Khawatir

242 33 21
                                    

Hari sudah semakin larut malam dan Jihoon sudah tertidur dikamar nya, jika biasanya Jihoon akan menghabiskan malam harinya diluar maka hari ini tidak demikian.
Jihoon telah tertidur usai dari ruang tengah. Mungkin Ia lelah.

Sementara Jihoon telah tidur, para pekerja pun telah berpamitan pada Yoshi untuk pulang karena jam kerja mereka hari ini telah usai.

Seperti biasa, setelah memastikan seluruh pintu dan jendela telah terkunci dan gorden nya pun telah tertutup sempurna maka Yoshi akan langsung mematikan lampu pada beberapa titik rumah nya dilantai bawah terlebih dahulu.

Lampu pada ruang makan, dapur, ruang keluarga, ruang baca dan terakhir adalah lampu ruang tengah yang akan Ia matikan pada lantai bawah.

Click.
Suara yang terdengar begitu Yoshi menekan tombol untuk mematikan lampu pada ruang tengah.

Selesai mematikan lampu, Yoshi justru dikejutkan dengan keberadaan Jeongwoo yang telah berdiri tepat dibelakang tubuhnya.

"Kamchagia!!" Karena reflek dan terkejut pada saat yang bersamaan, Yoshi pun berteriak begitu dirinya menyadari jika ternyata dirinya tidak sendirian disana.

Nafas Yoshi tersengal, tubuhnya gemetar. Jeongwoo telah benar-benar menakuti dirinya. Sementara Yoshi mencoba mengatur kembali ritme nafasnya

"Woo. Kenapa kau disini? Kau menakuti ku?" Yoshi meletakkan tangan di dadanya sendiri. Ia dapat merasakan jika saat ini jantungnya berdetak tak beraturan.

Jeongwoo pun berjalan menghampiri Yoshi, putra bungsu keluarga Park itu pun meraih jemari Yoshi dan menggenggamnya.
"Kau harus ikut aku." Yoshi bingung begitu mendengar ucapan Jeongwoo.

"Tapi mau kemana, Woo?" Jeongwoo kembali memalingkan wajahnya pada Yoshi dan kembali tersenyum.

"Ayo." Jeongwoo kembali mengajak Yoshi pergi ke suatu tempat dan kali ini Yoshi tidak lagi bertanya.

Dengan tangannya berada didalam genggaman sang adik ipar, Yoshi berjalan mengikuti langkah Jeongwoo yang ternyata justru membawanya ke lantai dua.
Langkah kaki Yoshi yang kecil beberapa kali agak kesulitan untuk menyamakan langkah kaki Jeongwoo yang jauh lebih lebar dan cepat.

Langkah kaki Jeongwoo baru terhenti saat mereka tiba di tempat tujuan, yakni kamar Tidur Jeongwoo.

"I-Ini kan kamar mu, Woo? Kenapa kau membawa ku kesini?" Yoshi mulai panik begitu tau jika Jeongwoo malah membawa dirinya ke kamar tidur Jeongwoo.

"Masuklah, Yosh." Jeongwoo telah membuka pintu kamar lalu berniat mengajak Yoshi masuk namun Yoshi menolaknya.

Bagaimana mungkin Yoshi masuk ke dalam kamar tidur Jeongwoo, apalagi malam sudah semakin larut dan ditambah bagaimana jika Jihoon terbangun dari tidur nya lalu melihat dirinya dan Jeongwoo berada didalam satu ruangan tertutup berdua saja.

Ah, tidak. Tidak.
Baru membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya saja sudah sangat membuat Yoshi takut, apalagi jika hal itu benar-benar terjadi.
Tidak, tidak.
Yoshi tidak boleh sampai membuat suaminya marah lagi pada dirinya seperti kejadian sore tadi.

Yoshi menolak ajakan itu namun Jeongwoo memaksanya, bahkan dengan sigap Jeongwoo menggendong tubuh Yoshi ala bridal style, Yoshi pun reflek mengalungkan lengannya pada leher Jeongwoo. Jeongwoo pun membawa tubuh ramping pemuda itu masuk ke dalam kamarnya.

Jeongwoo mendudukkan tubuh Yoshi di pinggir kasur nya.
Ia kembali berjalan menuju pintu kamar nya yang masih terbuka lalu menutupnya, tentu saja semua yang dilakukan Jeongwoo tidak pernah lepas dari pandangan Yoshi.

Walau belum mengetahui sebenarnya apa yang akan dilakukan Jeongwoo padanya namun Yoshi percaya, adik iparnya itu akan menjaganya dan bukannya malah berbuat sesuatu yang akan menghina dirinya.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang