Chp. 12 : The Intrigues of Arrakis

588 50 0
                                    

Di ruang tamu yang luas dan mewah, Isabella dan Raymond sedang membahas sesuatu dengan serius. Mereka duduk di sofa berhadap-hadapan, di antara mereka terdapat meja kecil dengan berkas-berkas yang tersebar. Suasana serius tergambar dari raut wajah mereka.

“Kasus pembunuhan ini sungguh misterius,” kata Raymond dengan suara tegang. “Sejauh ini, tidak ada petunjuk yang jelas tentang siapa pelakunya.”

Isabella mengangguk. “Benar. Apa yang kau ketahui tentang korban?”

Raymond merapikan beberapa berkas di depannya. “Korban adalah seorang pedagang yang cukup terkenal di pasar. Tidak ada motif jelas untuk pembunuhan ini. Barang-barangnya tidak dicuri, dan tidak ada tanda-tanda perlawanan.”

Isabella menggigit bibirnya, merenungkan informasi itu. “Apakah ada saksi mata yang melihat sesuatu yang mencurigakan?”

Raymond menggeleng. “Hanya laporan samar tentang seseorang dengan pakaian aneh di sekitar tempat kejadian. Tapi itu tidak cukup untuk diandalkan.”

Isabella menghela napas. “Ini lebih rumit dari yang aku kira. Semoga kita bisa segera menemukan petunjuk yang lebih jelas.”

Raymond mengangguk, tetapi kemudian mengubah topik. “Ah, aku lupa mengatakan ini. Angela hampir diculik kemarin. Untungnya, dia berhasil diselamatkan.”

Isabella terkejut. “Angela? Orang yang bekerja disini? Dia hampir diculik? Syukurlah dia baik-baik saja. Siapa yang menyelamatkannya?”

“Evander,” jawab Raymond, dengan sedikit ketidaknyamanan di suaranya. “Dia kebetulan ada di tempat kejadian.”

Isabella memejamkan mata sejenak, mungkin sedang berdoa untuk keselamatan Angela. “Semoga dia benar-benar baik-baik saja. Saat itu pasti dia ketakutan.”

Sementara itu, di dapur, Madam Berry sedang menyiapkan nampan dengan teh panas dan kudapan. “Angela, bawa ini ke ruang tamu untuk Tuan Raymond dan Nona Isabella,” perintahnya.

Angela, yang merasa enggan, tetap menuruti perintah itu. “Baik, Madam Berry,” jawabnya dengan sopan, lalu membawa nampan itu ke ruang tamu.

Dengan langkah pelan dan hati-hati, Angela masuk ke ruang tamu. Ia meletakkan teh di atas meja dengan sikap sopan. “Teh untuk Anda, Tuan Raymond, Nona Isabella,” ucapnya lembut, menjaga tatapan matanya tetap rendah.

Melihat Angela, Isabella segera meraih tangannya. “Angela, aku dengar kau hampir diculik kemarin. Apakah sekarang kau baik-baik saja?” tanyanya dengan nada khawatir.

Angela terkejut mendengar pertanyaan itu. Bagaimana Isabella bisa tahu? Ia menoleh ke arah Raymond, mencari jawaban dari ekspresi wajahnya. Raymond hanya menjawab dengan senyuman lembut yang menenangkan.

“Saya baik-baik saja, Nona Isabella,” jawab Angela dengan senyum kecil. “Kemarin ada teman saya yang menolong saya.”

Isabella menghela napas lega. “Syukurlah. Tidak ada yang terluka, kan?”

Angela menggeleng. “Tidak, saya baik-baik saja. Teman saya datang tepat waktu.”

Raymond, yang mendengar ini, tampak sedikit senang. “Teman? Jadi yang kemarin itu bukan kekasihmu?” tanyanya, dengan nada yang terdengar sedikit lega.

Namun, sebelum Angela sempat menjawab, seorang pelayan masuk dan memberi tahu bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan Raymond.

“Tuan Raymond, ada tamu yang ingin bertemu Anda.”

Raymond mengangguk. “Bawa dia ke sini,” katanya, dan pelayan itu segera pergi untuk menjemput tamu.

Tak lama kemudian, Evander muncul di pintu ruang tamu, membuat semua orang terkejut, termasuk Angela.

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang