Chp. 07 : Angela's Journey in A Peaceful World

789 49 4
                                    

Sudah lebih dari sebulan Angela berada di mansion megah ini, mengisi hari-harinya dengan tugas sebagai pelayan dan upaya tanpa henti untuk menemukan cara kembali ke dunianya. Namun, malam itu, ketika ia menemukan selembar kertas di perpustakaan, segalanya mulai masuk akal.

"Ingatlah tentang A peaceful world. Segalanya akan menjawab pertanyaan mu."

Ia teringat pada sebuah novel yang pernah ia baca: A Peaceful World. Perlahan tapi pasti, Angela menyadari bahwa dunia di mana ia terjebak ini adalah cerminan dari novel tersebut.

"Mengapa aku baru menyadarinya sekarang?" Angela berbisik pada dirinya sendiri, terkejut dan cemas. Ia terlalu sibuk mencari jalan pulang hingga lupa akan novel yang pernah membuatnya terhanyut dalam alur ceritanya. Nama Raymond dan kerajaan Arrakis memang tidak asing baginya karena mereka adalah bagian dari novel yang telah mempengaruhi emosi Angela saat membacanya. Novel itu berkisah tentang Isabella, seorang putri bangsawan yang memerangi korupsi bersama Raymond, sang tokoh utama pria, di tengah kemunculan serangkaian pembunuhan berantai.

"Tokoh fiksi?" Angela terkejut, mulutnya terbuka lebar saat duduk di salah satu sudut perpustakaan yang sepi. "Apakah semua orang di sini adalah tokoh fiksi?" pikirnya dengan panik. Angela memandang sekeliling ruangan, merasa seolah-olah tembok-tembok perpustakaan tiba-tiba menjadi lebih sempit dan mencekiknya.

Raymond, Diana, dan bahkan lingkungan mansion ini—semuanya begitu nyata, terlalu nyata untuk disebut fiksi. Angela merasa kebingungan. Bagaimana mungkin tokoh-tokoh dalam novel yang pernah ia baca hidup dan berinteraksi dengannya? Angela menggenggam dadanya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdebar-debar.

"T-tidak mungkin..."

***

Setelah menyadari kebenaran ini, Angela berusaha keras untuk tetap tenang. Setiap tengah malam, ia menyelinap keluar dari kamarnya dan mencari lebih banyak petunjuk di dalam mansion. Namun, pencariannya selalu berakhir dengan tangan kosong. Setiap kali ia mencoba keluar dari mansion, rasa takut yang tak terjelaskan membanjiri pikirannya, mencegahnya melangkah lebih jauh.

Pada suatu pagi, saat Angela sedang bersembunyi di balik tirai di luar ruang kerja Raymond, ia mendengar suara-suara dari dalam. Mengintip ke dalam ruangan, ia melihat Raymond berbincang dengan seorang wanita cantik. Angela mengenali wanita itu segera—Isabella, tokoh utama wanita dalam novel. Angela terkejut melihat betapa cantik Isabella dalam kenyataan ini, lebih cantik dari deskripsi di novel. Dan Raymond, dengan senyumnya yang menawan, juga tampak lebih tampan daripada yang bisa digambarkan oleh kata-kata.

"Mereka begitu sempurna," Angela berpikir, merasa semakin tertekan oleh kenyataan bahwa ia terperangkap dalam cerita yang tokoh-tokohnya begitu hidup dan nyata. "Bagaimana aku bisa menjadi bagian dari dunia ini? Apakah aku juga hanya sebuah karakter yang dibuat oleh seseorang?"

"Aishhh dasar terkutuk kau, author!" Kesal Angela menjerit-jerit di dalam hati.

***

Angela merasa semakin putus asa. "Apakah aku harus tetap di mansion ini?" pikirnya. "Jika aku terus berada di sini dan berinteraksi dengan mereka, apakah itu tidak akan mengubah alur cerita?" Ketakutan menghancurkan plot cerita yang ia kenal dari novel semakin menguasai pikirannya. Angela mengagumi Isabella, sang pahlawan wanita yang selalu berjuang demi kebenaran, dan ia tidak ingin merusak perjalanan Isabella maupun Raymond.

Namun, Angela juga tidak bisa memaksa dirinya untuk meninggalkan mansion dan menghadapi dunia luar yang tidak dikenalnya. Bayangan siluman atau monster yang mungkin ada di luar terus menghantui pikirannya. Dunia ini terlalu asing dan mengerikan baginya, dan ia merasa lebih aman berada di dalam mansion yang sudah sedikit akrab meskipun masih penuh dengan misteri.

Akhirnya, Angela memutuskan untuk tetap tinggal di mansion tetapi menghindari berinteraksi dengan para tokoh novel sebanyak mungkin. "Ini satu-satunya cara untuk menjaga agar cerita tetap berjalan sesuai dengan alur yang seharusnya," pikirnya. Angela bertekad untuk menjadi bayangan di mansion ini, melakukan tugasnya sebagai pelayan tanpa menonjolkan diri dan tanpa menarik perhatian dari Raymond atau Isabella.

Hari-hari berlalu dengan Angela menjalankan tugasnya secara hati-hati. Ia memastikan untuk menghindari ruangan-ruangan di mana ia tahu Raymond atau Isabella sering berada. Ia menjadi lebih terampil dalam menyelinap di sekitar mansion tanpa terdeteksi, menyadari setiap sudut dan celah di bangunan besar itu.

"Mungkin aku akan mendapatkan nominasi juara pertama dalam menyelinap!" Ucap Angela dengan bangga.

***

Namun, di suatu sore yang hangat, ketika Angela sedang membersihkan ruang tamu yang jarang digunakan, Raymond muncul tiba-tiba. Angela hampir menjatuhkan alat pembersih yang dipegangnya, merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

"Angela, kau di sini!" Raymond tersenyum, tampaknya senang melihatnya. "Aku sudah mencarimu. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan di perpustakaan."

Angela berusaha menjaga wajahnya tetap tenang. "Maaf, Raymond, aku sedang membersihkan," katanya, mencoba untuk menghindar.

Raymond menggelengkan kepala dengan senyum yang tidak pudar. "Hanya sebentar saja. Aku yakin kau akan menyukainya. Ayo, ikuti aku."

Angela tidak punya pilihan selain mengikutinya. Di perpustakaan, Raymond menunjukkan sebuah buku yang baru ditemukan. "Lihat ini. Buku ini menceritakan tentang sejarah kerajaan Arrakis dengan sangat detail. Aku pikir ini mungkin menarik bagimu."

Angela menerima buku itu dengan tangan gemetar. "Terima kasih, Raymond." Ia merasa tersentuh oleh perhatian Raymond, meskipun ia berusaha keras untuk menjaga jarak darinya.

***

Meski Angela berusaha keras menghindari Raymond, interaksi kecil seperti ini semakin sering terjadi. Raymond selalu tampak tertarik dengan apa yang dipikirkan Angela, sering kali mengajaknya berbicara tentang berbagai topik mulai dari buku hingga masalah kerajaan. Angela, yang awalnya ingin menjaga jarak, mendapati dirinya semakin terikat dengan kehangatan dan kebaikan Raymond.

"Mungkin ada alasan mengapa aku berada di sini," pikirnya. "Mungkin ada sesuatu yang harus aku lakukan di dunia ini sebelum aku bisa pulang."

Dengan pikiran ini, Angela melanjutkan pencariannya dengan tekad baru. Ia bertekad untuk menemukan lebih banyak petunjuk tentang portal yang bisa membawanya pulang, sambil tetap menjaga agar alur cerita dalam novel tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hubungannya dengan Raymond dan Isabella mungkin adalah bagian dari tujuan yang lebih besar yang belum sepenuhnya ia pahami.

Akhirnya, Angela menatap langit malam dari jendela perpustakaan, merasa ada secercah harapan di dalam hatinya. Dunia ini mungkin aneh dan menakutkan, tetapi ia yakin bahwa suatu hari nanti ia akan menemukan jalan pulang. Angela tahu bahwa perjalanannya masih panjang, tetapi dengan setiap langkah, ia semakin dekat untuk menemukan kebenaran dan akhirnya kembali ke dunianya.

"Ya, semoga saja."

Angela berpikir seperti itu. Tanpa tahu, jalan yang akan ia lalui semakin panjang dan berbelit.

____________________________________

TO BE CONTINUED
____________________________________

The Binding Of Worlds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang