Maaf

213 34 15
                                    

Sebelumnya.

Usai menyelesaikan kuliahnya di Aussie, Jeongwoo kembali ke Korea dan untuk sementara Ia menetap di hunian milik Jihoon dan Yoshi.

Jika dahulu Jeongwoo tinggal di hunian itu karena Yoshi, sekarang Jeongwoo pergi pun karena alasan yang sama.

Yoshi adalah alasan mengapa Jeongwoo memutuskan untuk pergi meninggalkan hunian itu.
Tidak hanya pergi, Jeongwoo bahkan seolah menghilang dan menjaga jarak diantara dirinya dengan pemuda yang selama ini selalu Ia bela dihadapan kakaknya itu.

Lima bulan yang lalu.

Malam harinya.
Usai kembali setelah menemui temannya, Jeongwoo Justru terlibat pertengkaran dengan Jihoon karena membela Yoshi.

Malam itu Jeongwoo pulang dan samar Ia mendengar jika ada keributan, Jeongwoo lantas mempercepat langkahnya dan saat Ia membuka pintu rumah dia dikejutkan dengan kondisi Yoshi yang sudah sangat berantakan.

Keningnya memar, pipinya memerah bahkan ada darah segar yang mengalir turun dari sudut bibirnya.

Melihat kondisi Yoshi, Jeongwoo pun langsung menahan tangan Jihoon di saat kakaknya ingin kembali melayangkan pukulan pada Yoshi.

Jeongwoo menahan tangan Jihoon lalu balik memukul kakaknya itu dengan sangat keras hingga Jihoon terhuyung ke belakang.

Bughh.
Pukulan Jeongwoo melayang tepat pada rahang sang kakak.

"B*jing*n Loe, Kak." Jeongwoo meraih dan menarik kerah baju Jihoon.

"APA-APAAN INI HAH!!! Bahkan binatang pun masih punya perasaan. Lihat dia kak! Lihat dia!" Jeongwoo menarik Jihoon mendekat pada Yoshi.

Ia kemudian membuat Jihoon melihat apa yang sudah dia perbuat pada pemuda malang itu, namun respon yang berbeda justru ditunjukan Yoshi.

Yoshi yang sudah menangis, meringis menahan sakit justru membela Jihoon.
Dia menggapai salah satu kaki Jeongwoo dan memintanya untuk tidak menyakiti Jihoon.

Walau dirinya sendiri sudah babak belur karena ulah Jihoon, Yoshi masih saja membelanya. Dia bahkan sampai memohon pada Jeongwoo untuk melepaskan jihoon.

Jeongwoo tidak percaya dengan yang baru saja dia dengar, pemuda itu sama sekali tidak mau menuruti keinginan Yoshi.

"Tapi dia harus di beri pelajaran, Yosh." Ucap Jeongwoo, namun Yoshi tetap memintanya untuk melepaskan Jihoon.

"Tapi dia suami aku, Woo. Tolong, Woo. Lepasin kakak, aku mohon." Sembari terisak Yoshi terus saja memegang kaki Jeongwoo sembari memohon.

"Buka mata mu, Yoshi. Dia tidak pernah menghargai mu sebagai suami, dia bahkan selalu saja kasar padamu dan kau? Kau masih saja baik padanya? Kau masih memikirkannya Yosh?" Jeongwoo benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Yoshi.

"Jangan bilang kalau kamu sebenarnya mencintai Kak Jihoon, Yosh?" Sebuah pertanyaan yang kemudian di hadiahkan sebuah bogem mentah oleh Jihoon.

Pukulan Jihoon berhasil membuat Jeongwoo jatuh tersungkur tak jauh dari posisi Yoshi.

Jeongwoo...!
Yoshi yang melihat hal itu hendak menghampiri Jeongwoo namun gerak nya masih lebih lambat dari Jihoon yang telah menindih tubuh dan balik menarik kerah baju adiknya hingga keduanya saling menatap.

Karena terlalu memfokuskan perhatian pada yang dilakukan Yoshi membuat Jeongwoo kehilangan konsentrasi nya pada sosok Jihoon dalam genggamannya.

Begitu melihat konsentrasi adiknya sudah teralih pada Yoshi, Jihoon langsung membebaskan diri dari genggaman Jeongwoo dan balik memukulnya.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang