Jerico kembali meraup bibirku sampai rasanya tubuhku melemas sebab terlalu capek melawannya. Aku merasa akan tumbang saat tiba-tiba Jerico menyudahi aksi sepihaknya. Aku menatapnya dengan linglung.
Perpustakaan ini rasanya terlalu sepi.
"Sini gue benerin kancing baju lo," dusta Jerico dengan tangan meremas bagian atas seragamku.
Aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan sampai akhirnya ada seseorang yang menarik kerak bajunya, lalu membuat Jerico jatuh tersungkur oleh bogeman keras yang dilayangkan ke wajahnya. Kejadian itu sangat cepat hingga aku tidak bisa bereaksi selama beberapa detik. Jantungku mulai berdebar kencang ketika menyadari sosok yang kini berdiri di depanku adalah Lucas.
Lucas mengamati seragamku yang kusut. "NGAPAIN SAMA DIA?"
Aku mengepalkan tangan erat-erat dan berusaha untuk menghadapi kemarahan Lucas, yang sedikit banyak aku tahu mengapa. Dua hari yang lalu dia baru saja mengatakan cinta padaku dan hari ini dia melihat gadis yang, katanya, dicintainya berduaan dengan pria lain. Namun, aku tidak ingin mengerti dirinya karena apa yang terjadi padaku pada dasarnya karena Lucas.
Mengapa semua orang jadi gila karena cinta sementara cinta mereka itu membuatku semakin merana? Jerico, Celine, Lucas ... dan aku. Mengapa kita selalu fokus ke hal yang hati kita juga tahu tidak akan mungkin kita dapatkan?
Seperti Jerico yang masih menyukai gadis masa kecilnya, cinta Celine yang sudah mengakar kuat di jiwanya untuk Jerico, rahasia Lucas yang sudah mencintaiku secara diam-diam, dan aku yang terjebak dengan kegilaan mereka semua. Apakah ada takdir yang lebih nakal daripada yang kujalani?
"Jennie milik gue Lucas," sahut Jerico yang sudah bangkit kembali dan berdiri di sisiku.
"Jenn," desak Lucas menuntut penjelasanku.
Aku hanya mampu menatap lantai saat berkata dengan sesak, "Aku sama ... dia."
Rupanya ucapanku menjadi sebuah pemantik kemarahan Lucas hingga dia mulai memukul Jerico lagi. Anehnya Jerico sama sekali tidak membalas. Baru tiga pukulan dari Lucas ke wajah Jerico, Zafran datang bersama seorang guru BK.
Zafran beralasan padaku, ketika Jerico dan Lucas disuruh ikut ke ruang BK, bahwa saat itu dia digiring langsung oleh guru BK ke perpustakaan untuk mengerjakan hukumannya membereskan buku-buku. Sungguh kebetulan sekali.
Pada akhirnya, Lucas di-skor selama satu minggu. Hatiku bergetar ketika berpikir bahwa ini semua sudah dikehendaki oleh Jerico ....
Semua orang sepertinya berada di bawah kendali Jerico Amartha dan aku semakin kehilangan ketenanganku sendiri. Aku meremas kain kasa di tangan. Jerico dan aku kini berada di UKS.
Aku terpaksa berada di sini.
"Kenapa muka lo pucet banget? Gue gak bakal makan lo di sini kok," seloroh Jerico ringan.
Aku masih diam saja.
"Kapan lo mau obatin muka gue, heh? Ini semua akibat Lucas, kakak tiri kesayangan lo itu!" rajuk Jerico.
"Lo gak bales mukul dia karena emang pengen dia pergi, kan?" tuduhku akhirnya.
"Tumben pinter. Abis makan apa? Oh, air liur gue, ya?" Jerico tertawa di akhir kalimatnya.
Aku menghela napas, "Gue benci banget sama lo!"
Jerico mengubah tatapannya menjadi tajam, berkata lirih, "Gue tau elo benci ke gue. Tapi kalo kali ini alasannya karena Lucas, dia bakal gue abisin."
Aku tersentak kaget mendengarnya. Jerico turun dari brankar dan mengubah posisi kami, kini aku yang duduk di brankar dan dia berdiri mengurung tubuhku dengan tangan kekarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tiriku Villain
Novela JuvenilAda banyak alasan kenapa Jerico melakukan hal hina itu pada Jennie, akan tetapi Jennie tidak pernah sampai pada kesimpulan kalau ternyata Jerico sangat mencintai dirinya. Bahkan perasaan Jerico pada Jennie dimulai sedari mereka kecil. Saat Jerico te...