Tidak masuk akal

204 28 10
                                    

Malam harinya.
Jihoon telah bersama Yoshi telah tiba di rumah Jimin, dimana Tuan Park dan Keluarga besar nya tinggal.

Sesuai dengan janji yang telah dibuat maka malam ini Tuan Park berserta keluarga besarnya akan bertandang ke hunian milik Tuan Kanemoto untuk makan malam bersama merayakan sukses nya meeting pagi tadi.

Namun sebelum menuju hunian Tuan Kanemoto, Jihoon dan Yoshi terlebih dahulu mengunjungi rumah kakaknya. Rencananya mereka akan berangkat bersama dari rumah Jimin.

Begitu sudah berada didepan pintu, Jihoon lalu mengetuk pintu. Beberapa kali ketukan itu lakukan sebelum Ia menyadari jika Yoshi berada beberapa langkah dibelakangnya.

Jika saja Jihoon tidak menoleh kebelakang maka Ia tidak akan menyadari jika Yoshi seolah tengah membuat jarak dengannya.

Entah Yoshi tengah membuat jarak dengan nya atau enggan mendekati rumah tersebut atau mungkin ada alasan lain hingga dia bersikap demikian namun hal itu sangat membuat Jihoon bingung.

Jihoon memutar balikkan tubuhnya menghadap ke arah Yoshi dan melihat pemuda itu sejenak, Yoshi hanya terdiam menatap Jihoon dari posisinya namun tatapan itu seolah sayu.

Jihoon memandang aneh sikap suaminya itu. Pasalnya sikap Yoshi ini mengingatkan Jihoon akan masa lalunya, masa dimana dia sering menyakiti Yoshi. Masa dimana tatapan mata Yoshi itu selalu penuh kesedihan, tatapan yang nyaris kosong itulah yang dahulu sering dia lihat dari Yoshi.

Khawatir pada yang terjadi pada Yoshi, Jihoon pun melangkah menghampiri pemuda itu dan langsung menarik Yoshi masuk dalam dekapannya.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Jihoon untuk mencoba menenangkan Yoshi, dia hanya memeluk Yoshi dan mencoba membuatnya nyaman. Jihoon ingin Yoshi mengerti jika ada yang membuatnya tidak nyaman atau sedih dan terluka, Jihoon akan selalu ada untuk nya.

Walau mungkin Jihoon bukan tempat teraman Yoshi untuk menceritakan segala hal yang di alaminya namun Jihoon ingin jadi tempat yang nyaman baginya untuk bersandar.

Di sisi lain, Yoshi justru baru tersadar dari lamunannya saat secara tiba-tiba Jihoon memeluk dirinya. Yoshi kaget dan tersentak saat tiba-tiba Jihoon menariknya masuk dalam dekapannya.

"Kakak...? Ada apa?" Tanya Yoshi pada suaminya.

"Kenapa kakak tiba-tiba memeluk ku, ayo lepaskan, Kak. Bagaimana jika ada yang melihat?" Yoshi meminta untuk dilepaskan namun Jihoon enggan mengiyakannya.

"Biar kan saja. Lagipula yang kupeluk adalah suami ku sendiri bukan suami orang lain." Jawab Jihoon dengan entengnya.

Jihoon masih mendekap Yoshi sampai terdengar suara gagang pintu yang terputar dan pintu tersebut pun terbuka barulah Jihoon melepaskan dekapannya dari Yoshi.
Keduanya refleks langsung menoleh ke arah pintu yang ternyata dibuka oleh Jeongwoo.

Jeongwoo yang sudah selesai bersiap-siap langsung meraih kunci mobilnya dan berjalan menuju pintu, Ia bermaksud hendak memanaskan mobilnya sejenak sebelum akan digunakan namun seketika dia menyesali keputusan itu.

Jeongwoo yang sama sekali tidak mengetahui jika Jihoon dan Yoshi akan berada didepan pintu rumahnya dibuat terkejut oleh apa yang baru dilihatnya.

Pasalnya Jeongwoo sama sekali tidak mendengar jika ada yang datang atau sekedar suara ketukan pada pintunya.

Kini niat hati ingin memanaskan mobilnya sejenak justru berakhir dengan hatinya yang sukses dibuat panas oleh adegan peluk-pelukkan kedua orang tersebut didepan matanya.

Jeongwoo langsung membatalkan niatnya tersebut dan tanpa mengatakan apapun Jeongwoo lalu berlalu begitu saja meninggalkan keduanya.

Sikap Jeongwoo sama sekali tidak membuat baik Jihoon maupun Yoshi curiga jika pemuda itu sedang tidak suka, dari sudut pandang mereka Jeongwoo terlihat hanya datang untuk membukakan pintu untuk mereka.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang