Tiga puluh menitan lagi waktu pelajaran terakhir hari ini saat aku merasakan perutku sakit sekali. Aku minta izin kepada guru untuk istirahat sebentar di UKS dan sengaja tidur di sini, ternyata aku datang bulan. Aku merasa sangat lega karena ketakutanku akan hamil anak Jerico tidak terjadi.Setelah beberapa lama sayup-sayup aku mendengar suara seorang pria dan aku merasa teracam oleh kehadirannya.
"Kalian jaga di depan. Jangan biarin ada yang masuk!"
"Oke, bos."
Aku sangat terkejut melihat siapa yang datang.
"Eh, hai, Jenn!" sapanya sambil mendekati kasurku.
Dia adalah ketua geng Omorfos. Dipermukaan, sekumpulan remaja itu terkenal sangat ambis juga menghormati perempuan.
Aku bertanya-tanya, apakah membuat taruhan dengan aku yang menjadi korbannya itu termasuk menghormati wanita? Geng itu hanyalah kedok karena anggotanya, termasuk Jerico, berkelakuan busuk!Aku lompat dari kasur dan berjalan terburu-buru ke arah pria itu juga. Aku harus keluar dari sini.
"Eitss, mau ke mana lo?" Dia memegang tanganku sehingga aku meringis sakit.
"Lepasin, Kak Kevin!" Aku berteriak dan mencoba melepaskan tangannya.
"Enak aja lo mau pergi, gue udah nunggu-nunggu saat ini asal lo tau." Kevin berkata dengan nada kasar. "Ngomong apa lo ke Jerico sampe kita dihajar sama dia, hah?"
"Gue gak ngerti yang lo omongin!" Aku menanggapinya dengan sama galak.
Di wajah Kevin memang ada beberapa memar yang sudah mulai pudar. Kenapa itu jadi berhubungan denganku?
Kevin semakin menunjukan ketidaksukaannya padaku, dia membentak-bentak, "Kata Jerico kita ngomong ke elo bahwa dia cuma mainin lo karena taruhan itu, padahal kita-kita sama sekali nggak ngomong apapun karena taruhan itu gugur sejak gue buat taruhannya. Tapi yang gue gak sangka adalah, ternyata lo tau sejak awal tentang taruhan itu tapi tetep manfaatin Jerico buat seneng-seneng."
Apakah ternyata selama ini Jerico jujur padaku. Lalu kenapa Lucas berkata bahwa Jerico terlibat taruhan untuk menjadikanku pacarnya. Siapa yang harus aku percayai?
"Kenapa lo gak ngomong kalo lo suka duit, Jenn? Gue juga gak miskin-miskin amat buat booking lo. Berapa sih emang tarif lo? Biar gue bayar permenit," kata Kevin dengan tatapan merendahkan.
Kevin bukan sedang merendahkan diri ketika mengatakan dia orang miskin, dia adalah anak dari kepala sekolah Cenderawasih.
"Jaga ya omongan lo, Kak," balasku marah. "Gue emang gak mau terlibat asmara sama siapapun."
"Halah, gak usah sok suci lo, Jenn. Gue udah nembak lo beberapa kali dari lo kelas satu dan tanggepan lo tetep dingin. Tapi respon lo ke Jerico bener-bener bikin gue sakit hati! Gue kira lo itu cewek bener yang emang susah didapetin, nyatanya cuma cewek matre yang tunduk sama anak orang kaya!"
Aku matre hanya agar Jerico ilfil padaku. Akan tetapi, siapa sangka setiap aku menolak ajakan Jerico untuk pergi jalan-jalan setelah pulang sekolah dia akan menghamburkan uangnya hanya karena aku berkata suka uang. Dan karena itu pula aku jadi semakin memoroti kartu atm-nya agar dia berhenti memainkanku.
Namun, jika ternyata itu sama sekali tidak benar maka ....
Aku menggeleng kepala, "Gak ini salah paham."
Dan ternyata ini salah paham yang Jerico maksud saat pertama kali dia melecehkanku. Dia adalah orang yang membuat taruhan itu tidak jadi dilakukan.
"Minggir atau gue bakal teriak!" jeritku, mencoba lari darinya tapi kemudian aku sadar dokter jaga sedang tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tiriku Villain
Teen FictionAda banyak alasan kenapa Jerico melakukan hal hina itu pada Jennie, akan tetapi Jennie tidak pernah sampai pada kesimpulan kalau ternyata Jerico sangat mencintai dirinya. Bahkan perasaan Jerico pada Jennie dimulai sedari mereka kecil. Saat Jerico te...