Ada Apa👀

181 32 32
                                    

Beberapa hari setelah kondisi Jihoon akhirnya pulih, Ia mulai membaik dan kesehatannya mulai kembali seperti sediakala.

Setelah pemeriksaan akhir yang dilakukan pada Jihoon, akhirnya dokter pun mengizinkannya pulang.

Setelah di izinkan pulang, Jihoon telah berjalan terlebih dahulu ke mobil sementara Yoshi masih diruang perawatan yang ditempati Jihoon.

Awalnya Ia yang akan mengangkat dua buah tas, yang satu berisi baju ganti Jihoon sementara yang lain berisi pakaian kotornya. Namun saat dirinya hendak menyentuh kedua tas itu Jeongwoo lebih dahulu menghentikannya.

"Letakkan saja, aku yang akan membawanya." Ucap Jeongwoo padanya.

Pemuda itu dengan sigap langsung mengangkat kedua tas itu bersamaan. Ia kemudian meminta Yoshi untuk berjalan terlebih dahulu didepannya.

Di saat yang bersamaan, Jihoon seharusnya telah menunggu didalam mobil mendadak berjalan kembali menuju ruang tempatnya dirawat ketika menyadari jika ponselnya tidak ada bersamanya.

Ponsel ku?
Ah, si*l! Pasti aku meninggalkannya di dalam laci, ciih.
Rasanya Jihoon ingin sekali mengumpati kepandaiannya kali ini.

Gara-gara ulahnya sendiri sekarang dia harus berjalan kembali menuju ruang perawatannya. Dia tidak bisa meminta Jeongwoo untuk mengambilkan ponselnya karena dia tidak hafal nomor telepon adiknya, sementara Yoshi?

Bisa saja Jihoon menelpon Yoshi dengan menggunakan ponsel supir pribadinya tapi Ia enggan untuk meminta bantuan pemuda asing yang telah dinikahinya itu.

Jihoon lebih baik harus kembali berjalan menuju ruang perawatannya walaupun jaraknya cukup jauh daripada harus meminta bantuan suaminya untuk mengambilkan ponselnya.

Telah berada didepan bekas ruang perawatan nya langkah Jihoon seketika terhenti.

Dari pintu ruang perawatan yang tidak tertutup itu Jihoon dapat melihat bagaimana interaksi antara Jeongwoo dan Yoshi, mereka terlihat dekat.

Seketika ekspresi Jihoon berubah.
Wajahnya yang semula datar kini berubah menjadi marah, seolah Ia tidak suka dengan pemandangan yang berada didepan muka nya kali ini.

Sementara Jihoon tidak menyukai apa yang dia lihat, Yoshi justru terlihat ragu untuk membiarkan Jeongwoo mengangkat sendiri kedua tas yang berukuran besar tersebut, keraguan itu juga terlihat jelas dari sikapnya yang seolah enggan untuk melanhkah.

Tingkah Yoshi membuat Jeongwoo bertanya padanya ada apa? Yoshi lantas mengatakan pada Jeongwoo jika itu (kedua tas yang di angkat oleh Jeongwoo) pasti berat, Ia pun meminta pada adik iparnya agar memberikan salah satu tas itu untuk dia bawa namun Jeongwoo menolak nya.

"Ini tidak berat, sungguh. Sekarang perhatikan saja langkah mu dan berjalan lah dengan benar, hm." Ujar Jeongwoo sembari tersenyum.

Walau Ia masih yakin jika tas itu terlalu berat, Yoshi pun akhirnya melangkah dengan benar dan tidak lagi menoleh ke belakang.

Ketika Yoshi dan Jeongwoo mulai mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu, keduanya dikejutkan dengan kehadiran Jihoon disana.

Kakak?
Yoshi bergumam pada dirinya sendiri begitu melihat suaminya berdiri diam tanpa sepatah katapun. Sementara Jihoon hanya diam dan menatap keduanya dengan tatapan sinis.

Seperti Yoshi, Jeongwoo pun dibuat terkejut oleh kehadiran kakak nya namun Jeongwoo tidak ingin memperdulikannya.
Dengan tetap menenteng kedua tas tersebut, Jeongwoo berjalan melewati keduanya. Ia lebih memilih beranjak langsung menuju mobil daripada meladeni kakak nya.

Saat Jeongwoo melewati nya, Jihoon otomatis melirik padanya hingga punggung Jeongwoo hilang di kejauhan.
Jihoon kembali mengalihkan pandangannya pada Yoshi yang sedari tadi terus menatap padanya dalam diam.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang