37.

31 6 0
                                    

Jika cerita ini menarik, vote! 🍪🍫

Aku kembali ke mansion setelah membeli beberapa bungkus mi pedas. Saat aku menyeduhnya di dapur, beberapa pelayan berjaga di belakang tubuhku. Aku mengusirnya, mereka bilang tidak mau karena takut aku terluka.

Apa-apaan mereka itu? Aku adalah ahlinya dalam membuat mi instan. Setelah makananku siap aku membawanya ke kamar, menggunakan lift. Aku ... agak trauma makan di meja makan.

Aku menaruh piring mi-ku di tempat tidur dan mengecek gawaiku. Ternyata ada beberapa panggilan telepon dari Lucas dan satu pesan dari Putri. Aku membukanya.

"Jenn, kenapa gak masuk kelas lagi?"

"Ada apa?"

"Gue mau omongin sesuatu tentang kakak tiri lo. Jerico. Kapan lo mau sekolah?"

Tidak, terimakasih. Aku sudah muak pada kakak tiriku yang seperti serigala licik itu. Lagipula, itu urusan cinta antara Putri dan Jerico, aku tidak peduli.

Hanya saja jika aku menjadi perantara antara Jerico dan Putri, akankah Jerico melepasku? Aku benar-benar pusing. Mengapa hidupku penuh dengan Jerico, Jerico, dan Jerico.

Sudahlah. Aku tidak membalas pesan Putri lagi dan mulai menikmati mi pedas yang kumasak. Selesai makan, aku melihat ke sekeliling kamarku dan mulai merasa bodoh lagi.

Sudah beberapa kali aku mengobrak-abrik kamar ini dan tidak menemukan apapun. Jerico sungguh membodohiku dari awal hingga akhir. Setelah itu aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Sebetulnya, Jerico mau kuliah di mana? Karena tidak pernah peduli, aku jadi tidak tahu karena tak mau bertanya padanya juga. Bila Papah Paris tidak bisa mengalahkan keinginan mamah, maka aku harus ikut dengan Jerico ke luar negeri.

Tapi ke mana?

Ada yang mengetuk pintu kamarku setelah aku melamun begitu lama. Pelayan bilang ada teman sekolahku yang datang bermain. Saat aku turun ke ruang tamu, ternyata mereka adalah Putri dan Celine.

Sejak kapan mereka menjadi temanku?

Aku duduk di sofa single dan tak berkata apapun. Putri dan Celine saling lirik sebelum akhirnya Putri mulai berbicara.

"Gue bolos sekolah demi bisa ketemu lo, Jenn," jelas Putri gugup.

Aku mengerutkan alisku dan tidak merasa bangga sama sekali menjadi alasan bolosnya. Aku adalah pejuang nilai dan tidak mungkin bolos sekolah bila tidak sakit, atau kepentingan lainnya, hanya agar bernilai di mata papah kandungku. Apakah kisah cinta Jerico dan Putri lebih berharga daripada buku paket?

"Tapi mending lo ngomong duluan sama Kak Celine karena gue yang minta tolong ke Kak Celine buat dianterin ke sini," sambung Putri.

Aku semakin terkejut. Celine juga ikut-ikutan bolos. Meski Putri tidak tahu alamat rumah Jerico, benarkah Celine semurah hati itu mengorbankan absennya demi "membantu adik" kelas?

"Lo jangan natap kita kayak gitu," cerca Celine. "Lo juga udah bolos selama dua hari."

Aku membuang muka. Apa sih, kuman!

Celine langsung menyerang ke inti, "Kenapa lo diem aja, Jenn? Anak-anak nuduh gue ngejahatin elo padahal lo sendiri yang nyebur ke kolam. Nama baik gue ancur tau gak?"

"Mental gue ancur gara-gara omongan semua temen lo. Apa lo bela gue saat itu? Adik tiri lo ini," bentakku marah.

Celine tercekat, kemudian berkata, "Gue pikir elo cuma drama."

Aku mencebikkan bibir, "Hidup lo yang drama."

Celine menatapku dengan shock, "Jadi, lo beneran gak bisa berenang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 10 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak Tiriku Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang