Phuwin sudah berada di kamar VVIP yang di pinta Pond untuk dia di pantau beberapa hari ke depan sehingga pacar nya itu kembali pulih seperti biasa
setelah melihat semua para suster dan beberapa petugas keluar dari situ meninggalkan Pond dan Phuwin berdua Pond terus mendekati Phuwin mengelus kepala Phuwin lembut
" istirihat la sayang , tidur lah " ucap Pond lembut . Phuwin hanya diam menatap wajah pacar nya itu sayu sambil mengelus perut nya yang rasa sedikit ganjil di sana .
" Nara " . " ya sayang ??" sahut Pond lembut duduk di kursi samping ranjang rumah sakit tersebut . " maksud Dunk apa ?? " tanya Phuwin .
Pond terdiam mendengar soalan yang sebenarnya di cegah nya itu karna dia belum sedia untuk memberitahu nya . jangan kan Phuwin , bahkan dirinya sendiri hampir tidak kuat mendengar berita yang di sampaikan Jimmy itu
Phuwin mengguncang lembut tangan Pond menyadarkan pria itu dari lamunan sayu nya . " Nara , jawab " ucap Phuwin tidak menyerah .
" Phu sayang kamu belum sepenuhnya sihat mending kamu tidur dulu ya " elak Pond sedaya upaya namun Phuwin menggelengkan kepala nya tidak mahu . " Nara , jangan menyembunyikan sesuatu dari ku " rayu Phuwin sedikit membuat wajah kesal
Pond bergeleng kepala " sudah lah Phuwin , sebaiknya kau tidur dulu nanti-"
" Naraaa ! " kesal Phuwin
" anak kita sudah ga ada Phuwintang ! kamu keguguran ! " teriak Pond mulai emosi karna sebenarnya dirinya ingin melupakan hal menyakitkan itu . dia sudah hampir menjadi ayah namun semua itu hanya mimpi yang tidak kesampaian . pahit bagi nya untuk menerima realita itu dan harus berpura² seakan tidak ada apa² terjadi di hadapan orang lain
Joong yang tidak sengaja melihat situasi tepat di pintu itu dengan Dunk yang juga sedikit kaget melihat Pond frustasi itu hanya mampu mengedipkan mata beberapa kali karna takut .
Joong kembali menarik pintu dengan sebelah tangan nya karna satu tangan lagi menggendong Dunk ala koala . " em , gw- gw anterin Dunk pulang . bye " ucap Joong ragu lalu menutup pintu tersebut .
Phuwin yang mendengar berita itu sungguh kaget . dirinya hamil ? bagaimana bisa , kan dia pria ? apa dia termasuk dalam golongan omega yang selama ini di baca nya di cerita² fiksi ? ya , itu lah yang di rasa Phuwin
tapi dalam masa yang sama dia juga merasa sedih karna kehilangan bayi nya sendiri . yang sudah ada di perut nya selama beberapa hari ini bahkan minggu tanpa di sadari nya ? oh tuhan bahkan dia sendiri sekarang tidak tahu mendeskripsi kan perasaan nya sendiri .
bahkan tanpa di sadari tiba² saja air mata nya bertakung sekarang . Pond yang melihat Phuwin yang termenung tanpa mengedipkan mata nya dengan wajah sayu itu berasa bersalah karna tidak dapat mengontrol emosi nya
" Phuwin sayangg " seru Pond lalu berdiri ingin memeluk Phuwin yang separa berbaring itu . Namun tangan nya pantas di tepis kuat oleh Phuwin tanpa reaksi wajah
" kenapa anak ku bisa mati ?" soalan pertama yang cukup mematikan bagi Pond untuk di jawab . Pond meraup wajah nya sendiri merasa bersalah . Jimmy sudah mewarning diri nya sejak awal agar mengawal emosi namun dalam situasi di desak dia tidak dapat menahan itu .