Beri Pengertian

205 32 25
                                    

"Yoshi?" Ujar Jeongwoo terkejut mengetahui Yoshi telah bangun, bahkan disaat waktu baru menunjukkan pukul 04:39 pagi.

Tidak hanya sudah bangun, namun Yoshi juga telah berkutat dengan beragam bahan makanan di dapur seorang diri.

Ketika Jeongwoo menyebut namanya Yoshi pun secara otomatis menoleh, Ia melirik sejenak ke arah Jeongwoo sembari menyunggingkan seutas senyum tipis diwajahnya lalu menyapa pemuda tersebut.
"Eh? Woo. Selamat pagi." Setelahnya Yoshi kembali mengalihkan perhatiannya pada masakannya.

"Selamat pagi. Tapi kau sedang apa di dapur sendirian jam segini, Yoshi?" Tanya Jeongwoo.

"Masak. Apa ada yang salah?" Wajah Yoshi saat ini nampak kebingungan dengan pertanyaan Jeongwoo, oleh karena pertanyaan itu Yoshi mulai berfikir jika Ia telah melakukan sesuatu yang salah.

"Masak? Di jam segini? Kamu? Oh astaga yang benar saja." Jeongwoo kemudian melepaskan airpods yang sebelumnya Ia gunakan lalu memasukkan airpods tersebut kedalam saku celananya, bahkan sebuah botol berisi air mineral yang semula berada ditangannya pun Ia tinggalkan begitu saja di atas meja lalu Jeongwoo mulai berjalan menghampiri Yoshi.

"Huh." Helaan nafas Jeongwoo seketika terdengar saat pemuda itu berdiri tepat didepan Yoshi yang terus-menerus memperhatikan dirinya sejak tadi.

Disekelilingnya ada beragam sayur mayur, protein dan karbohidrat yang cukup beragam, bahkan hanya dengan melihat nya saja sudah membuat Jeongwoo kembali menghela nafas panjang.

"Kenapa kau harus berusaha payah untuk memasak seperti ini, hm? Kenapa tidak minta para Maid saja yang melakukannya" Tanya Jeongwoo.

"Tidak kah menurut mu ini terlalu berbahaya bagi mu, Yoshi? Bagaimana jika kau terluka nanti? Siapa yang mau tanggungjawab? Sudah. Sekarang hentikan semua ini dan kau lebih baik istirahat. Ayo." Jeongwoo lantas melepaskan sebuah spatula yang berada ditangan Yoshi dan tidak lupa mematikan kompor yang sebelumnya digunakan Yoshi untuk memasak.

Dengan menggenggam tangan Yoshi, Jeongwoo pun menggandeng pemuda tersebut dan hendak membawanya pergi dari sana namun keinginan itu sempat mendapat penolakan dari Yoshi.

"Tunggu dulu, Woo." Yoshi menghentikan langkah Jeongwoo setelah dia meletakkan tangannya yang lain di atas tangan Jeongwoo yang tengah menggenggam tangan nya.

Ketika Yoshi meletakan tangannya di atas tangan milik Jeongwoo, kini terlihat seperti tangan Jeongwoo lah yang digenggam oleh kedua tangan Yoshi.
Jeongwoo pun lantas melirik sejenak ke arah tangannya sebelum kembali memfokuskan perhatian nya pada pemuda manis dihadapan nya ini.

"Tidak apa-apa, Woo. Lagipula aku sudah terbiasa untuk masak sendiri selama ini, selain lebih bersih juga lebih sehat kan." Yoshi memberi penjelasan pada Jeongwoo dengan nada bicara yang lembut dan tersenyum.

"Apa kau tidak terbiasa sarapan dengan nasi? Kau ingin makan apa? Aku bisa menyiapkannya untuk mu. Aku punya persediaan roti, sereal dan buah. Atau kau ingin makan yang lain? Katakan saja, jika aku tidak bisa menyiapkannya maka akan ku belikan untuk mu, Woo." Ucapan Yoshi yang membuat Jeongwoo jengah.

"Ssssttt." Jeongwoo pun meletakkan tangannya di depan bibir Yoshi agar pemuda itu berhenti bicara.

"Kau ingin tau yang aku ingin kan, Yosh?" Yoshi pun mengangguki perkataan Jeongwoo.

"Baiklah akan aku beritau. Aku ingin kamu, Yoshi." Perkataan Jeongwoo sontak membuat Yoshi terperangah.

Sang anak pertama keluarga Kanemoto itu pun di buat bingung dengan perkataan adik ipar yang baru sehari dikenalnya itu.
"Ma-Maksudnya?" Yoshi tentunya ingin penjelasan.

"Iya, saat ini yang aku inginkan adalah kamu untuk istirahat, Yoshi. Tolonglah. Aku tau kita baru bertemu beberapa jam yang lalu tapi aku perhatikan kau tampak lelah, jadi istirahatlah. Aku mohon." Jelas Jeongwoo.

UNEXPECTED LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang