Chp. 29 : Bridging Time

388 35 0
                                    

Angela berdiri di balkon, pandangannya tertuju pada langit senja yang membentang di hadapannya. Warna-warna oranye dan merah yang menghiasi cakrawala itu biasanya bisa menenangkan hatinya. Namun, keindahan itu seolah kehilangan makna bagi Angela. Ada seseorang yang tak bisa menikmati keindahan ini karena trauma yang mendalam.

"Cinta terkadang membuat seseorang buta," suara lembut yang familiar mengejutkan Angela. Ia menoleh, dan menemukan Artika sudah berdiri di sampingnya.

"Artika?" ujar Angela, bingung dan terkejut.

Artika tersenyum kecil, berdiri dengan anggun di hadapan Angela. "Sebuah novel A Peaceful World. Kau sudah membacanya hingga tamat?" tanyanya sambil menatap Angela dengan mata yang dalam.

"Bagaimana mungkin kau tahu?" Angela merasa heran, tidak mengerti bagaimana Artika bisa mengetahui tentang novel itu.

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu?" jawab Artika penuh arti, "Jika aku sendiri adalah kau."

"Maksudmu?" Angela semakin bingung, matanya membelalak tak percaya.

"Aku adalah kau, Angela. Kita orang yang sama," jelas Artika dengan tenang.

Angela terpana, hatinya bergetar mendengar penjelasan Artika. Artika mulai menjelaskan bahwa dia adalah Angela dari masa depan. Ketika membaca sebuah buku di dalam novel, dia tiba-tiba terseret ke dunia lain melalui sebuah portal yang muncul dari novel itu. Sama halnya dengan yang terjadi pada Angela, hal itu juga dialami oleh Artika.

"Saat itu, aku sudah tahu siapa pelakunya," kata Artika sambil menatap Angela penuh pengertian. "Tapi aku memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa karena aku tidak ingin menghancurkan alur cerita. Biarlah semuanya terjadi sebagaimana mestinya."

Artika melanjutkan ceritanya dengan nada penuh kenangan. Suatu ketika, Artika mulai menyimpan perasaan pada Evander, seorang pria dingin yang entah bagaimana berhasil menjerat hatinya. Artika berpikir hidupnya akan bahagia bersama Evander, tetapi alur novel membawa kejutan yang tak terduga. Putra mahkota Halion telah menjadi korban, membuat Evander terlibat dalam pencarian pelaku kejahatan yang mengancam mereka.

"Kala itu, aku tidak tahu bahwa Evander bersahabat dengan Halion. Ketika mengetahuinya, semuanya sudah terlambat. Evander sudah tiada," suara Artika bergetar penuh kesedihan.

Artika kehilangan akal dan segera membantu Raymond dan Isabella untuk menangkap pelakunya. Artika mengungkapkan siapa pelaku sebenarnya, tetapi alur cerita berubah drastis. Yang seharusnya Alaric dan Lysa ditangkap oleh Raymond, justru Raymond dan Isabella yang berakhir tiada. Detik itu juga, kekuasaan Alaric dan Lysa semakin menguat. Pembunuhan terjadi semakin gila, dan masyarakat kehilangan kepercayaan pada kerajaan. Raja pun turun dari takhta, meninggalkan kerajaan di ambang kehancuran. Semua ini terjadi karena alur cerita yang tidak berjalan sesuai semestinya.

Angela mendengarkan dengan cermat, merasa simpati terhadap apa yang dialami oleh Artika. Artika menjelaskan lebih lanjut bahwa ketika Alaric mengetahui bahwa dia mengetahui rahasia Lysa, Alaric berusaha mati-matian mengejar Artika yang melarikan diri. Artika terpaksa berlari dan meminta kesempatan kedua. Beruntung, sebuah portal muncul di hadapannya, mirip dengan yang pertama kali dia lihat setelah membaca novel aneh itu.

"Saat itu, Alaric mencoba merebut buku dari tanganku. Dia menduga buku itu adalah bukti," jelas Artika, mengingat kejadian itu dengan jelas. "Aku terkejut dan cemas, kami terlibat dalam aksi tarik menarik. Halaman terakhir buku tersobek dan tubuhku terdorong ke dalam portal."

Artika teringat bagaimana portal itu tertutup di belakangnya, meninggalkan Alaric terkejut dan tak berdaya. Ketika kembali ke dunianya, Artika melihat dirinya yang lebih muda dan belum masuk ke dunia novel. Di saat yang sama, secarik kertas muncul di hadapannya dengan pesan, "Selamatkan kembali dunia itu. Jika kau ingin duniamu selamat."

Pesan itulah yang mendorong Artika untuk menyebut dirinya sebagai Artika di hadapan Angela dari masa lalu. Pada suatu kesempatan, Artika memberikan petunjuk kepada Angela tentang dunia paralel. Artika sendiri yang melemparkan buku itu ke hadapan Angela, dengan harapan Angela bisa memahami petunjuk yang dia tinggalkan.

"Ketika sebuah cahaya muncul, aku segera mendekatinya dan tubuhku masuk ke dunia novel untuk kedua kalinya," Artika menjelaskan dengan penuh emosi. "Di sana, aku yang sudah banyak mengetahui dunia ini, diam-diam memberikan petunjuk kepada mu, Angela. Tanpa memberitahukan pelaku sebenarnya. Aku tahu jika memberitahukannya langsung, dunia akan hancur kembali oleh kejahatan yang lebih besar."

Angela terkejut, mulutnya terbuka lebar, matanya membelalak mendengar penjelasan Artika. "J-JADI, kau adalah aku, dan aku adalah kau?!"

Artika hanya menghela napas dan tersenyum lelah, "Hah... Ingin mengatakan kau bodoh, tapi secara tidak langsung aku juga bodoh. Iya, benar. Tapi, panggil saja aku Artika. Itu akan membuat pembaca tidak bingung." Artika menyentil kening Angela, membuat wanita itu meringis.

Angela merenung, mungkin itulah sebabnya Artika tidak memberitahukan pelaku sebenarnya. Artika menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dan Angela menunduk, merasa bersalah.

"Kau tidak bersalah," kata Artika dengan tegas. "Penulis yang membuat cerita A Peaceful World lah yang bersalah. Mengapa dia tega membuat kehidupan Lysa seperti itu? Aku tidak habis pikir," tambahnya, memandang matahari yang hampir tenggelam.

Angela mengangguk pelan, "Kau benar. Ternyata penulis itu rumit ya."

Artika tersenyum tipis, "Terkadang, kita hanya pion dalam permainan yang lebih besar. Tapi kita bisa memilih bagaimana kita memainkan peran kita."

Artika kemudian menceritakan bagaimana dia selalu datang ke setiap lokasi pembunuhan untuk memberikan petunjuk kepada Angela. "Aku selalu tahu tempat-tempat bersembunyi yang baik. Itu sebabnya aku selalu berhasil kabur. Selain itu, aku dan Vilya bekerja sama. Ketika Vilya menemukan keberadaanku, dia membantu mengalihkan perhatian musuh."

Namun, Artika menyadari kelemahannya ketika persembunyiannya di hutan ditemukan oleh Alaric. "Sialan," gumam Artika ketika melihat Alaric mendekat. "Ini pasti karena si bodoh itu yang memberikan petunjuk kepada Lysa. Dasar bodoh, aku juga bodoh, kenapa aku mengatai diriku sendiri bodoh?!"

Artika melihat Angela bersama Lysa, terkejut dan segera membawa Angela pergi dari Lysa. Ia menduga Lysa memang sudah mengincar Angela dan dirinya.

Pertemuan mereka dengan Evander menambah rasa rindu dan bersalah yang dirasakan Artika. Oleh karena itu, ia ingin segera menyelesaikan semua ini.

Setelah mendengar penjelasan Artika, Angela merenung. Rasa bersalah dan kebingungan masih menyelimuti hatinya, tetapi dia mulai mengerti betapa kompleks dan anehnya situasi ini.

"Kau tidak bersalah," ulang Artika dengan lembut. "Kita hanya perlu memainkan peran kita dengan baik dan berharap bisa membuat perbedaan."

Angela mengangguk, matanya kembali menatap senja yang indah. Meskipun perasaan campur aduk memenuhi hatinya, dia merasakan harapan yang baru. Bersama Artika, mereka akan menghadapi tantangan di dunia paralel dan mencoba memperbaiki apa yang salah, dengan harapan bisa membawa perdamaian kembali ke dunia mereka.

____________________________________

TO BE CONTINUED
____________________________________

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang