Terpaksa

207 28 25
                                    

Setelah pulang kembali ke rumah kakaknya, Jeongwoo disambut dengan begitu hangat oleh keluarganya.

Siapa yang menyangka, yang dikira akan menginap beberapa hari ternyata berubah hingga jadi empat bulan lebih.

Satu minggu setelah Jeongwoo kembali, sang Ayah pun meminta dirinya bersiap karena sang ayah akan membawanya untuk mulai bekerja di perusahaan keluarga mereka.

Awalnya Jeongwoo menolak dan mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik bekerja di perusahaan keluarga mereka, namun sang Ayah tetap memaksa.

Bukan Tuan Park namanya jika tidak bisa membuat para putranya menuruti yang menjadi keinginannya, beliau mengatakan jika secepatnya dirinya akan pensiun jadi perusahaan itu akan menjadi tanggungjawab anak-anaknya ke depan.

Walau sempat terjadi perdebatan di tengah percakapan, namun akhirnya Jeongwoo pun mengiyakan perkataan sang Ayah dengan sedikit bantuan dari ibunya.

Sekarang disinilah Jeongwoo sebulan belakangan.
Bekerja di satu atap yang sama dengan kedua kakaknya, jujur Jeongwoo sempat khawatir bagaimana jika dirinya tidak bisa memahami tugas yang diberikan atau bahkan Ia justru tidak bisa menyelesaikan tanggungjawab tersebut.

Namun rupanya Ia hanya cemas berlebihan saja.

Merupakan salah satu mahasiswa Manajemen Bisnis dan menjadi lulusan terbaik saat itu membuat Jeongwoo bisa memahami segalanya dengan cepat dan mengerjakan tugas tanggungjawabnya dengan baik hingga membuat kedua kakaknya sangat bangga pada dirinya.

Kembali pada hari dimana Jihoon dan Jimin baru saja selesai meeting dengan Tuan Kanemoto dan salah seorang klien pentingnya.

Pada siang harinya.
Saat matahari mulai semakin tinggi bertahta di langit atas dan udara sekitar mulai semakin hangat hari jadi mulai semakin siang.

Jika biasanya Yoshi akan selalu membawakan makan siang untuknya, kali ini Jihoon ingin makan siang di kantin perusahaan.

Hal itu Jihoon lakukan bukan karena Ia jenuh atau merasa bosan dengan masakan Yoshi, namun Jihoon hanya ingin agar Yoshi bisa menikmati waktu nya juga dan beristirahat.

Lagipula di kantor kan ada kedua saudara dan juga temannya yang bisa menemani Jihoon untuk makan karena kebiasaannya.

Sejenak melirik pada jam ditangannya, Jihoon pun menghentikan aktivitasnya dengan dokumen dan file-file yang berada di atas meja kerjanya itu.

Ia pun merapikan kembali semuanya satu persatu ke tempat lalu kemudian menutup satu persatu file di komputernya.

Jihoon pun beranjak dari tempat duduknya dan sedikit merapikan pakaian nya sebelum Ia mulai berjalan meninggalkan ruang kerjanya itu.

Sebelum keluar Jihoon tidak lupa mematikan lampu ruangannya dan menutup pintunya, Ia juga menghampiri Hyunsuk dan menitip pesan padanya.

"Kalau ada yang datang dan mencari saya, tolong katakan jika saya sedang makan siang diluar ya." Tutur Jihoon.

Hyunsuk pun menganggukkan kepalanya.
"Baik, Pak." Jawab Hyunsuk singkat.

"Terimakasih." Jihoon pun melenggang pergi setelahnya.

Kantin perusahaan berada di lantai satu atau berada di sekitar area lobby perusahaan, jadi Jihoon turun ke bawah sana dengan menggunakan lift.

Baru saja menginjakkan kakinya di area kantin, mata Jihoon langsung tertuju pada seseorang yang tengah melambaikan tangan ke arah nya.

Orang itu adalah salah satu sahabatnya yang juga bekerja di perusahaan ini bersama dengannya, Haruto.

Seminggu belakangan Jihoon baru mengetahui jika Haruto dan adiknya pernah menjalin kasih.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang