadap simbol di lukisan itu tanpa hambatan."
Angela dan Evander saling bertukar pandang. Meskipun mereka tahu bahwa menyelidiki Putra Mahkota Halion adalah prioritas, mereka menyadari bahwa memanfaatkan kesempatan ini bisa memberikan mereka pijakan yang lebih kuat. "Baiklah," kata Angela dengan tegas. "Mari kita mulai dengan Marquees Basil. Apa yang kita ketahui sejauh ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Binding Of Worlds (END)
FantasyTentang seorang mahasiswi yang terseret ke dunia asing melalui sebuah buku kuno, di mana ia menemukan misteri besar yang menghubungkan dua dunia berbeda. Dalam petualangannya, Angela harus menghadapi tantangan berbahaya dan menggali kekuatan dalam d...