Aku melirik ke pintu. Butuh waktu untuk menaiki tangga ke kamar ini jadi pasti sebentar lagi orang-orang akan datang. Akan tetapi, mansion ini juga difasilitasi oleh lift, pasti mereka akan segera datang.Aku mencari-cari apa lagi yang bisa aku lempar untuk menghentikan langkah Jerico ke arahku. Sebelum aku bisa menghancurkan guci di pojok ruangan, Jerico sudah menyergap tubuhku dan membantingku ke tempat tidur. Dia merobek piyamaku dengan beringas hingga aku menjerit kalut, dia hanya menyisakan celana dalamku.
Aku berteriak sekencang mungkin saat Jerico mulai menjamah tubuhku dengan mulut dan tangannya. Aku jijik melihat Jerico begitu menikmati tubuhku. Mengapa lama sekali mamah dan yang lainnya kemari?
Tok, tok, tok!
Akhirnya! Akhirnya ada yang datang mengetuk pintu kamarku. Mengapa harus diketuk bukankah sebaiknya langsung didobrak?
"TOLONG! JERICO MENYAKITIKU! TOLONG!"
Senyap.
Ketukan di pintu itu hilang setelah beberapa lama. Apa yang terjadi?
Jerico merangkak naik ke atas tubuhku, berbisik lembut, "Masih belum ngerti? Kamar ini kedap suara."
Aku tertegun.
"Keknya tadi elo disuruh turun buat nyambut papah gue, Jenn," simpul Jerico.
Kini matanya jelalatan memandangi tubuhku. Kemudian dia tidur menyamping dan memelukku seperti guling. Aku menggigil, hatiku rasanya berubah jadi es balok.
"Liat tanda kepemilikan gue di tubuh lo, sayang, lo bakal jadi cewek paling seksi di party malam ini."
Aku menitikkan air mata. Aku terlalu jauh berpikir bahwa Jerico hanya punya rencana di party Zafran, nyatanya kamar ini saja adalah ranjau untukku. Aku malu pada diriku sendiri. Rencanaku tidak berhasil.
Pantas saja tadi Jerico tertawa geli. Dia pasti memandangku orang paling bodoh sedunia.
Aku bertanya lirih, "Jadi, ini rahasia yang lo maksud?"
Jerico mengeratkan pelukannya, "Haha. Bukan, Jenn. Cari lagi, cari, Jenn rahasia kamar ini."
Aku tidak peduli, "Gue gak tertarik sama rahasia lo."
Jerico menggigit bahuku sampai aku meringis kesakitan tapi akan percuma bila memberontak. Apakah aku betul-betul harus menyerah pada Jerico?
"Gue bakal beri lo waktu sampe tiga bulan buat nemuin rahasia kamar ini. Kalo lo masih gak tau ada apa di kamar ini, gue bakal bawa lo ke luar negeri."
Sekarang hari sabtu di tanggal terakhir pada bulan maret. Tiga bulan ke depan berarti acara kelulusan di SMA Cenderawasih. Jerico pernah cerita akan kuliah di luar negeri tapi untuk apa dia membawaku?
Rasa penasaranku pada kamar ini mulai timbul lagi.
"Apa yang bakal gue dapet kalo tau rahasia itu sebelum tiga bulan?"
"Lo tetep bakal ke luar negeri bareng gue."
"Capek banget ngomong sama lo, sumpah."
"Oke, gue serius, gue bakal ngabulin semua yang lo mau."
"Lo janji?"
"Ya."
"Lo jangan jadi banci ya kalo gue bisa bongkar isi kamar ini sebelum waktu yang lo atur!"
"Nggak, Jenn. Mana mungkin gue jadi banci di saat gue udah ngerasain ada di atas tubuh lo adalah kenikmatan tak terkira."
"Gue benci banget sama lo, Jerico."
![](https://img.wattpad.com/cover/371362042-288-k670390.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tiriku Villain
Fiksi RemajaTAMAT Season 1: Cinta yang penuh manipulasi dan konflik keluarga. Ada banyak alasan kenapa Jerico melakukan hal hina itu pada Jennie, akan tetapi Jennie tidak pernah sampai pada kesimpulan kalau ternyata Jerico sangat mencintai dirinya. Bahkan peras...