keadaan semakin keruh dengan ada nya teriakkan dan beberapa kamera menangkap moment tidak di sangka itu terjadi
badan layu Phuwin melemas dan mulai tidak sadarkan diri di pelukkan Pond . karna kaget dan takut para bodyguard berusaha sekuat tenaga menyingkir kan dan terpaksa mengunakan kekerasa karna para reporter juga tidak sengaja atau sengaja menggunakan kekerasan ke Phuwin
" ya tuhan , Phuwin . sadar hey !!" sedaya upaya Pond menahan tubuh ringkih kekasih nya itu agar tidak jatuh . mata itu terpejam rapat dengan dahi yang di lumuri darah . sungguh Pond dendam melihat kejadian di mana kepala Phuwin terpukul microphone salah seorang reporter karna perebutan untuk mendapatkan kejelasan . padahal sudah Pond bilang dia akan memberi kejelasan nanti .
tanpa memedulikan berita tentang mereka akan menjadi semakin hangat , Pond terus mengangkat tubuh layu Phuwin membawa nya secepat mungkin untuk masuk ke dalam mansion karna yang penting sekarang adalah Phuwin yang sudah tidak sadarkan diri itu , bukan kekepoan netizen .
" bertahan lah Phuwin" batin Pond seketika melihat sekilas wajah Phuwin yang tidak sadarkan diri di gendongan nya . dan akhirnya pintu mansion di buka Dunk dengan cepat Pond masuk ke dalam dan pintu terus di tutup rapat semula meninggalkan suasana riuh di luar dengan teriakkan para pisikopat
" ya tuhan !! Phuwin ku kenapa ??!" teriak Natalia memeriksa keadaan Phuwin yang ada di gendongan Pond . " hubungi Jimmy sekarang !" teriak Pond kepada maid nya . dan maid itu segera mengangguk dan mulai menghubungi nya menggunakan telefon mansion itu .
Pond berlari masuk ke kamar nya Phuwin yang berada tidak jauh dari ruang tengah itu dan meletakkan Phuwin di kasur dengan berhati²
" kenapa bisa gini phi ? hiks " tangis Dunk pecah karna takut melihat darah yang mengalir dari dahi Phuwin membasahi hingga pipi nya . Natalia segera mengambil tuala kecil lalu menutup darah yang masih mengalir itu .
Pond mendengus kesal " Phuwin terhenti di kerumunan entah kenapa lalu kepala nya Phuwin gak sengaja di palu microphone salah satu reporter . brengsek !" kesal Pond mengepal tangan nya menahan amarah di hadapan adik² nya
" kasian banget Phuwin " ucap Natalia sayu tetap menekup tuala di sumber luka nya . Dunk memegang sebelah tangan Phuwin berdoa semoga Phuwin gak kenapa² karna melihat wajah Phuwin pucat sedari tadi cukup membuat Dunk takut
setelah 20 minit akhir nya Jimmy tiba dengan jas dokter nya yang kelihatan agak gak terurus
" njir , udah gw ngebut kemari ! mana di luar masih ada rusuhan lagi . kepo amat sih jadi orang !!" omel Jimmy lalu berjalan ke arah kamar yang di tunjukkan maid
" Jimmy " seru Pond . Jimmy masuk ke kamar lalu melihat siapa yang berbaring di kasur . " kenapa ini ?" tanya dr Jimmy lalu meletakkan koper yang di bawa khas ketika merawat pesakit
" pingsan , dahi nya berdarah " terang Pond lalu Natalia menyingkir dari situ membawa handuk kecil yang berdarah itu ke kamar mandi untuk di basuh .
Jimmy mulai menyelak rambut hadapan Phuwin melihat di mana sumber darah itu keluar . " aww , untung aja luka nya gak terlalu besar " Jimmy segera mengeluarkan peralatan nya untuk merawat luka Phuwin . " kenapa kepala nya bisa terluka ??" tanya Jimmy lembut
" microphone para reporter sialan itu " jawap Pond kesal . Jimmy sempat tersenyum mendengar Pond masih sempat kesal karna buah hatinya tersakiti . " lo udah liat berita nya ?" tanya Pond . Jimmy mengangguk " iya udah rada kaget sih karna di awal kedatangan nya di hidup mu keliatan nya lo gak suka dia , kok ini malah jadi pacar " ucap Jimmy sambil membersihkan luka yang ada di kepala Phuwin