Berbeda?

229 28 24
                                    

Lima bulan kemudian.

"Yoshi! Yosh..." Teriak Jihoon pada Yoshi namun karena Yoshi sedang berada di dapur akhirnya Yoshi tidak bisa mendengar Jihoon memanggil dirinya.

Pagi ini Jihoon hendak berangkat ke kantor namun dia tidak dapat menemukan dimana salah satu dasi favoritnya disimpan.

Dia kemana sih?
Tak ada jawaban dari Yoshi membuat Jihoon sekali lagi meneriakkan nama pemuda tersebut namun tetap tak ada jawaban.

Biasanya ditaruh disini kok sekarang nggak ada sih...?
Yoshi kemana lagi?
Jihoon telah membongkar hampir seisi laci tempat biasa nya dasi kerja miliknya disimpan namun tetap saja Ia tidak bisa menemukan dimana dasi yang dia mau.

Frustasi karena tidak dapat menemukan dimana dasi favoritnya tersebut, Jihoon pun sudah mengambil ancang-ancang untuk berteriak sekali lagi guna memanggil Yoshi.

Namun niatnya itu langsung Ia urungkan saat samar-samar Ia dengar ada suara langkah kaki yang mendekat dari balik pintu.

Dengan wajah putus asa Jihoon menatap ke arah pintu dan berharap jika yang datang adalah orang yang telah Ia panggil sedari tadi.

Ddrrttt.
"Kakak memanggil?" Tanya Yoshi yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Darimana saja kau? Aku sudah memanggil mu sejak tadi namun kau sama sekali tidak menjawab ku." Jihoon langsung melayangkan protes begitu Yoshi datang.

"Aku sedang buat teh tadi di dapur, Kak." Jawab Yoshi.

Dari balik pintu Yoshi kemudian melangkah masuk kedalam kamar Jihoon dengan menggenggam sebuah nampan berisi teh hangat yang baru saja dia buat.

Yoshi hanya diam begitu Ia melihat kekacauan apa yang telah diperbuat oleh Jihoon dengan laci lemarinya.

Koleksi dasi Jihoon yang semula telah tersusun rapi didalam laci kini telah hancur berantakan.
Sebagian besar dasi itu telah jatuh berserakan di lantai, sementara yang lain ada yang terjuntai panjang dari bibir laci dan sisanya bahkan sudah acak-acakan didalam laci.

"Kau harus membantu ku, Yosh." Pinta Jihoon padanya.

Jihoon yang masih saja sibuk mencari dasi favoritnya terus saja mengacak-acak isi laci itu tanpa menghiraukan Yoshi yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakukan Jihoon.

Yoshi pun menghela nafas sejenak lalu Ia pun berjalan menuju meja kecil didepan sofa didalam kamar dan meletakkan nampan berisi teh tersebut ke atas meja.

Setelah meletakkan nampan tersebut, Yoshi kembali berjalan menghampiri Jihoon yang masih terus saja melanjutkan aksinya.

"Ada apa, Kak? Apa sebenarnya yang kau cari?" Tanya Yoshi pada Jihoon.

"Dasi ku." Jawab Jihoon singkat.

Jihoon sibuk mencari, dia bahkan menjawab tanpa melirik sedikitpun ke arah Yoshi.

"Dasimu? Tapi ini semua kan memang dasi mu, Kak." Satu ucapan Yoshi yang berhasil membuat Jihoon mengalihkan perhatiannya pada pemuda tersebut.

"Kau ini." Jihoon kemudian menjeda aktivitasnya dan lalu berjalan menghampiri Yoshi dengan kedua tangannya masing-masing menggenggam sebuah dasi dengan warna dan motif yang berbeda.

" Jihoon kemudian menjeda aktivitasnya dan lalu berjalan menghampiri Yoshi dengan kedua tangannya masing-masing menggenggam sebuah dasi dengan warna dan motif yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang